Terima kasih Tuhan karna akhir dari semua penderitaanku selama ini
-KeyraKeyra sudah menceritakan semua yang terjadi kemarin kepada sahabat dan kekasihnya.
Tentu saja mereka bahagia karena pada akhirnya Keyra dapat merasakan kebahagian setelah liku-liku kehidupannya selama ini.
Saat ini mereka sedang ngumpul di salah satu kafe yang terkenal di kalangan remaja seumuran dengan mereka.
"Jadi Key lo tinggal di rumah orang tua lo atau masih di apartemen lo?" Tanya Reva.
"Ya gue tinggal di rumah orang tua gue lah. Awalnya sih gue mau mandiri dengan tinggal di apartemen tapi orang tua gue gak bolehin," ujar Keyra.
"Mungkin karena mereka rindu dengan kakak dan mereka mau menyesali semua perlakuan mereka dulu kak." Timbrung Kesya.
Yang lainnya mengangguk membenarkan ucapan Kesya.
"Ah yaudah sih ngapain bahas yang ginian." Kesal Keyra.
"Jalan-jalan kuy."
"Kamu mau kemana hm?" Tanya Bastian.
"Gak usah jauh-jauh aja, kita ke mall buat refreshing doang kok." Jawab Keyra.
"Kuylah kalo gitu mah lagian gue mau belanja keperluan bulanan gue nih." Ujar Reva dengan semangat.
"Gue juga setuju. Gue mau nyari baju soalnya gue gak ada stok baju di rumah." Sahut Kesya pula.
Pletak
Keyra menoyor kepala Kesya dengan kencang hingga adik mungilnya itu meringis."Baju segitu banyaknya lo bilang gak ada baju?Gue bakar semua baju lo nyaho lo ntar." Kesal Keyra.
Kesya terkekeh menampilkan wajah watadosnya. "Hehehe gue udah bosan kak sama baju itu semua jadi gue pengen beli yang baru."
"Boros aja terus biar gue bilang ke papa sama mama biar kartu kredit lo disita," ancam Keyra.
"Yah jangan dong kak! Ntar kalo gue gak megang kartu gue belanjanya gimana?" Mohon Kesya.
"Bodo amat! Siapa suruh lo boros-boros jadi orang." Ketus Keyra.
"Eh lo berdua kok malah jadi debat kakak adik sih hah? Niat awal kita mau jalan-jalan woi bukan dengerin kalian berdua debat." Kesal Reva karena sudah jengah mendengar perdebatan antara kakak dan adik itu.
"Nih gara-gara Kak Keyra ngelarang-larang gue belanja." Adu Kesya.
"Lo boros anjir." Tukas Keyra.
"BERISIK WOI BERISIK. GUE SUMPEL PAKE TISU MULUT LO BERDUA DIAM LO." Teriak Reva hingga membuat semua perhatian pengunjung kafe yang lainnya menoleh ke meja mereka.
Keyra dan Kesya menutup wajah mereka menggunakan buku menu untuk menyembunyikan wajah mereka karena merasa sangat malu dengan tingkah sahabatnya itu.
"Malu-maluin pe'a." Celetuk Bastian.
"Maaf bukan teman gue." Ujar Resya karena rasa malunya.
"Gue gak kenal ya sama dia jadi jangan ngeliatin gue." Timbrung Bintang pula dan dihadiahi tatapan maut oleh Reva.
"Oh jadi gak kenal ya sama gue?" Tanya Reva dengan nada lembutnya namun terdengar mengerikan oleh mereka berempat.
"Mampus," ejek Keyra, Bastian, Kesya, dan Resya.
"Eh nggak kok aku kenal sama kamu. Jangan marah dong beb kan aku bercanda doang tadinya." Mohon Bintang.
"Alah basi." Ketus Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Teen FictionBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...