I.
UnbelieveableKang Seulgi sedang menikmati zona nyamannya kali ini. Seperti sebuah kebiasaan disetiap minggunya, ia selalu menempatkan waktu untuk bermalasan didalam kamarnya. Ini bukan tanpa sebab, karena dia yang notabene mempunyai pekerjaan yang bisa dibilang tidak pasti. Kadang dia bekerja paruh waktu sebagai pelayan disebuah cafe, kadang ia menjadi seorang penyanyi, ada kalanya juga ia menggambar untuk mendapatkan uang. Tetapi ia menikmati semuanya itu karena ia bisa dengan leluasa menentukan kapan untuk mendapat hari bebasnya.
"Noona!" Seru seseorang setelah melabrak masuk kedalam kamar dan membuat sang pemilik kamar terlonjak kaget. "Ya! Kau ini!" Dia tidak mengindahkan kekesalan seulgi dan malah sibuk mengutak atik ponsel. "Kau harus coba aplikasi ini noona!" Katanya lalu menunjukkan layar ponselnya tepat di hadapan seulgi. Seulgi melihatnya dengan bingung. "Ada apa dengan aplikasi itu?"
"Aplikasi untuk mencari pasangan. Sangat cocok untukmu," Jawabnya lalu menampilkan barisan giginya yang membuat seulgi mendecak kesal. Gadis itu merasa tersinggung. "Kau ingin mengejekku kang daniel?" Yang bernama daniel itu pun mengangkat bahu lebarnya. "Kau sudah menjomblo begitu lama, noona-ya. Tidak ada salahnya mencoba aplikasi ini" Jawabnya sembari mengambil ponsel noona-nya itu. "Aku perhatian padamu, noona. Siapa tahu jodohmu memang berasal dari aplikasi ini." Tambahnya lagi lalu mengunduh aplikasi yang dimaksud pada ponsel seulgi.
"Cih pasti hanya aplikasi chatting biasa," seulgi tersenyum miring. Dia melirik singkat kepada daniel hanya untuk melihat nama aplikasi itu lalu tertawa meremehkan. "Ada banyak aplikasi seperti itu, Daniel. Mengapa kau begitu yakin dengan yang satu ini?" Daniel pun tersenyum simpul dan memberikan ponsel itu kepada seulgi sebelum ia menjawab. "Karena aku memiliki firasat bahwa jodohmu memainkan aplikasi ini juga," pria yang berbahu lebar itu pun menepuk pundak sang noona dengan lembut.
"Cih dasar" kesal seulgi sembari menatap layar ponselnya.
"Percayalah padaku, noona." Daniel memberikan senyum penuh arti kepada lawan bicaranya. Seulgi hanya diam, seperti terhipnotis dengan perkataan adiknya. "Kuliahku akan segera dimulai. Aku pamit dulu, noona! Jangan lupa untuk chatting dengan aplikasi itu." Ia hanya membalas perkataan itu dengan sebuah senyum. Setelah daniel pergi seulgi beralih pada ponselnya dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah menjadi penasaran.
"Tidak perlu sign up?" Gumamnya setelah membuka aplikasi itu dan hanya mendapati kotak berwarna merah bertuliskan 'start chatting' yang mana hal itu membuat aplikasinya terkesan mencurigakan. "Mungkinkah ini aplikasi junk yang setelah dibuka akan menerima semua informasi di dalam ponselku?" Kalimat pertanyaan keluar lagi dari mulutnya dan mulai berpikir negatif tentang aplikasi.
Tiba-tiba seulgi memikirkan tentang masa lalunya. Bicara soal jodoh, seulgi adalah tipikal orang yang cuek. Ia tidak memperdulikan dengan hal itu karena pengalamannya selama berpacaran selalu dinilai bosan oleh mantannya. Setelah dinilai seperti itu pun akhirnya ia menjadi malas untuk berpacaran.
"Ah Terserah!" Dia menyentuh kotak berwarna itu dengan asal.
***
Taehyung memainkan jemarinya pada ponsel yang dipegangnya sekarang. Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan beruntungnya ia untuk hari dan jam ini agendanya hanya menandatangani surat-surat. Dan itu memakan waktu yang tidak lama. "Hyung, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang dengan penasaran yang entah kapan sudah berada disampingnya, melihatnya dengan ponselnya secara bergantian. "Sejak kapan kau sudah ada disampingku?"
"Twitter? Hyung sekarang mulai bermain SNS?" tanyanya tanpa mengindahkan pertanyaan taehyung dan jelas membuat pria itu mendengus kesal. "Oh- Twitter..pated? aplikasi baru yang dikeluarkan oleh twitter?" tambahnya lagi membuat taehyung menghentikan aktivitasnya dan menatapnya langsung. "Bisakah kau tidak mencampuri urusanku Park Jihoon?"
"Aku adalah sekertarismu, hyung" jawabnya polos.
"dan kau hanya memiliki hak untuk mencampuri urusan perusahaan, tidak dengan privasiku" kata taehyung sembari menahan kekesalannya dengan sekertaris yang bernama jihoon itu.
"Sudahlah hyung aku akan mempelajari aplikasi itu dan memberitahukannya kepadamu-"
"Kau tidak perlu" sambung taehyung cepat lalu kembali dengan aktivitas sebelumnya. Mempelajari aplikasi yang baru diinstal dalam ponsel flagship miliknya. Dia bingung kenapa hanya muncul kotak berwarna merah yang bertuliskan 'start chatting' ketika ia membuka aplikasi itu. Dilihatnya jam yang ada pada tangannya, satu jam lagi ia akan meeting bersama dengan beberapa karyawan untuk membicarakan proyek baru.
Tanpa ragu ia pun menyentuh kotak merah yang tertera pada layar ponselnya.
'You've entered a new chatroom named: 🤗'
Taehyung membiarkan aplikasi itu berjalan dengan sendirinya, memperhatikan layar ponsel yang sebelumnya hanya menampilkan kotak merah sekarang berganti menjadi chatroom dengan nama sebuah emoji. Sebelum ia mulai mengetik sesuatu pada ponselnya Taehyung pun melirik sekertarisnya dan menyuruhnya untuk keluar. Dia takut terjadi sesuatu yang konyol dan dilihat langsung oleh sekertarisnya.
Ting!
Ponselnya berbunyi notifikasi dan tanpa menunggu lama dibuka olehnya.
Her:
Hai?
Hello?Her? Taehyung pun berpikir sejenak. Dia baru sadar jika ternyata kata 'her' dalam bahasa inggris memiliki arti 'dia' untuk perempuan. Itulah sebabnya nama yang tertera pada chatroom miliknya bertuliskan tiga huruf itu.
You:
Hai. Siapa namamu?Bodoh! Rutuknya pada diri sendiri. Ini terlalu to the point, pikirnya. Biasanya pertanyaan seperti itu yang langsung dilontarkan ketika bertukar pesan dengan orang yang belum dikenal maka kemungkinan besar akan dijawab dengan inisial, atau bahkan bukan berdasarkan fakta.
Her:
Namaku Irene. Kau?______________________________
Twitterpated be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated
Fanfiction[completed] Cerita tentang hubungan yang saling mengikat, hampir tanpa ada kata 'cinta' didalamnya. Kata bukan berarti rasa, tetapi makna dari sebuah kata yang memunculkan 'perasaan'. Berawal dari sebuah aplikasi chatting, nasib mereka menjadi beru...