XIV.
Slowly RevealedSeulgi cukup kaget dengan kemunculan Taehyung ditempat kerjanya. Sebelumnya ia tidak diberitahu jika pria itu akan datang menjemputnya. Senyum kotak Taehyung membuatnya tertawa. "Part time hari ini hanya sampai jam 1 siang bukan?" Tanya Taehyung. "Well, seperti yang kamu lihat." Seulgi memutar badannya sekali, menunjukkan bahwa dirinya sudah tidak memakai atribut cafe dan sudah siap untuk pulang. "Mau pergi bersamaku?"
"Mau kemana?"
"Lihat saja nanti." Taehyung tersenyum simpul.
"Aku tidak mau." Elak Seulgi.
"Karena?"
Taehyung melihat wajah cemberut Seulgi yang menggemaskan. Dia pun mencoba untuk mengontrol diri agar tidak mencubit pipi bakpao itu. "Jelaskan padaku kemana kita akan pergi baru aku akan ikut." Pipi Seulgi mulai memerah ketika Dirinya semakin mendekat. Hal itu membuatnya mengulum senyum.
"Kita akan pergi ke kantorku, Seulgi-ah." Tiba-tiba Seulgi teringat sesuatu. "Aku ingin kamu tahu semuanya." Taehyung melanjutkan, seperti bisa membaca pikiran Seulgi. Pria bermarga Kim itu pun menggenggam tangan Seulgi lalu pergi dari tempat itu.
Mobil Taehyung melambat ketika sudah masuk kedalam lobby kantornya. Jihoon dan dua bawahannya yang lain terlihat berdiri disana.
Sungguh Seulgi begitu heran melihat ada banyak pria berbadan tinggi kekar memakai setelan jas hitam berbaris rapi di depan lobby kantor. Dan lebih herannya lagi, kenapa harus turun dari depan lobby bukannya basement tempat parkir? Setinggi itukah jabatan Taehyung di kantor? Gadis itu mulai menebak.
Ceklek.
Pintu mobil dibuka oleh salah seseorang yang berdiri dekat mobil. "Selamat siang, nona Seulgi." Sapa pria itu lalu membungkukan badan sekilas. "Kau bukannya teman Taehyung? Ji...hoon-ssi?" Tanya Seulgi ragu. Ia takut salah menerka nama karena hanya bertemu dengan Jihoon dua kali dan itu kejadiannya sudah terlampau lama. "Nde. Saya Jihoon, sekertaris tuan Kim."
Deg.
Seulgi menjadi gugup. Bagaimana tidak, semua mata tertuju padanya setelah keluar dari mobil. Dengan pakaian casual-nya yang terkesan sangat biasa dan tidak pantas dibilang setara dengan Taehyung membuatnya minder dan malu. Mulailah ia berpikir bahwa kedatangannya kali ini hanya membuat dirinya malu dan menyedihkan.
***
"Aku pulang." Suara baritonnya keluar dan menggema dalam ruangan. Pelayan yang ada dengan cepat berbaris lalu membungkukkan badan tanda hormat. "Selamat malam tuan muda!" Kata mereka bersamaan dengan datangnya Ibu dari arah berlawanan dengannya. "Sayang, bagaimana keadaan Seulgi? Baik-baik saja kan?" Yang ditanya pun mendegus. "Mama! Anakmu itu Taehyung bukan Seulgi!" Rengek manja Taehyung yang dibuat-buat membuat ibunya terkekeh ringan. "Sejak kapan anakku ini mulai bertingkah manja hmm? Dasar harimau manja, hahaha.."
Semua pelayan yang ada tiba-tiba keluar dari rumah. Taehyung yang melihat mereka dari kejauhan bahwa mereka sedang memberikan hormat kepada seseorang. "Pasti itu Papa."
"Papa pulang! Ah- Taehyung-ah, Welcome home!" Sapa Ayahnya sembari datang lalu memeluknya dengan hangat.
"Kebetulan hari ini kau pulang, nak. Papa ingin memberitahukan sesuatu kepadamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated
Fanfikce[completed] Cerita tentang hubungan yang saling mengikat, hampir tanpa ada kata 'cinta' didalamnya. Kata bukan berarti rasa, tetapi makna dari sebuah kata yang memunculkan 'perasaan'. Berawal dari sebuah aplikasi chatting, nasib mereka menjadi beru...