Sampai kapanpun gak akan ada yang bisa menggantikan posisi bidadari gue, apalagi modelnya kayak lo itu!!
Tak terasa hubungan Keyra dan Bastian sudah berjalan lima bulan dan selama itu pula mereka tak mengalami masalah apapun di dalam hubungan mereka.
Resya sudah mengikhlaskan Keyra menjalin hubungan bersama Bastian dengan memberikan syarat kepada Bastian.
"Woi!!!" Bastian mendelik tak suka saat suara yang sangat tidak ingin didengarnya masuk ke indra pendengarannya.
Tanpa disahut, Resya sudah mengerti bahwa Bastian memintanya untuk melanjutkan pembicaraan. "Lo beneran serius sama Keyra?"
"Ya iyalah gue serius. Gue gak kayak lo yang ninggalin Keyra di saat dia lagi sayang-sayangnya sama lo."
Jujur sebenarnya emosi Resya sudah naik karena sindiran keras dari Bastian namun dirinya mencoba menahan semua itu. Wajah tanpa dosa yang Bastian pamerkan seolah mengartikan betapa rendahnya harga diri Resya di matanya.
" Gue ikhlasin Keyra untuk lo."
Raut masam Bastian langsung sirna. Senyumnya begitu sumringah mendengar apa yang baru diucapkan mantan pacar Keyra. "Thanks." Bastian berujar sembari menepuk bahu Resya tiga kali.
"Tapi jangan senang dulu lo." Kedua alis Bastian kembali tertaut. "Gue memang udah ikhlas kalo Keyra lebih milih lo dari gue. Tapi, kalo misalnya lo nyakitin Keyra sekali aja, itu tandanya lo ngasi peluang buat gue deketin Keyra lagi."
Setelah itu Resya langsung bergegas meninggalkan Bastian yang masih terdiam di ujung koridor setelah dirinya menepuk kencang bahu Bastian. Pembalasan dendam lebih tepatnya.
Terlalu asik bergandengan tangan membuat dua sejoli itu baru memahami sekitar mereka. Ramai. Suara bising terus bersahut-sahutan menyuarakan sosok murid baru.
Keyra dan Bastian tak ambil pusing dengan semua bisikan tentang anak baru yang katanya cewek cantik itu. Keduanya masih saling menautkan jari sambil melenggang menjauhi kerumunan para biang gosip.
"KAK KEYRA." Keyra mengedarkan pandangannya kemudian jatuh ke anak cewek kelas X yang sedang duduk di meja pertengahan dan anak cewek itu adalah Kesya-adik angkatnya.
Kesya berlari ke arah Keyra dan Bastian yang masih berada di depan pintu kantin dan langsung memeluk Keyra dengan erat.
"Kak, hiks gue kangen banget," adu Kesya.
Jujur Keyra sangat rindu dengan pelukan adiknya ini. Namun apalah daya, rasa sakit hatinya masih menggerogoti hati Keyra saat ini.
"Kak, pulang sama gue, ya. Gue kesepian banget gak ada lo di rumah."
"Kak, gue kangen banget sama lo."
"Pliss, pulang sama gue."
Bastian yang paham pada situasi langsung memeluk erat miliknya. Dapat dirasakannya, Keyra sedang menahan tangis. Sudut mata gadis itu sudah memerah, sayangnya dia terlalu takut untuk menumpahkan semua.
Hingga suara bel membuat kedua remaja itu menghela nafas lega mereka. Beda halnya dengan Kesya yang malah menatap mereka nanar kepergian Bastian dan Keyra yang semakin hilang ditengah siswa-siswi lainnya. Yang salah orang tua gue, tapi kenapa gue juga dapat imbasnya?
💧💧💧
B
astian mengernyit kala mendapati sesosok wanita asing di sebelah Pak Tono. Setelah mengingat apa yang diributkan teman-temannya selama istirahat tadi, laki-laki itu baru sadar bahwa gadis itu adalah murid baru.
Tanpa mau ambil pusing, dia kembali merebahkan kepalanya di lipatan tangan. Baginya, perkenalan murid baru sangatlah membosankan, terlebih lagi perempuan. Cukup Keyra yang menarik perhatiannya, yang lain tidak akan.
"Aurel, kamu bisa duduk di kursi sebelah Joshua. Joshua, angkat tangan kamu."
Aurel-si murid baru, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan terhenti di satu titik, yaitu seorang anak cowok yang nampak sedang tertidur.
Dari bahunya udah keliatan manly banget, apalagi kalau keliatan seluruh wajah. Menarik.
💧💧💧
Bastian membalikkan tubuhnya ketika menyadari ada yang menepuk punggungnya barusan. Gerlingan anehnya menusuk pada gadis yang saling menautkan jari-jarinya sambil menatap dalam-dalam wajah Bastian.
"Hai kenalin nama gue Aurel, kalau nama lo siapa?"
Bastian hanya diam melihat uluran tangan yang barusan disodorkan Aurel di hadapannya tanpa berniat membalas. Merasa uluran tangannya tak diterima, Aurel menarik kembali tangannya. Namun, ia masih tak menyerah untuk mengetahui nama cowok yang ditaksirnya sejak pandangan pertama ini.
Aurel melirik name tag Bastian kemudian mencoba menghapal nama cowok itu.
Bastian Affrani William. Hmm ternyata anak keluarga William.
"Hm Bastian, gue boleh gak nebeng pulang sama lo? Gue barusan dapat SMS kalau sopir gue gak bisa jemput, jadinya gue disuruh pulang sendiri. Tapi, gue belum hafal sama daerah sini."
"Gue juga gak kenal lo jadi jangan SKSD sama gue." Setelah menolak mentah-mentah ajakan di hadapannya, Bastian langsung bergegas begitu saja. Meninggalkan sosok gadis yang sudah mencak-mencak di depan kelas.
"Maaf ya lama soalnya tadi ada hama di depan pintu," ujar Bastian kala melihat Keyra sudah menunggunya di depan pintu kelas XI Mipa 2.
"Hama? Maksudnya?"
"Ada anak baru di kelas aku dan kamu pasti tau kan soalnya udah di gosipin tadi pas istirahat pertama. Nah, anaknya tuh kayak cabe banget tau gak. Yakali sekolah pakai bedak tebel banget, lalu bibirnya itu lho merahnya gak ketulungan." Keyra refleks tertawa mendengar ocehan Bastian yang bernada kesal itu. "Tapi kamu gak kecantol kan sama dia?" tanya Keyra sembari menyugar rambut acak-acakan kekasihnya.
"Gimana aku mau kecantol sama cabe kayak dia kalau udah ada titipan dari bidadari di hadapan aku ini?"
"Mulai deh Mr. Gombal."
Itu siapa? Ceweknya? Kalau iya, gak bakal gue biarin Bastian jadi milik dia. Apapun akan gue lakukan demi mendapatkan hati seorang Bastian.
To be continue
*
*
*Yang benci Aurel angkat kaki eh maksudnya angkat tangan.
Yang benci Aurel langsung komen.Don't forget for vote and comment, ya.
Terima kasih.Salam manis
Yunita Hoei SwanRevisi : 25 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alone (PROSES REVISI)
Ficțiune adolescențiBahagia? Aku ingin mengalaminya Tertawa? Aku ingin merasakannya Keluarga? Aku ingin memilikinya Namun, ku rasa aku tidak beruntung. Semua itu belum hadir, ah mungkin tidak akan ada di hidupku. Hidupku sepertinya penuh kegelapan dan air mata. Hingga...