ujian tengah semester dua minggu lagi sudah mau dimulai. bright dan off terpantau bodoamat, sedangkan win kebalikannya.
win panik banget, apalagi setelah dia nggak berangkat sekolah hampir seminggu! dia udah ketinggalan banyak pelajaran. gun ditanyain materinya malah cuma ngasih catetan, nggak diajarin. ya, soalnya dia juga nggak mudeng sih, ya.
win juga sampe beberapa kali minta ajarin ke temen-temen sekelasnya, tapi win lupa kalau temen sekelasnya tuh sebelas dua belas bentukannya kaya gun. apalagi nanon sama chimmon yang kerjaanya cuma tiduran di belakang kelas.
"first, lo paham ini ngg–"
"maaf. gue buta aksara jawa."
itu respon first waktu win tanya tentang pasangan aksara jawa. telapak tangannya dia hadepin tepat ke wajah win, sambil senyum sok suci.
win mencibir, membuat first meringis menahan tawanya. ia tahu betul bahwa teman sekelasnya itu adalah orang paling ambis yang pernah ia temui. jadi dia tidak akan menyangkal bahwa win akan terus berusaha mencari orang yang bisa membantunya menyelesaikan masalahnya.
bel masuk berbunyi. semua murid kelas win langsung duduk di tempatnya masing-masing, begitu seorang guru paruh baya masuk dengan segerombolan anak osis yang tersenyum manis.
siswi perempuan langsung menjerit tertahan begitu mereka melihat sosok luke yang tengah berdiri berwibawa di depan kelas mereka, diikuti dengan dua anggota osis lainnya yang berdiri di sampingnya.
luke menundukkan kepalanya pada si guru, meminta perizinan untuk dia menyampaikan pesannya pada adik kelasnya itu. begitu melihat sang guru mengangguk, luke berdehem.
"assalamualaikum adik-adik kelas yang saya cintai dan–"
suara pekikan itu begitu mendominasi ruang kelas win. tapi win tak mengidahkanya, matanya masih memantau buku lks bahasa jawanya yang sudah lepek karena di remet-remet sama win jengkel.
seiring dengan luke yang menyampaikan pengumuman bahwa uts akan segera diselenggarakan, dan juga peraturan-peraturan yang harus dilakukan, win malah berbisik-bisik pada gun yang duduk di sampingnya.
"bang off kira-kira paham aksara jawa nggak, ya?" tanya win, menempelken bahunya ke bahu gun yang tengah melamun entah kenapa.
gun mengangkat kedua bahunya, "mungkin." jawabnya pendek, tidak memuaskan win. "menurut lo siapa yang bisa?" tanya win lagi.
"bang bri? atau kak luke?" balas gun nyeleneh. mendapat dengusan dari win karena merasa itu bukanlah pilihan.
"nanti gue coba tanya bang off dulu, deh." gumamnya sendiri, mengambil pulpen warna-warninya untuk mencoret-coret belakang buku tulisnya.
"oh ya! setelah uts, bakalan ada class meeting, loh! dan semua murid diwajibkan untuk mengikuti salah satu dari lomba yang disediakan. jadi siap-siap ya." ucap luke, di depan kelas dengan jari telunjuk yang diacung-acungkan seperti mengajar anak teka.
win mendecih, protes, "masak mau lomba aja harus diwajibin setiap anak ikut, kak?" katanya, tanpa mengacungkan jari, memotong salam luke yang mau dia ucapkan sebagai penutup pemberitahuannya.
luke tersenyum lebar ketika mengetahui yang baru saja bertanya adalah win.
"kan biar adil." jawab luke, suaranya di lembutkan. berbeda dengan suara yang baru saja ia buat untuk pengumuman sekelas. membuat anak-anak cewe makin jejeritan tidak tahan.
win dan gun sama-sama mencebik, mereka adalah manusia yang anti banget ikut acara rame-rame kaya gitu. apalagi jadi pesertanya.
"udah? win nggak mau tanya lagi? kalau mau tanya-tanya bisa tanya ke kakak, kok." win langsung mendapat seruan mengejek ketika luke mengucapkan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
adore you • brightwin
Fanficbook 1 coba aja kalau waktu itu bright nggak ketemu sama win, mungkin bright udah meninggal dari tahun lalu. !bxb area