bagian dua

5.4K 521 32
                                    

setelah kejadian seminggu lalu di depan papan mading, win sama sekali tak mendapat kabar dari bright. bahkan ketika ia hampir setiap hari menunggu di depan rumahnya kalau misal-misal bright akan datang seperti yang ia ucapkan saat itu.

win sama sekali tidak menunggu bright.

kira-kira seperti itulah ucapan yang di lontarkannya tiap ia tidak mendapati tanda-tanda bright akan datang ke rumahnya ataupun sekedar mengiriminya pesan singkat.

namun, ada satu hal yang ia syukuri setelah kejadian seminggu yang lalu.

lelaki mungil yang memarahinya di depan umum itu menghampirinya untuk meminta maaf dan mengajaknya berkenalan. namanya gun attaphan. lelaki dengan tinggi yang tak sampai 170cm, tapi mulutnya pedes banget.

setelah berkenalan dan bertukaran nomor ponsel, mereka saling berbincang sampai bel istirahat berbunyi.

"emm, win. lo tau kakak kelas yang belain lo itu nggak? yang marahin gue di depan mading." tanya gun suatu ketika saat mereka sedang berjalan beriringan pulang sekolah menuju gerbang. "enggak. tapi waktu itu gue denger-denger namanya kak off. kenapa?"

"ganteng deh. gue suka. nanti gue mintain nomornya ke temen sekelas, ah. siapa tau ada yang kenal."

dan gumaman gun hari itu menjadi bumerangnya di kemudian harinya.

tepatnya, saat pelajaran olahraga di kelasnya yang ternyata jam-nya bertubrukan dengan jam tambahan olahraga kelas off dan bright.

lelaki itu, dengan pakaian olahraga berwarna putih birunya khusus kelas sebelas, berjalan mendekati gun dengan gaya sok kerennya. sudut bibirnya berkedut tidak tahan untuk tersenyum begitu dilihatnya gun menatap dirinya dengan bengong.

"hai, gue off jumpol. lo suka kan sama gue?"

jika saja dirinya ada di dalam sebuah kartun di dalam televisi, mungkin saja rahang gun sudah jatuh ke bawah tepat di dasar tanah.

gila, seumur-umur gun baru pertama kali melihat seorang dengan kepercayaan tingkat tinggi, yah yang sayangnya memiliki wajah diatas rata-rata. sebelas dua belas lah sama oppa-oppa korea yang dramanya sering ia tonton di rumah.

"lo nggak perlu malu-malu. gue udah tau dari love. katanya lo minta nomor gue, kan? astaga, kenapa lo nggak dateng aja ke kelas gue, sih? gimana, gimana? ngelihat gue marah-marah ada aura kegantengannya ya? maaf dehh, nggak bisa ngontrol gue."

gun dan bright sama-sama tercengang. bedanya adalah, gun tercengang karena melihat off begitu berbeda dari yang ia temui sebelumnya. dan bright yang tercengang karena tidak percaya bahwa lelaki mungil teman win itu menyukai makhluk sejenis off jumpol yang kalo goblok kadang nggak ada obatnya.

"lo? lo suka sama off? lo udah cuci muka? ternyata lo nggak jauh beda dari orang yang lo labrak kemaren ya? atau sekarang kalian jadi temenan?" tanya bright, tak tahan dengan off yang terus menaik-turunkan alisnya dengan bangga.

"hah? kenapa? emang win ngapain?"

"dia nembak gue waktu itu."

"ah masak?"

"suer."

"kok dia nggak bilang sama gue?"

"kalian beneran jadi temen?" ini sahutan dari off.

gun yang semula memiringkan kepalanya menatap bright, langsung menoleh pada off dengan tatapan ambigu.

"bentar. gue mau jelasin dulu ke lo. awalnya emang gue tertarik sama lo. soalnya,.. lo kayak keren aja waktu ngebelain win kemarin. tapi pas lihat lo sekarang. kayanya gue berubah pikiran. lo sama sekali nggak ada pesonanya sekarang. cerewet."

bright terbahak puas, ia menepuk-nepuk pundak off yang cemberut dengan tangan yang bertolak pinggang.

"emangnya gue suka sama lo?! dih kurang ajar."

"dih, jumpol acuu ngambekk." bright menoel-menoel bahu off yang sekarang melipat tangannya di depan dada merajuk.

sementara gun hanya berdesis kecil, dan mulai menghampiri segerombolan teman-teman sekelasnya di ujung lapangan.

"AWAS AJA KALO SAMPAI LO SUKA SAMA GUE YA, BOCIL!" teriakan off itu menggema di seluruh penjuru lapangan. sehingga guru BK mereka yang kebetulan lewat langsung menghampiri off dan bright, kemudian menjewer telinga mereka berdua dari belakang.

"yang satu teriak-teriak nggak jelas di lapangan. yang satunya lagi pake sepatu warna pink mencolok. kalian nggak tahu aturan atau bagaimana? ikut saya ke ruang konseling sekarang!"

"eh, eh, bu. jangan, nanti saya dicariin sama pak ahmad. ada pelajaran olahraga tambahan sekarang." elak bright, namun kemudian nyalinya menciut begitu guru BK itu mendelikkan matanya dan langsung menyeret telinga keduanya menuju ruang konseling.

gun menatap keduanya tanpa berkedip, dan pada detik selanjutnya tatapannya bersibobrok dengan off yang meringis karena tarikan dari bu tamagodji, guru BK mereka yang kejam.

tanpa disadarinya, jantungnya berdetak melebihi kecepatan normal. membuat gun buru-buru menyentuh dadanya dengan dramatis.

adore you • brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang