31. ✔️

862 89 32
                                    





XXXI.
143




Dimalam yang hampir larut itu, pertarungan semakin memanas. Hingga sampailah pada titik dimana Taehyung harus memilih antara mengorbankan diri untuk Seulgi atau bersikeras dengan secepatnya mengganti peluru pistol. Dilihatnya juga yang lain sedang sibuk melumpuhkan dua pria berbadan kekar itu yang ternyata handal untuk menghindari peluru dan juga memberikan balasan dengan senjata yang mereka punya.








Taehyung harus melindungi Seulgi apapun yang terjadi. Dia tahu benar bahwa dirinya telah berjanji pada gadis itu. Bagi Taehyung janji adalah suatu hal yang harus ditepati ketika sudah mengatakannya.









"SEULGI!" Teriak Taehyung kala ia berlari sekuat tenaga menghampiri gadis itu.












DOR!









Taehyung menutup matanya. Dapat dirasakan bahwa tubuhnya tidak tersentuh apa-apa. Ternyata Namjoon yang akhirnya dapat menembak lengan gadis itu hingga pistol terlepas dari genggamannya. Lalu giliran Jungkook mengamankan pistol itu sedangkan intel lain mengamankan tubuhnya.






"T-Taehyung-ah.." Gumam Seulgi pelan sembari Taehyung melepas ikatan Seulgi dari kursi. "Untunglah kamu selamat, sayang." Ucap pria itu lalu memeluk gadisnya. Tubuh Seulgi bergetar hebat dengan wajah yang pucat pasi. "A-aku ta-takut..." Seulgi tergagap. Mental Seulgi sedang dalam keadaan yang tidak baik. "Semuanya sudah aman, Seulgi." ucap Taehyung menenangkan Seulgi. "Hyung!" Panggil Jungkook. Taehyung menatap pria itu penuh tanya tanpa melepas pelukannya. "Seluruh pelaku yang ada sudah diamankan  di tempat kita."









"Cepat pergi dan lakukan interogasi pada mereka. Aku akan mengurus Seulgi dulu."







***






Seulgi membuka matanya perlahan. Objek pertama yang ia lihat adalah jam dinding menunjukkan pukul dua pagi. Terlalu dini untuk bangun dan memulai aktivitas. Ketika badannya ingin digerakkan, rasa sakit seketika menjalar diseluruh tubuhnya. Saat ini yang bisa digerakkan hanyalah jemari dan kepalanya saja. Dia pun kembali berpikir karena ruangan dimana dia berada sekarang begitu asing baginya. Yang Seulgi ingat terakhir kali adalah Taehyung menyelamatkannya dan setelah itu memeluknya.




Seulas senyum tercipta melihat Taehyung yang tertidur dengan kepala bertumpu pada kedua tangan yang ada di samping kasurnya. Dia melihat Taehyung mulai membuka mata disaat ia menyentuh tangan pria itu. "Kau tampak begitu kelelahan, Taehyung-ah. Tidur saja disampingku. Kasur ini terlalu besar untuk ukuran satu orang." ajak Seulgi dengan mata yang tidak terlepas memperhatikan Taehyung. Kasur yang sedang Seulgi gunakan berukuran King Sized dan ia hanya berbaring di bagian samping, jadi tempat tidur itu masih bisa dikatakan luas. Bahkan tiga orang dapat berbaring bersama dikasur itu.





Tanpa babibu pria itu langsung merebahkan tubuhnya disamping Seulgi. "Bolekah aku tidur sambil memegang tanganmu, Seulgi?"





"Pergelangan tanganku masih terasa sakit, Tae."





"Baiklah."












Taehyung menurut dan tidak banyak tingkah membuat Seulgi merasa bersalah sendiri. Ia tahu benar Taehyung sangat kelelahan dan langsung terlelap. Dia merasa tidak enak menolak permintaan kecil Taehyung yang jika dibandingkan dengan pengorbanan dari pria itu padanya sangatlah tidak sebanding. Seulgi pun memutuskan untuk menggenggam tangan Taehyung dan mengelusnya lembut.








TwitterpatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang