[completed] Cerita tentang hubungan yang saling mengikat, hampir tanpa ada kata 'cinta' didalamnya. Kata bukan berarti rasa, tetapi makna dari sebuah kata yang memunculkan 'perasaan'.
Berawal dari sebuah aplikasi chatting, nasib mereka menjadi beru...
Taehyung tidak sengaja menyentuh layar ponselnya. Dia berpikir bahwa ia telah keluar dari aplikasi itu, tetapi ia hanya menyentuh tulisan 'refresh'. Dan Juga ia dibuat bingung. Kenapa sang pembuat chatroom tidak langsung bertukar pesan dengannya selama lima menit setelah ia masuk. Dengan asal ia pun yang akhirnya membuka pembicaraan duluan.
Deg.
Dia membaca pesan balasan itu yang membuatnya termenung seketika. Sejak kecil dirinya sering dipanggil tiger oleh kedua orangtuanya. Mengetahui jika ada orang yang menyukai hal kecil yang memiliki sangkut paut dengan dirinya membuat Taehyung tersentuh. Sementara ia mengetikkan sesuatu tiba-tiba ada pesan masuk lagi dari aplikasi itu.
Her: Ayo bertemu!
You: Bagaimana jika sabtu ini?
Her: Baiklah! :D
"Aish gadis ini.." Taehyung terkekeh pelan setelah melihat pesan balasan itu. Ia bahkan belum tahu siapa nama dari gadis itu. Jujur saja dirinya tidak menyangka bahwa si dia ingin mengajaknya untuk bertemu langsung. Juga balasan pesan itu terkesan menggemaskan, dan pada akhirnya membuat dirinya jadi penasaran.
Pun pada akhirnya terbesit pikiran bahwa ada kemungkinan jika dirinya dikerjai. Jadi sebelum ada hal-hal lain datang dan juga beberapa hal yang tidak bisa dibayangkan oleh Taehyung, dia pun memutuskan untuk menelpon dan berbicara langsung. Dalam pikirannya ia meyakini bahwa dengan terhubung langsung lewat suara tidak akan ada pikiran negatif seperti sebelumnya.
"Halo?" Jantungnya tiba-tiba berdetak secara tidak normal.
***
Seulgi pun mengacak rambutnya asal. Bagaimana mungkin dia dengan beraninya mengajak bertemu orang yang belum dikenalinya. Ini semua salah dari Daniel, pikirnya. Pria itu yang mensugesti dirinya untuk melakukannya, dan dirinya dengan bodoh mematuhinya. "Kau gila Kang Seulgi," katanya untuk dirinya sendiri. Merutuki diri karena melakukan hal yang dirasa terlalu berani dan gila.
Jam hampir menunjukkan pukul tiga sore, itu berarti dia harus bersiap untuk bekerja sekaligus bertemu dengan 'pria' yang belum dikenalinya itu. Apa mungkin 'pria' itu bukanlah seorang pria seperti yang sebelumnya dilakukan olehnya waktu pertama kali melakukan chat di aplikasi itu? Dia sadar jika waktu tidak menunggunya dan ia pun langsung bergegas mempersiapkan diri.
Sesampainya pada cafe, seperti biasa ia melakukan rehearsal sebelum bernyanyi dihadapan pelanggan. Latihan singkat bersama band acoustic tidak mengalihkan pikirannya terhadap sosok yang akan ditemuinya nanti. Yang pasti terakhir kali pria itu menelponnya dan mengatakan bahwa ciri-cirinya yaitu berbadan tinggi dan tampan.
Ciri-ciri yang diberitahukan itu masih begitu abu-abu. "Tampan? Bukankah banyak pria tampan di kota ini?"
"Ya, mereka memang banyak Seulgi-ah. Termasuk aku!" Wanita itu pun mendengus kesal mendengar jawaban dari sang gitaris.
