bagian duapuluh

1.8K 260 26
                                    

"lo kenapa kayak jauh-jauhan gitu sama win?"

bright yang semulanya sedang mengunyah tempe mendoan, menolehkan kepalanya pada off. kemudian mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan lelaki itu dan kembali melanjutkan memakan gorengannya itu.

dua lelaki itu saat ini sedang nongkrong di warung depan sekolah. anak-anak biasanya sering sebut "warung beringin" karena letaknya di samping pohon beringin.

karena harganya murah dan terjangkau banget buat siswa yang punya gaya hidup hemat macem bright, warung ini jadi rame. apalagi kalau waktunya pulang sekolah gini. pasti nasi kucing sama gorengannya udah pada ludes diambilin sama anak-anak.

bang rojali, si pemilik warung juga ramah banget. bright kan jadi makin sayang.

"biasanya lo ngecengin win tiap mau istirahat. ini udah beberapa hari lo nggak ngeceng. paling kalau ketemu ya waktu makan siang, bareng gun. lo juga tumben nggak godain dia?"

ah, ni si off berisik banget, deh. nggak lihat bright lagi makan dengan aman, nyaman dan tentram apa gimana, sih?

bright kemudian melirik tajam off dengan pipi yang menggembung karena menyimpan gorengan di dalam mulutnya. bibirnya sudah berminyak sampai kelihatan kaya pakai lip gloss.

ia menaruh jari telunjuknya di depan bibir, menyuruh off untuk berhenti bicara padanya untuk sementara waktu. kemudian, menyendok nasi kucing terakhirnya ke dalam mulut sampai nasinya jatuh-jatuh ke tanah.

"pelan-pelan aja mas bright makan nya. wong, nggak ada yang mau minta juga, kok." sindir bang rojali, terkikik kecil melihat eskpresi off yang jijik banget lihat cara makan bright yang belepotan.

bright mengangguk, hendak menjawab perkataan bang rojali dengan mulut penuh makananan sebelum off menepuk pundaknya pelan dan berbisik, "telen dulu, bego. gue nggak mau kejadian lo nyembur makanan keulang lagi, yaa." sambil menekankan setiap katanya seolah mengancam.

yang diancam langsung mengunyah makannanya cepat-cepat dan menelannya sampai rongga mulutnya bersih tak menyisakan sedikit makanan pun.

bright membungkus tiga bungkusan nasi kucing yang sudah ia makan, membuangnya ke dalam tong sampah di samping gerobak, lalu membayar semua yang ia makan tadi pada bang rojali.

bang rojali menerima. hendak memberikan kembalian, tapi bright menggeleng dan bilang bahwa kembaliannya lebih baik disimpan bang rojali saja. lagian itu juga cuma seribu rupiah.

"jadi gimana? lo bisa jelasin, nggak?" tanya off lagi, menagih penjelasan seiring ia mengikuti pergerakan bright yang sudah bangkit dari warung beringin.

bright menguap, lalu mencebikkan bibirnya sendiri, kembali menatap sinis off yang masih kepo.

"win suka gue."

tidak ada sahutan, bright membalikkan badanya pada off, sementara off sendiri terlihat menganggukan kepalanya tidak kaget, "ya, terus? lanjutin lah." katanya, malah membuat bright yang kini bingung dengan reaksi sahabatnya itu.

"kok lo nggak kaget?"

"emang harus?"

"iya, lah. gue aja kaget. masak lo enggak?"

adore you • brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang