26.

505 98 11
                                    






XXVI.
No Longer









Sehabis dari mini market Daniel memilih untuk jalan berputar dan tidak melewati lorong yang biasanya dilewati agar cepat sampai ke rumah. Alasannya yaitu karena Seulgi. Sang kakak yang secara kebetulan menyendiri di malam yang sudah larut. Dirinya hanya ingin memastikan bahwa sang kakak dalam keadaan yang baik dan ingin mengajaknya untuk pulang bersama.






"Kumohon jangan hubungi aku lagi." Itu suara Seulgi. Dengan cepat Daniel mencari kemana arah sumber suara itu dan mendapati Seulgi dengan seorang pria yang berhadapan dengan Seulgi yang otomatis membelakangi Daniel. "Itu pasti Taehyung hyung." gumamnya yang masih diam ditempat.







Jangan hubungi aku, apa maksud Seulgi sebenarnya?





"Kumohon, Taehyung-ah." ulang Seulgi lagi yang semakin membuat Daniel tidak mengerti.





"Apa maksudmu?" akhirnya pertanyaan yang ada diotaknya dilontarkan langsung oleh Taehyung. Dia sudah tidak perduli kalau sekarang sedang menguping kedua sejoli itu. Oke menurutnya ini sudah keterlaluan mencampuri urusan kakaknya tetapi mengingat kembali mental Seulgi yang secara pasti belum bisa ditebak apalagi yang berdiri didepannya adalah Taehyung membuat Daniel masih was-was.









"Aku.." Seulgi menggantungkan perkataannya. Hari sudah semakin malam membuat mata monolid Daniel susah untuk menerka ekspresi Seulgi dari kejauhan. "ingin kau untuk tidak menghubungiku, mencariku, apalagi datang ketempat kerja dan rumahku, Kim Taehyung."















Deg.















Mata Daniel membulat setelah mendengarnya. Bagaimana tidak, itu berarti bahwa Seulgi ingin memutuskan hubungannya dengan Taehyung. Itu yang dipahami oleh Daniel.











"Baiklah, kalau itu memang maumu." balas Taehyung.







Daniel tidak mengerti kali ini. Kenapa Taehyung secepat itu menyerah? Kenapa Taehyung hanya mengiyakan tanpa ada penolakan? Kenapa Taehyung tidak berjuang dengan hubungannya bersama Seulgi?





Seketika itu juga Daniel berdecak kecewa dengan keputusan Taehyung yang tidak memperjuangkan hubungannya dengan noona-nya. Dirinya mengira bahwa Taehyung benar-benar berkomitmen memperjuangkan Seulgi. Tapi melihat bagaimana Taehyung menyerah begitu saja, Daniel sangat kecewa.





"Dasar brengsek." Umpatnya pelan lalu pergi meninggalkan tempat itu.




***



Taehyung dengan rasa lelah yang amat sangat pulang ke rumah dengan badan yang lesu. "Kau sakit, nak?" Tanya sang Ibu khawatir dengan kondisinya saat ini. "Matamu bengkak sayang. Kau habis menangis?" Tanyanya lagi lalu menangkup wajah Taehyung. "Aku lelah, mah. Aku hanya butuh istirahat." Jawab Taehyung pelan. Sang Ibu semakin dibuat khawatir. "Apakah ini menyangkut Seulgi?"




Mendengar pertanyaan itu mata Taehyung langsung terfokus pada mata Ibunya. Lalu dengan pelan dia menggumam "Hmm" sebagai jawaban.





"Dia ingin kamu menjauh?" Taehyung mengulang lagi gumamnya sebagai jawaban. Yena memeluk Taehyung lalu menepuk pundaknya pelan. "Kau merelakannya?" Taehyung menjawab pertanyaan dengan menganggukan kepala yang bisa dirasakan oleh Yena. "Takdir mempertemukan kamu dan dia, Taehyung. Dan kau hanya menyianyiakan itu?"





TwitterpatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang