Sedih napa gw uda nyempetin up chap 31 eh vote nya cuman 2:)
•••
"
Kita teman bahagiaa..."
"Aku milikmu.."
"Kamu milikku"
"Aku kan selalu ada.."
"Hingga di hari tua.."
Alunan musik lagu Teman Bahagia-Jaz sedang terdengar di kedua telinga Nia dan Brian.Mereka terdiam,karena lirik lagu tersebut mungkin mengena kehubungan mereka.
"Lo gak sedih gue tinggal pergi?"sial!pertanyaan itu lolos dari mulut Brian begitu saja.Seharusnya dia jaga image didepan mantan.
Nia menatapnya,"Gue gak akan sedih.Karena gue percaya lo selalu buat gue dan bukan buat yang lain."
Tangan Brian terulur mengacak-acak gemas puncak kepala Nia.Nia yang mendapat itu menjadi blushing.
"Kita udah sampai di Bandara"
Brian menghembuskan nafasnya begitupun dengan Nia.Catat ya!Nia bolos pelajaran demi mantan terindah nya.
"Gue akan merindukan lo,Nia."lirih Brian menggenggam kedua tangan Nia.Mau tak mau,air mata Nia tumpah begitu saja.
"Sssstt...jangan nangis.Gue gak suka liat lo nangis"Brian menarik lembut Nia kedalam pelukannya.
"Gue gak bisa nangis lagi Bri,air mata gue cuman buat lo.Jangan lupain gue ya kalau udah di luar negeri"dengan sempatnya,Nia bercanda diakhir kalimat yang membuat Brian terkekeh.
"Ah masa?tadi lo nangis loh"goda Brian yang membuat Nia menyeka air matanya,namun gagal.Air mata itu terus mengalir deras,Nia mengatup rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan isakan.
"Udah dong,jangan bikin gue kepikiran terus sama lo"bukannya berhenti tapi tangisan Nia semakin keras.
"See u later,princess"
BRIANIA
"Kembaliin pulpen gue Alex begoo!!"seru Aura marah.Dia mengejar-ngejar Alex yang bego itu karena Alex mengambil pulpennya,sebentar lagi bel masuk kelas berbunyi.
"Mulut lo makin liar ya Ra".
Aura menganga tidak terima."Eh!justru elo tuh!kalau gak gara-gara lo!mungkin gue gak akan berkata kasar!"ketusnya.
"Cie Aura berhubungan sama gue!"goda Alex yang membuat Aura membelalakkan matanya.
"Apaansih maksud lo Alex pea?!"ucap Aura gemas dan memijit pelipis nya,sedikit nyeri karena meladeni sikap kekanak-kanakan Alex.
"Maksud gue apa?gue mau hidup semati sama lo Aura"bukannya baper,Aura malah bergidik ngeri dengan ucapan Alex.
"Eh!otak lo tuh dibenerin dulu!mau segala hidup semati sama gue.Ih ogah yang ada gue naik darah!"ketus Aura menatap tajam Alex.
"Jangan naik darah,naik ke pelaminan aja ya kita"goda Alex mengerjapkan matanya lebay.Aura gemas dan menginjak keras kaki laki-laki tersebut yang mengundang suara ringisan dari mulut Alex.
"Gue serius!gak bercanda!"
"Beneran lo mau gue seriusin?enggak ah Ra,masih SMA udah main kawin aja"timpal Alex.
PLETAK!
"Astaga Alex!gue ga habis pikir deh,otak lo dimana sih?!gila lo!"Aura gemas dengan prilaku kekanak-kanakan Alex dan tingkah konyolnya.
"Iya gue gila karena lo Aura"sontak kedua sisi pipi Aura memanas.Suara Alex yang tadinya penuh canda kini terdengar serius,matanya menatap dalam bola mata milik Aura.
"Pipi lo kenapa?sakit?"tanya Alex yang membuat emosi Aura tersulut lagi.
"Gue kira lo kayak di film-film ya Lex.Gue kira lo mau cubit pipi gue yang udah merah.Romantis gitu,eh tau-taunya sok gak tahu!"batin Aura sebal.
"Udah deh!intinya aja apa?apa maksud lo kembali nge deketin gue?!".
Alex tersenyum penuh misterius yang membuat Aura menatapnya tajam."Buruan napa?!"desak Aura.
"Kelahi teros!"
Belum sempat Alex membuka mulutnya,Jody datang dari arah belakang."Rusak suasana aja lo".
~~•~~
Ahay akhirnya double update wkwkw.
Chapter ini pendek sih,ga pendek-pendek banget.Jadi besok tuh mulai konflik,gak ada lagi yang baper-baperan atau lucu-lucuan.
Mungkin ada sih sedikit chapter yg membahas Jody.Tp gw blm kepikiran ampe kesana.Soalnya ini masih banyak yg harus dibahas.
Gw minta maap kalau di chapter selanjutnya ga ada moment seanasyifa,ikshfar atau auralex dan pastinya juga gak ada moment briania.
Kebanyakan sih kayaknya membahas konflik terus cuma membahas keempat sahaabat itu (Nia,Fara,Nasyifa,Aura).
Jagn lupa Voment nya!
With love,
Ifa yang imut and gemeshh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANIA
Teen FictionSaat Brian mulai membalas perasaan Nia, ada rahasia yang terungkap diantara dia dan gadis itu. Terbongkarnya rahasia tersebut membuat Nia sakit hati, lalu memilih untuk memutuskan hubungan mereka.