27.

486 98 22
                                    






XXVII.
Trough The Night




Entah apa yang dirasakan Seulgi sekarang. Otaknya berpikir untuk menghiraukan apa yang dilihatnya. Tetapi fisiknya melakukan hal yang sebaliknya. Menghiraukan Yoongi yang berada didepannya. "Seulgi?" Panggil Yoongi. Tetapi dia tidak bergeming. "Kang Seulgi?" Panggilnya lagi.



Seulgi merasa ada yang mengganjal. Dia tidak mengerti bagaimana ekspresi dari Taehyung yang melihatnya dari luar. Tetapi dia merasa sedih ketika pria itu masuk kembali kedalam mobil dan pergi dari situ.










Hei apa sebenarnya yang dirasakan oleh Seulgi?






***



"Yah! Aku tidak mau!" Kesal Seulgi setelah melihat Yoongi untuk yang ke 3 kalinya datang ketempat kerja Seulgi dan menawarkan untuk mengantarnya pulang. "Bisakah kau sopan sedikit, Seulgi?"



"Pokoknya aku tidak mau!" Seulgi masih keras kepala yang membuat Yoongi berdecak sebal. Yoongi tahu bagaimana pun dia membujuk Seulgi jika sudah seperti ini dia tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan. "Aku pikir dengan membuatmu tersenyum kita bisa kembali lagi seperti dulu, Seulgi-ah." Kata Yoongi. "Aku bisa menerimamu kembali. Tetapi Kau harus ingat satu hal, oppa. Masa lalu adalah masa lalu. Dan masa lalu berbeda dengan masa sekarang." Jelas Seulgi.




"Huss! Jangan bertengkar didepan cafe-ku!" Seokjin datang menginterupsi sambil menatap keduanya bergantian. "Aku ingin pulang sendiri, oppa. Tapi dia menahanku dan memintaku pulang bersamanya." Keluh Seulgi. "Seokjin-ssi, bukankah tidak baik jika seorang gadis pulang sendiri di malam sunyi seperti ini?" Yoongi mulai memberikan argumen.





"Yah! Aku sudah terbiasa pulang malam." Kalau bisa jujur Seulgi memang sudah biasa tapi rasa takut setiap hari dirasakannya. Perasaan takut jika ada orang yang berniat jahat terhadapnya. "Aku tidak ingin pulang denganmu. Jadi tolong tinggalkan aku."




"Dia tidak mau pulang denganmu, Yoongi-ssi." Seokjin mulai berucap. "Jadi dia akan pulang bersamaku. Masalah selesai dan kau bisa pulang sekarang." Seokjin mengambil pergelangan tangan Seulgi. "Ayo pulang." Seulgi hanya menurut yang membuat Yoongi lagi-lagi berdecak sebal. Iya dia harus menerima kenyataan bahwa Seulgi menerimanya kembali tapi kebiasaan yang dulu mereka lakukan sudah tidak bisa lagi diulang.





Seulgi merasa lebih baik jika yang mengantar adalah Seokjin. Dan juga ini sudah pasti tumpangan gratis. Jika bersama Yoongi bisa-bisa ada permintaan tak terduga dari pria itu. Seulgi masih belum bisa menebak pria itu. Dan... Siapa yang tidak suka hal yang berbau gratis?





"Siapa sebenarnya Yoongi, Seulgi-ah?" Tanya Seokjin sementara dia menstarter mobil. "Dia adalah pria yang tidak memiliki tanggungjawab." Jawab Seulgi datar. "Eh? Jadi kamu sudah pernah melakukan itu dengannya tanpa pengaman?"






Mata Seulgi membulat saking kagetnya mendengar pertanyaan Seokjin. "Oppa! Aku dan dia tidak pernah melakukan itu oke?" Seokjin hanya terbahak-bahak melihat ekspresi Seulgi sekarang. "Oppa fokus! Kau sedang menyetir!" Pekik Seulgi yang melihat Seokjin mulai tidak fokus menyetir.




"Aduh perutku..." Seokjin memegang kemudi dengan satu tangan sedangkan yang satunya memegang perut. "Rumahmu masih yang dulu kan?" Tanya Seokjin mulai mengalihkan topik. "Maklum sudah lama tidak mengantarmu pulang seperti ini, hehehe." Lanjutnya lagi lalu melihat Seulgi sekilas dan kembali fokus pada jalanan. "Aku ingin pergi ke apartemen Hongdae sebelum pulang, oppa."



TwitterpatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang