Cewek gue itu adalah berlian di hidup gue. Jadi, sekali aja tangan lo menyakiti berlian gue ini, siap-siap tangan lo akan hilang detik itu juga.
Keyra terlonjak saat tangan kirinya ditarik kuat oleh seseorang. Terpaksa, gadis itu harus membalik arah. Dalam hatinya, tiada henti Keyra mengumpat karena tidak menuruti kemauan Bastian yang memintanya untuk menunggu di parkiran.
"Lo ceweknya Bastian?" Keyra bergeming. Matanya masih tertuju pada satu titik, tangannya yang masih dicekal kuat.
Keyra dapat melihat sendiri ada goncangan emosi dalam diri gadis di hadapannya. Terbukti sekali dari mata sipit yang memancarkan sinar merah.
Plakk
Gadis itu menampar pipi kiri Keyra dengan kencang hingga bisa di pastikan pipi kiri Keyra kini sudah memerah. Tak segan Keyra menghempas tangan yang masih mencekalnya. Dia, Aurel, meringis. Tangannya terasa ingin lepas karena hentakan mendadak yang Keyra lakukan.
"Jauhin Bastian karena dia itu pacar gue." Keyra terkekeh mendengarnya. Bukannya luluh, Keyra meneliti seujung tubuh Aurel. Dari atas kepala hingga ujung kaki.
Plakk
Sekali lagi Aurel menampar pipi kiri Keyra hingga membuat emosi Keyra mulai memuncak. "APA-APAAN SIH LO, HAH? DATANG-DATANG NAMPAR GUE, NGAKU-NGAKU PACAR BASTIAN. GUE GAK KENAL SAMA LO DAN LO SEENAK JIDATNYA NAMPAR GUE. Lo kira lo hebat, hm?" Sengaja Keyra memelankan suaranya di akhir kalimat. Seringaiannya muncul kala melihat raut ketakutan mulai muncul dari si gadis iblis itu.
"Lepasin tangan lo dari rambut gue, bitch."
"WOI AUREL, LO NGAPAIN CEWEK GUE?"
Keyra langsung menaikkan telapak tangannya sebelah menandakan agar sang kekasih tidak ikut campur untuk sementara. Rasanya tidak adil jika Aurel menyerangnya sendirian, tapi dia menyerang Aurel berdua.
Plakk
"Itu buat lo yang nampar gue gak jelas kayak tadi."
Plakk
"Itu buat lo yang ngaku-ngaku jadi pacarnya Bastian."
Plakk
"Itu buat lo yang nyaci gue seenak jidat."
Bugh
"Anggap aja itu bonus dari gue karena lo udah bangunin singa betina dari tidur lelapnya."
Setelah menyelesaikan aksinya dengan gadis tak tau diri tadi, Keyra segera melangkahkan kakinya menuju Bastian.
"Are you okay baby?" Senyum terus terpantri di sudut bibir Keyra seolah melukiskan jika dirinya baik-baik saja. "Itu buat obatin pipi kamu yang merah gara-gara tamparan cabe tadi."
Sontak, murid-murid SHS memekik kegirangan menyaksikan secara langsung bagaimana halusnya perlakuan Bastian terhadap Keyra saat mengelus pipinya.
Keyra langsung menutupi wajahnya yang memerah dan menahan malu di depan umum. "Ish, Bastian, malu tahu diliatin anak-anak lain."
Cengiran bodoh khas Bastian berhasil membuat kekesalan Keyra semakin memuncak. Ini yang tidak disukai dirinya dari Bastian, selalu bertindak semaunya.
Tapi, jangan harap rasa kesal Keyra dianggap sebagai ketidaknyamanan Keyra. Gadis itu kesal karena perlakuan lembut kekasihnya harus dilihat orang lain. Keyra sangat tidak menginginkan kisahnya dibagi bersama orang lain, apalagi orang asing.
"Kamu benaran udah gak kenapa-kenapa? Ada yang sakit? Pipi kamu masih sakit? Kita ke UKS, ya. Atau mau ke rumah sakit langsung biar diperiksa tulang pipi kamu retak atau nggak?"
Keyea mencibiri kekasihnya dalam hati. Alay tapi sayang, itu definisi Keyra untuk Bastian untuk saat ini.
"Aku gak akan sakit selama kamu ada bersamaku, Sayang. Aku tahu, pacar kesayangan aku ini gak akan biarkan aku terluka. Iya, 'kan?"
Belum sampai tangan Bastian menuju puncak kepala Keyra, keduanya langsung bergidik ketika suara yang sudah terbiasa didengar murid-murid SHS sebagai pembawa malapetaka bagi mereka. Pelan-pelan mereka memutar tubuh ke arah kiri, menemukan sosok wanita sedikit berisi dengan penggaris kayu di tangan kanannya.
"NGAPAIN KALIAN BERDUA PACARAN DI SINI? BUKANNYA MASUK KELAS, MALAH ASIK BERDUAAN. KALIAN GAK DENGAR BEL? "
Mampus.
To be continue
*
*
*
Bangun tidur ku main hp tidak lupa menulis GA, abis nulis ku langsung update, jangan lupa untuk di votment.Jangan dinyanyiin guys, wkwkwk.
Kesel kan sama si Aurel? Iya? Nih aku sisain lapak buat kalian menghujat ibu lampir kita.
Don't forget for vote and comment, ya. Terima kasih.
Salam manis
Yunita Hoei SwanRevisi : 25 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...