Setelah sekian lama kau pergi tanpa membawa
hati, dengan seenaknya kini kau kembali membawa wajah tanpa dosamu ituSudah dua mata pelajaran yang terlewatkan oleh Keyra. Gadis itu masih setia terduduk pilu di bawah pohon pinus belakang sekolah.
Baju yang tadinya begitu rapi, kian menjadi begitu lusuh. Air mata mulai mengering membuat jejak di pipi-pipi mulusnya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tubuh rapuh Keyra masih terus bergetar hebat.
"Gue harap lo gak akan pernah menemukan keberadaan gue."
💧💧💧
Beda halnya dengan Keyra yang setia menghindari semua orang yang mengenalnya, Bastian dan kawan-kawan tetap setia mencari keberadaan gadis yang tiba-tiba menghilang tadinya. Semua sudut sekolah sudah ditempuh, namun sosok perempuan yang diincar belum juga menampilkan wajahnya.
"Rev, lo gak tahu lagi di mana tempat Keyra nongkrong kalau di sekolah?" tanya Bastian gusar. Di antara 4 orang itu, dia yang paling gelisah.
Gadisnya menghilang. Tanpa jejak, tanpa alasan.
Reva hanya mampu menggeleng sayu. Tempat di mana dia dan Keyra bersantai juga kosong. Keyra benar-benar seperti menutup rapat-rapat akses dirinya.
"KESYAA." Keenam pasang mata itu langsung mengikuti ke mana arah Bintang berteriak. Kesya, gadis berkuncir satu dengan tubuh ramping bak gitar spanyol tengah berlari kecil ke arah mereka. "Ada apa, Kak Bin? Lho, Kak Resya?"
Bintang dan Bastian mengernyitkan dahinya di saat Kesya menyebut dengan enteng nama si anak baru. Keduanya menyadari anak baru itu belum mengenalkan dirinya, lantas bagaimana adik dari gadis yang mereka cari itu tahu siapa nama laki-laki yang baru mereka kenal ini?
Sedangkan Reva sendiri sudah menepuk jidatnya kencang. Cewek itu merutuki mulut adik sahabatnya yang sepertinya tidak memiliki filter.
"Kamu Kesya.. , kan? Adiknya Keyra?"
"Lo kenal sama Keyra?" Lelaki bernama Resya tadi mengangguk semangat merespon pertanyaan Bastian dan Bintang. "Gue mantan Keyra. Seandainya daritadi gue tahu cewek yang lari tadi itu Keyra, pasti sekarang kita berdua udah bisa kembali."
"JANGAN MIMPI LO, BASTARD."
Pekikan Reva mengalihkan kembali pandangan mereka semua. Reva, gadis itu terus menatap tajam Resya yang terus mengoceh tanpa adanya rasa bersalah sama sekali. "Asal kalian tahu, dia, dia ini alasan Keyra menghilang. Dia hampir melecehkan Keyra dulunya. Keyra sempat depresi, dua bulan dia trauma. Kalian tahu siapa yang ada di sampingnya selama itu? GAK ADA. Keluarganya bahkan gak peduli sama dia."
"Sekarang lo kembali dan dengan mudahnya lo bilang mau balikan sama Keyra? Bangun, gak usah mimpi mulu. Apa lo gak sadar kalau kehadiran lo di sini mungkin bisa menghadirkan kembali trauma Keyra sama lo? Yakin lo laki? Kenapa gue malah ragu, ya?"
Bugh
"Ini buat lo yang udah nyakitin cewek gue di masa lalu."
Bugh
"Ini buat lo yang udah bikin cewek gue ketakutan."
Bugh
"Ini buat lo yang udah bikin cewek gue hilang."
Bugh
"Ini bonus buat lo kalau Keyra belum ditemukan juga."