Setelah melakukan latihan singkat ia pun akhirnya bernyanyi dipanggung sambil mengedarkan pandangannya di seluruh cafe, berharap menemukan sosok yang akan bertemu dengannya. Perlu diketahui juga bahwa dirinya sedang memakai baju kebanggaan miliknya yang memiliki harga yang mahal dikarenakan baju itu keluaran merek ternama dunia, Gucci.
Ada rasa insecure terhadap dirinya. Dia takut nanti akan bertemu dengan pria kaya dan akan mempermalukannya jika dirinya tidak selevel dengan lawan bicaranya nanti.
Setelah selesai bernyanyi dan ingin keluar dari panggung, seseorang masuk kedalam cafe dengan baju yang hampir sama dengannya. Memiliki gambar yang mirip tetapi warna baju itu berbeda. Sosok itu adalah seorang pria. Dirinya tahu bahwa baju itu juga merupakan seri yang sama dengannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mungkinkah... Seulgi, entah kenapa dia mulai menaruh harap jika pria itu adalah sosok yang dicarinya. Pria itu juga melihatnya dengan ekspresi yang cukup kaget. Keduanya saling pandang cukup lama. Dia pun turun dari panggung dan tak menunggu lama ponselnya berbunyi.
- Him is calling -
Tanpa berpikir lama ia pun langsung mengangkat panggilan masuk itu. "Halo?" Jantungnya berdegup cepat, cukup takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah dia menerima panggilan itu. Kenapa dia menerimanya padahal dia takut? Entahlah. Seulgi tidak mengerti kenapa badannya tidak sinkron dengan pikirannya kali ini.
"Ternyata benar itu kau." Dia mendengar kalimat itu di ponselnya dan di sekitarnya. Dia merasa was-was, tapi karena sudah terlanjur maka ia pun pada akhirnya memberanikan diri untuk mendogak dan mencari arah sumber suara.
"Aku tau itu kau," Ternyata pria itu sudah berdiri dua meter didepannya dengan ponsel yang menempel pada telinganya. Pria yang memakai baju yang mirip dengannya. Pria yang berperawakan tinggi dan diakui oleh Seulgi bahwa dia memiliki wajah yang tampan. Dia melihat pria itu duduk di bangku yang kosong dan Seulgi pun mengikutinya duduk berhadapan dengannya.
"Perkenalkan, Aku Kim Taehyung." Pria bernama Taehyung itu memberikan tangannya untuk bersalaman lalu diikuti oleh Seulgi. "Aku Kang Seulgi. Salam kenal," aura canggung pun mulai terasa. Keduanya terlihat larut dengan pikiran masing-masing. "Umm, kamu ingin pesan apa? Kebetulan Aku bekerja disini dan pelayannya adalah teman dekatku."
"Baiklah, aku ingin matcha latte." Jawab Taehyung lalu memberikan senyum sekilas.
Matcha latte? Seulgi merasa dejavu. Dia sepertinya mengenal kejadian ini dan mulai memperhatikan wajah Taehyung didepannya dan untung saja si pria belum menyadarinya.
Deg.
Seulgi akhirnya ingat bahwa Taehyung adalah pria yang tertumpah ice americano karena ulahnya. Kejadian yang paling memalukan selama ia bekerja di cafe, Seulgi ingat sekali. Dia menyerngit heran, apakah Taehyung sudah melupakan kejadian waktu itu? "Ada apa?" Pria itu bertanya setelah mendapati Seulgi memperhatikannya. "Apakah kau tidak mengenaliku, Taehyung-ssi?"
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Eh?" Seulgi dibuat bingung oleh pria didepannya. Seulgi sangat ingat ekspresi wajah kesal dari Taehyung setelah ia menumpahkan minuman itu. Lantas kenapa dia bisa lupa? Apakah dia berpura-pura melupakan kejadian waktu itu, setelah dirinya mengetahui bahwa ia yang membuatnya kesal?