bagian tigatiga

1.7K 292 63
                                    

"hAH? siapa yang nembak?"

itu adalah pertanyaan pertama yang berhasil keluar dari bright dan win ketika gun mendeklarasikan bahwa dirinya dan off resmi berpacaran.

"off." jawab gun singkat.

off yang dipanggil malah memelototkan matanya tidak terima.

"mana ada?! lo kalik yang nembak gue!" seru off, melambai-lambaikan tangannya tidak setuju dengan ucapan gun.

"ya masak gue? lo kalik!"

"yang bilang gue suka lo pertama kali kan lo, dodol."

"nggak!"

"IYA!"

gun mendecak kesal, "tapi kalo gue nggak bilang gitu kan, lo pasti yang mau ngomong duluan. makannya gue ngomongnya "gue JUGA suka sama lo" gitu kan." ucap gun menekankan kata "juga" pada kalimatnya.

off terdiam, menjilat bibirnya merasa setuju dengan gun, "ya iya sih."

"TUH." teriak gun, menunjuk off seolah off adalah barang bukti.

bright dan win sama-sama saling berpandangan bingung. sementara prim yang duduk di depan bright itu merasakan kupingnya berdenging karena dia berada di tengah off dan gun yang sedang beradu mulut.

"jadinya siapa nih?" tanya win, tersenyum terpaksa karena udah capek banget denger teriakan off sama gun.

off dan gun saling menunjuk satu sama lain.

membuat bright, win dan prim jadi memutar kedua bola matanya malas.

"kan lo yang nembak gue!" seru gun. "kan itu seharusnya! tapi sebenernya yang nyatain perasaan duluan kan lo! berarti lo yang nembak gue!" balas off tidak terima.

prim mendesah kasar, memejamkan matanya frustasi.

"saya rasa mereka sama-sama nembak duluan, kok. jadi nggak perlu bertengkar. kan yang penting sudah pacaran." ujar prim menengahi, masih tetap dengan bahasa bakunya yang membuat keempat lelaki itu merinding disko.

bright dan win sama-sama menaikkan alisnya. kembali memusatkan perhatiannya pada satu-satunya gadis di meja mereka.

"prim kan?" tanya bright. prim mengangguk senang karena bright mengenalinya. sementara off melongo aneh, "kok lo bisa langsung kenal?"

bright menaikkan kedua bahunya, "dulu gue pernah suka sama dia, sih." jawabnya santai, menyeruput es teh milik win, padahal dia sudah diteror dengan empat pasang mata yang menunggu lanjutannya.

"dulu." tekan bright, menoleh pada win yang cemberut tidak suka. "dulu, sayaang." bright merengek lucu pada win yang mendelik sinis pada prim.

"kok? bisa?" off menceletuk. merasa awam, karena bright sama sekali tak pernah cerita dengannya tentang prim.

bright masih sibuk membujuk win ketika win malah mengulang kembali pertanyaan off, menuntut jawaban dari bright.

"gue penasaran aja. kok dia pendiem banget, sih? kalo gue deketin, gimana ya? gitu doang kookkk. beneran cuma penasaran karena prim tuh kaya misterius gitu, loh." jelas bright pada win. kemudian menoleh pada prim yang berekspresi datar.

"sorry ya, prim." lirih bright melanjutkan.

prim mengangguk kecil, kemudian tersenyum manis.

tangan prim kemudian mengetuk kuku jari win yang ada di atas meja. ketika ia berhasil mendapatkan perhatian adik kelasnya itu, senyumnya makin melebar.

prim mencondongkan badannya pada win.

"hey. jangan takut bright saya ambil, ya? saya nggak bakal nikung kamu, kok. saya nggak minat." ujar prim. win malah makin sinis.

adore you • brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang