"Key, kamu di dalam, 'kan?"
Pertanyaan itu hanya dibalas keheningan dari dalam kamar Keyra. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis di dalam akan membalas pertanyaannya.
Merasa terlalu lama menunggu di depan pintu, Bastian lebih memilih untuk langsung masuk ke kamar. Nyatanya, pintu itu tidak terkunci hingga Bastian bernafas lega.
Dirinya mendapati seorang gadis sedang duduk di pembatas balkon dengan earphone dan secangkir teh hangat di hadapannya.
Grepp
Pelukan hangat dari belakang membuat Keyra hampir melayang ke tanah. Untung saja Bastian segera menangkapnya, menyelamatkan nyawanya dari maut.
"Terima kasih."
Hanya itu yang Bastian dapatkan. Pelukan keduanya dilepas oleh Keyra.
Baru selangkah Keyra menjauh, tangannya ditarik untuk kembali mendekat. "Jangan menjauh. Aku tahu kalau aku salah." Bulu tangan Keyra meremang ketika bisikan Bastian menyapu telinganya.
"Aku minta maaf. Aku menyesal, sungguh-sungguh menyesal."
"Memangnya kamu ada salah sama aku?"
Bastian menggeleng kuat. Kedua tangan mereka saling berpegangan, sesekali tangan Bastian mengeluh tangan gadis kesayangannya.
"Lepas."
Masih hening. Bastian tidak memperdulikan apa yang diperintahkan pacarnya. Jujur saja, Keyra rindu dengan pelukan dan genggaman Bastian. Tapi di sisi lain, kekecewaan lebih mendominan di hatinya.
Di saat Bastian meminta penjelasan, seakan-akan dirinya yang bersalah. Di saat Bastian lebih peduli pada Aurel, padahal gadis itu tidak ada luka sama sekali.
"Lepasin aku, Bas." Sekali lagi Keyra berujar sambil menggerak-gerakkan tangannya agar terlepas.
Namun nihil, yang namanya tenaga laki-laki pastinya akan lebih kuat dari tenaga perempuan. Keyra masih terjebak dalam gandengan tangannya bersama Bastian.
"Aku minta maaf sekali lagi, Key. Kemarin aku benar-benar bimbang. Aku gak tahu harus percaya sama siapa, posisi aku kemarin dalam keadaan serba salah."
Keyra tersenyum miris. Jengah terhadap apa yang dikatakan Bastian barusan. Semakin dalam kosakata yang Bastian ucapkan, semakin besar keraguan yang Keyra dapatkan.
"Kamu mau maafin aku, 'kan? Aku gak bisa jauh dari kamu, Sayang. Apalagi kamar kita sebelahan, mana bisa aku menahan hasrat untuk tidak mencium aroma tubuhmu yang sudah menjadi candu bagiku."
Keyra merenung sebentar. Benar juga, dia dan Bastian satu atap. Terlebih kondisi Keyra saat ini hanya menumpang di rumah keluarga Bastian.
Apa wajar jika tamu marah kepada pemilik rumah, tetapi masih tetap diam di rumah itu? Keyra rasa dirinya tak tahu diri. Masih untung saja Bastian dan keluarganya mau menampung dia di sini. Lantas, apa kelanjutan pilihannya? Kenapa jadi Keyra sendiri yang merasa serba salah saat ini?
Terlalu lama berkelana dengan pikirannya, Keyra sudah mendapat keputusan. Remaja perempuan itu mengangguk tanpa ragu sembari tersenyum manis ke arah Bastian.
Keyra sadar, dia tidak boleh egois. Semua manusia memiliki kadar untuk melakukan kesalahan semasa hidupnya. Jika Tuhan mau mengampuni hambanya, mengapa Keyra tidak bisa?
"Jadi, aku udah dimaafin?" Keyra mengangguk dengan senyum yang belum pudar juga dari bibirnya.
Tanpa ragu, Bastian kembali merengkuh gadisnya. Gadis yang sudah dirindukannya selama seharian. Gadis yang dari kemarin hanya berdiam diri di dalam kamar, mencueki dirinya seakan dia tidak ada di hadapan Keyra.
