XXIV.
The KangMalam itu Seulgi membuka matanya. Pertama kali yang dilihatnya kali ini adalah Seongwu. Dan seorang pria yang tidak dikenalinya. Pria itu segera pergi setelah melihat Seulgi membuka matanya. "Siapa dia, Ong?" Itu adalah pertanyaan Seulgi yang pertama kalinya setelah ia bangun dari pingsan. Tidak lama kemudian seorang dokter masuk kedalam ruangan. "Bagaimana keadaanmu, Seulgi?"
Seongwu hanya diam tidak menjawab tapi hanya tersenyum melihatnya. "Baik, Dok. Tapi aku merasa lelah." Jawab Seulgi seadanya. "Apa yang ada dibenakmu sekarang hmm?" Tanya dokter lagi. "Ah, Kau boleh keluar dulu? Aku ingin berbicara dengan Seulgi." Lanjut dokter lagi mengarah kepada Seongwu yang duduk di sofa.
"Noona hwaiting!" Kata Seongwu sambil tersenyum sebelum dia keluar dari ruangan.
"Cha.." dokter mengambil tempat untuk duduk disamping ranjang Seulgi. "Apakah kau siap menceritakan semua kepadaku, Seulgi?" Tanya dokter dengan tenang sambil mengamati gerak gerik dari gadis itu. "Mm!" Jawab Seulgi sambil menganggukkan kepalanya. "Jadi, apa yang kamu pikirkan dengan kejadian yang menimpa almarhum ibumu?" Tanya dokter lagi dengan nada yang tenang. Seulas senyum tersungging diwajah dokter cantik itu.
"Jujur aku merasa kecewa, dokter." Jawabannya terdengar polos.
"Panggil aku unnie saja ya? Biar kamu merasa aku ini adalah kakakmu." Kata dokter.
"Yoona unnie, oke?" Keduanya menautkan jari kelingking masing-masing sebagai janji. Seulgi mulai berpikir apakah ini adalah salah satu dari metode para psikolog untuk pendekatan dengan pasien. "Lanjut lagi pada topik. Kenapa kau merasa kecewa, Seul?"
"Kecelakaan itu tidak akan terjadi kalau saja aku mencegah Ibu."
"Lalu bagaimana dengan Tae...beom? Si tiger yang selalu bersamamu dimanapun kau berada. Ah- siapa nama aslinya? Taehyung bukan?" Dokter bernama Yoona itu mulai menggalih apa yang menjadi penyebab Seulgi menerima trauma masa lalu. Dimana trauma itu yang mengharuskan Seulgi untuk melupakan sebagian memori masa kecilnya.
Hening.
"Seulgi?"
***
"Noona," kata Daniel sambil melihat Seulgi merebahkan diri ke kasur kesayangannya. "Apa hmm?" Daniel ikut duduk disamping kasur. "Udah baikan?" Daniel melihat Seulgi menutup matanya. "Sedikit." Daniel merasa ada yang berubah dengan kakaknya. Tidak biasanya gadis itu menjawab pertanyaan darinya dengan hanya satu kata saja. "Bolekah kau tinggalkan aku sendiri? Aku lelah, Daniel." Kata Seulgi jujur. Sungguh badannya terasa sangat lelah walaupun hanya makan, tidur, dan bercerita mengenai apa yang sudah diingatnya kepada Yoona sewaktu masih di RS.
Tangan Seulgi mengambil ponsel diatas nakas. "Ini. Jangan diisi dayanya. Kalau Jisoo datang bilang padanya aku membutuhkan waktu. Tolong datang ke cafe dan bilang pada Seokjin bahwa aku minta cuti seminggu. Kalau dia tidak mengizinkan biarkan aku dikeluarkan dari sana." Seulgi memberikan jeda dan menaruh ponsel miliknya ditangan adiknya. Daniel cukup kaget dengan penjelasan Seulgi. Ini kali pertama Daniel mendengar Seulgi yang begitu sewot dengan pekerjaan.
"Dan jika Taehyung datang mencari..." Seulgi menggantungkan kalimatnya membuat Daniel memperhatikannya dengan saksama. Karena bisa saja terjadi apa-apa dan dokter meminta penjelasan kepadanya mengenai gelagat Seulgi. Dia merasa was-was karena bisa saja terjadi sesuatu pada kakaknya karena mengungkit bagian masa lalunya. "Bilang padanya aku membutuhkan istirahat, dan belum tahu kapan bisa recover."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated
Fanfiction[completed] Cerita tentang hubungan yang saling mengikat, hampir tanpa ada kata 'cinta' didalamnya. Kata bukan berarti rasa, tetapi makna dari sebuah kata yang memunculkan 'perasaan'. Berawal dari sebuah aplikasi chatting, nasib mereka menjadi beru...