Pukulan Bastian melemah ketika Kesya tiba-tiba berdiri di antaranya dan Resya. Tidak dapat dipungkiri jika dia lalai sedikit saja, mungkin gadis kesayangan kekasihnya akan berakhir di UKS sekarang. "Kak Bas, udah cukup. Dengan kakak mukulin Kak Resya kayak gini apa bisa bikin Kak Keyra ketemu? Harusnya kita kerja sama buat nyari Kak Keyra, bukan kerja sama buat saling memojokkan seperti ini."
Semuanya bergeming. Dua gadis di antara mereka sibuk memikirkan di mana tempat persembunyian Keyra saat ini, satu laki-laki tengah merutuki kebodohannya di masa lalu, satu laki-laki sedang menahan segala gejolak emosi di dalam batinnya, dan tersisa satu laki-laki yang terus memantau sahabatnya agar tidak kelepasan.
"BELAKANG SEKOLAH," pekik Kesya dan Reva bersamaan. "Kalian belum nyari di belakang sekolah, kan?" Semuanya mengangguk menyetujui pertanyaan Kesya.
Benar saja, mereka menemukan sosok yang mereka cari daritadi. Gadis yang tertunduk dengan surai hitam menjuntai indah.
Bastian tak dapat menolak gejolak aneh di dalam batinnya. Hatinya seperti tertusuk ribuan belati saat matanya mendapati tubuh mungil yang sering dipeluknya kini tengah bergetar hebat. Dia sendiri tidak mengerti seberapa besar rasa takut Keyra saat ini. Yang pasti, tugasnya di sini adalah menghilangkan rasa takut pacarnya dan membuat semua kembali normal.
"Key."
Keyra yang tadinya tertunduk langsung memundurkan tubuhnya jauh-jauh. Tidak peduli lututnya berdarah karena terjerembab, yang penting dia harus merasa aman.
Bastian hanya mampu menatap nanar gadis yang sangat sulit untuk digapainya. Reva dan Kesya sudah berpelukan untuk saling menguatkan melihat keadaan Keyra saat ini.
"Keyra, kamu gak ingat aku?" Tubuh yang tadinya sudah terduduk di bebatuan bangkit kembali. Kepala Keyra menggeleng berkali-kali berharap sosok yang di hadapannya hanyalah sekedar ilusi. "Resya bego," umpat Reva menyadari perubahan mimik Keyra yang semakin kontras.
Di saat tubuh Keyra sudah terpojokkan pada pohon pinus kedua, di saat itu pula Resya menggunakan kesempatan emasnya. Dengan begitu lancang dia memeluk tubuh Keyra yang terus meronta minta dilepaskan. "Hei, ini aku, Sayang. Kamu gak ingat sama aku? Kamu gak ingat sama janji kita dulu?"
"GUE GAK KENAL SAMA MONSTER KAYAK LO. LO JAHAT, GUE GAK KENAL SAMA LO."
"Kak Resya, udah." Pekikan Kesya hanya dianggap angin lalu oleh Resya. Pria itu masih mendekat erat tubuh Keyra yang semakin menggeliat.
Brukk
"KEYRA."
"KAK KEYRA."
Pukulan yang Bastian layangkan pada Resya berhasil membuat pelukan kedua insan itu terlepas. Dengan sigap tangan kekarnya menangkap tubuh ringkih Keyra yang hampir menyentuh tanah akibat pelukannya terlepas.
"Tenang, ya, ini aku. Aku Bastian, bukan monster yang gangguin kamu." Sedikit demi sedikit getaran di tubuh Keyra mulai menghilang. Mata sayunya menelisik bola mata berwarna biru laut yang terasa begitu menenangkan. "Aku takut."
Bastian langsung terbelalak ketika Keyra tiba-tiba menutup matanya. Genggaman tangannya juga melemah menandakan kekasihnya telah kehilangan kesadaran.
"Kalian urus dulu monster itu, gue mau bawa Keyra ke UKS."
*To be continue*
*
*
*
Hai, baca part terbaru dari GA, yuk. Dijamin, semuanya berbeda 98% dari part yang awalnya setelah direvisi.Don't forget for vote and comment ya.
Revisi : 11 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...