"Terima kasih. Terima kasih karena kamu sudah mau memaafkan aku. Aku berjanji, aku gak akan bikin kamu sakit hati lagi. Aku janji, akan selalu membawa kamu menuju sebuah kehidupan yang bahagia."
"Ini janji kedua kamu selama aku tinggal di sini. Seperti janji yang lalu, aku harap kamu gak akan mengingkari. Aku harap kamu bukan laki-laki pengecut yang bisanya cuma menyakiti dan meninggalkan saja. Aku butuh bahagia, Bas. Aku butuh bahagia bersama orang yang menganggap aku ada. Terutama kamu."
Keduanya kembali saling memeluk, menyalurkan segala rasa rindu.
Di pembatas balkon kamar ini, pada saat senja hampir tiba, dua sejoli yang saling mencintai kembali bersama. Mencoba melupakan luka, menghilangkan lara, dan memberikan warna pada hari yang penuh sukacita.
"Nanti malam mau jalan-jalan, Princess?" Tidak perlu menunggu waktu lama, Keyra langsung mengangguk.
Matanya yang penuh binar kebahagiaan semakin membuat hasrat Bastian untuk mencubiti pipi gembul gadis di pelukannya dengan penuh kegairahan.
"Terima kasih atas kehadiran kamu di hidupku. Aku sangat bersyukur karena Tuhan menakdirkanmu untuk menjadi gadis kesayanganku. Baik sekarang, ataupun nanti."
Keyra menggeleng di dalam rengkuhan Bastian. Pertanda bahwa dia tidak menyetujui apa yang barusan didengarnya. "Harusnya aku yang bersyukur karena bisa ketemu kamu, Papa William, Mama Sinta, Reva, dan Bintang. Kalian itu bagai penyemangat hidup aku. Tanpa kalian, mungkin aku sudah lama mundur dari kehidupanku ini."
"Aku sendirian, Bas. Aku berada di keramaian, tapi aku merasa kesepian. Aku berada di bawah puluhan lampu-lampu yang menyala terang, tapi aku merasa berada di dalam kegelapan. Dikucilkan, dicampakkan, dihina, dicaci, disakiti, semuanya sudah seperti makanan pokok di dalam hidupku dari dulu."
"Kamu tahu apa kebodohan terbesar aku selama ini? Aku masih menyayangi keluargaku yang dulunya selalu menyakiti aku. Aku selalu merindukan keluarga yang nyatanya bukan keluarga kandungku. Aku rindu mereka, tapi rasa sakit aku lebih besar dari kedua rasa itu, Bas."
"Seandainya aku bisa request ke Tuhan, aku mau hidup di tengah-tengah keluarga kamu. Walau kita harus menjadi saudara, tetapi aku bisa merasakan kehangatan, Bas. Tapi, sayangnya Tuhan itu baik. Dia menguji aku melalui keluarga angkatku."
"Aku gak tahu apakah mereka juga rindu sama aku atau tidak. Tapi nyatanya, aku gak bisa menghilangkan rasa rindu dan kecewaku ini secara bersamaan. Aku hidup dalam kemunafikan, Bas. Aku gak bisa konsisten pada satu pilihan saja."
*To be continue*
*
*
Sedang dibuka lapak untuk beruwu-uwu, menjadi seorang motivator, pembagian keluh kesah, dan sebagainya.Hai, part ini aku bikin jadi untuk khusus curhatan aja, ya. Seperti yang ku bilang di part-part sebelumnya, aku merasa ceritanya kurang nyambung.:"
Jujur, aku masih kurang srek sama revisi ini. Makanya aku minta tolong banget, beri penilaian kalian agar aku bisa memberikan hal yang memuaskan untuk kalian.
Don't forget for vote and comment, ya. Terima kasih.
Yang mau follow instagram aku, boleh banget. Cari aja @Euvaniayunita_Tan
Auto difollback, kok.Salam manis
Yunita Hoei SwanRevisi : 11 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...