bright melenguh kesal ketika indera pendengarannya menangkap suara ketukan pintu yang berulang-ulang. kakinya yang ada di paha win, ia gerak-gerakan agar lelaki yang tidur di sampingnya itu terbangun.
tapi bukannya terbangun, win malah menyingkirkan kaki lelaki itu dari pahanya sambil berbalik memunggunginya, seolah berkata ia tidak ingin diganggu.
bright akhirnya mendesah kasar, mendudukan dirinya terlebih dahulu sebelum bangkit untuk membukakan pintu untuk si pengetuk.
ia sempat sebentar menoleh pada cermin kamar win untuk melihat adakah belek atau iler yang sekiranya ada di wajahnya. begitu ia merasa tidak ada satupun kecacatan di wajahnya, ia bergegas untuk segera membuka pintu begitu mendengar ketukkan itu semakin mengeras.
"oh, bagus kalau kamu yang buka pintu." ucap sebuah suara yang muncul bertepatan dengan bright yang membuka pintu.
bright agak terkejut, kemudian wajah mengantuknya berubah masam begitu mendapati bahwa ayah win lah yang sekarang berdiri di hadapannya.
"pagi, om." sapa bright sopan, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh papa win.
"ayo turun, sarapan. ada yang mau saya bilangin ke kamu." setelah mengatakan itu, papa win bahkan tak menunggu reaksi bright dan lekas menuruni tangga, tidak peduli dengan bright yang melotot belum siap kena ceramah pagi-pagi.
bright kembali menutup pintu kamar, beranjak untuk membangunkan win yang masih terlelap dalam tidurnya.
lelaki itu menggoyang-goyangkan pundak win pelan, sambil berbisik bahwa win harus segera bangun untuk sarapan.
"nanti, maaaaa. win masih ngantuk!" win menggerutu dalam tidurnya, tidak sadar bahwa yang baru saja membangunkannya adalah bright.
"heh, cilor! ini gue! bangun, kek! gue takut sarapan sendirian bareng bonyok lo! oi, win!" bright yang baru saja mendapat tolakan itu jadi tak gentar untuk membangunkan win yang masih kebo. bright bahkan sampai menampar pantat win berkali-kali sampai win mengaduh dan mencoba menyingkirkan tangan bright dari pantatnya.
"aah, iya iya! gue bangun! LO JANGAN NAMPOL PANTAT GUE, ANYING! SAKIT!" teriak win merintih, bangun dari tidurnya dengan mata yang mengerjap masih ngantuk.
bright terkekeh begitu melihat ada tai mata di ujung mata win, "itu ada belek di mata lu." katanya, mengambil tai mata tersebut, lalu membuangnya ke lantai kamar win.
win sendiri tidak peduli, atau masih belum sadar karena matanya itu masih ia sengajakan terpejam dengan bibir yang mengerucut sebal karena tidurnya baru saja diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
adore you • brightwin
Fanfictionbook 1 coba aja kalau waktu itu bright nggak ketemu sama win, mungkin bright udah meninggal dari tahun lalu. !bxb area