25.

469 87 26
                                    







XXV.
The Kim



Taehyung merasa gelisah. Bagaimana tidak, apa yang dikatakan oleh Ayahnya itu benar. Jika ingatan Seulgi benar-benar kembali itu berarti Seulgi mengingatnya sebagai seorang yang membunuh ibunya. "Bagaimana ini..." gumamnya sambil berjalan menuju pintu keluar ruangannya lalu berbalik lagi ke meja kerja dan diulanginya berulang kali tanpa ada rasa lelah untuk duduk.






Tok tok tok.





Pintu itu terbuka dan Jungkook masuk kedalam ruangan. "Hyung!" Panggilnya santai lalu berjalan kearahnya. "Maaf aku sedikit lama. Hehehe," Taehyung tidak menggubris. Dia hanya sibuk dengan pikirannya. "Hyung?" Panggilnya lagi karena tidak mendengar suara Taehyung. "Lacak ponsel Seulgi sekarang."



"Tidak bisa, hyung. Ponselnya mati."



"Katanya bisa lacak offline?" Suara Taehyung meninggi, membuat Jungkook sedikit tersentak.



Setelah cukup paham dengan suasana hati Taehyung dia pun berjalan menuju meja kerja Taehyung dan duduk didepan laptop milik Taehyung. "Aku akan mencoba melacaknya menggunakan laptopmu. Sabar." Kata Jungkook serius dan mulai mengutak atik laptop itu.


Jungkook adalah salah satu bodyguard Taehyung yang memiliki banyak talenta. Tidak heran Taehyung memilihnya karena Jungkook memahami sifat Taehyung dan apa yang diinginkan pria itu selalu dipenuhi oleh Jungkook.


"Universitas Kyunghee?" Jungkook menyerngit heran setelah menemukan dimana lokasi ponsel Seulgi. "Kenapa ada di Kampusku?" Entah Jungkook memberikan pertanyaan untuk siapa tetapi yang pasti didalam ruangan itu hanya ada dirinya dan Taehyung.


Taehyung juga baru mengetahui bahwa Jungkook melanjutkan kuliahnya di sana. "Kau mengenal Daniel? Dia adalah salah satu mahasiswa disana dan dia adiknya Seulgi." Tanya Taehyung. "Iya aku tahu dia karena Ayahnya adalah seorang professor disana." Lagi, Taehyung baru mengetahui hal itu.


Tiba-tiba Jihoon datang lalu memberikan beberapa berkas diatas meja. "Jihoon apakah Seulgi sudah kembali bekerja di cafè?" Tanya Taehyung to the point. "Untuk hari ini dia masih cuti, hyung."



"Hyung.." Panggil Jungkook dan dibalas dehaman oleh Taehyung.


"Ponsel Seulgi dibawa oleh Daniel."


"Ha?!" seruan itu refleks keluar dari mulut Taehyung. Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Daniel? Menghilangkan jejak Seulgi?






***






Jungwoo pulang ke rumahnya dengan wajah masam. "Pa, bagaimana?" Ibu Taehyung mengampiri dengan raut wajah cemas. "Untunglah Seulgi sudah sembuh total dari traumanya." Kata Jungwoo dengan nada pelan. "Kemarin aku bersama Taejun pergi ke RS mendengar hasil tes Seulgi." tambahnya lagi lalu memegang pelipisnya. "Aku dan Taejun berbincang cukup lama setelah mendengar hasil itu."


"Apa yang kalian bicarakan?"



"Taejun tidak ingin mencampuri hubungan Taehyung dan Seulgi, Yena-ya." Yena, yang adalah Ibu Taehyung membuang nafas panjang. "Sudah kuduga dia akan mengatakan seperti itu." balas Yena lalu Jungwoo menatap istrinya. "Bagaimana jika Seulgi tidak memilih Taehyung?" tanya Jungwoo dengan rasa cemas. "Rencana yang kita bagun dari awal sebelum Taehyung lahir hanya akan berakhir sia-sia?"


Ya, semuanya telah direncanakan sejak awal pertama kali Jungwoo dan Yena mengetahui bahwa anak yang akan dilahirkan adalah seorang anak laki-laki. Dimana dua bulan sebelum Taehyung lahir dan Seulgi yang masih berumur tiga bulan diberikan kepada Taejun dengan harapan bahwa kelak kedua anak itu menjadi pasangan yang berakhir di pelaminan. Tidak heran jika masa kecil keduanya selalu bersama, bahkan Seulgi dibiasakan tidur dirumah Taehyung dan begitu juga sebaliknya. Semuanya diatur sedemikian rupa agar keduanya tetap bersama.



TwitterpatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang