bagian enambelas

1.9K 246 9
                                    


win menggosokkan kedua telapak kakinya yang kedinginan dari dalam selimut yang membalut tubuhnya dengan tangan yang sibuk bermain ponsel di atas kasurnya malam itu ketika akhirnya bright keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang win beri.

badan bright agak menggigil begitu angin dari ac kamar win menyentuh kulitnya yang baru saja selesai mandi.

"dingin banget, babi." keluh bright, menggosok-gosokkan telapak tangannya pada lengannya yang yang tak tertutupi kain.

rambutnya yang masih basah membuat air-air dari ujung rambutnya itu jatuh ke lantai berbarengan dengan badan bright yang bergerak-gerak mencoba menghangatkan tubuhnya.

handuknya yang masih terselampir di pundaknya itu ia buat kerudungan di kepalanya untuk menghalau angin  menusuk-nusuk telinga dan lehernya.

bright yang kedinginan langsung meloncat ke kasur win, membuat debuman keras sampai membuat ponsel win terjatuh dari pegangannya.

bright mengacuhkan gerutuan win, dan malah menggulung dirinya di dalam selimut yang sama dengan win.

"diiingggiiiiin." ringis bright, menyampingkan tubuhnya menghadap win yang kembali memainkan ponselnya.

" ringis bright, menyampingkan tubuhnya menghadap win yang kembali memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

win menoleh sebentar, lalu menaruh ponselnya di nakas sebelah tempat tidurnya. punggungnya ia senderkan di senderan kasur, matanya kini sepenuhnya menatap bright yang masih sibuk menggelung dirinya di dalam selimut.

"lo ngapain sih malah ngomong jujur ke bokap gue? lo kan jago boong? kenapa lo nggak boong aja?" tanya win kemudian.

bright mengerucutkan bibirnya, ia mendongak menatap win yang masih menatapnya menyipit, kemudian ia langsung menghindari kontak mata dengan win dan malah menatap selimut di pelukannya.

"nggak tahu. pengen aja. gue cuma nggak mau keluarga temen gue mikir aneh-aneh tentang gue."

"ya, meskipun kayanya dengan ngomong jujur malah ngebuat ayah lo nggak suka sama gue, sih." lanjut bright.

win menarik napasnya banyak-banyak, kemudian melepaskannya sekeras mungkin sampai membuat bright agak terkejut.

"bokap gue nggak marah sama lo."

bright melirik sedikit pada win, "tau dari mana?"

win menaikkan kedua bahunya sok acuh, kemudian menidurkan dirinya di samping bright yang masih bingung dengan ucapan win tadi.

"woi, lu tau dari mana, memunah?" tanya bright ngegas. win mengerutkan hidungnya. "kan gue anaknya, bang. masa gue nggak tau sih. ah udah lah cape ngomong sama anak yang kurang pinter." jawab win sedikit mengandung unsur meledek. badanya bergerak memunggungi bright, menarik selimutnya yang tadi habis disabotase bright.

bright membentuk wajah mengejek di belakang punggung win sambil mendengus, "iya iya yang anaknya pinter banget, ululu si awin kesayangan mama."

yang di ledeki cuma balas mendengus sambil memutar bola matanya.

"itu tadi mama kasi donat waktu lo lagi mandi. lo kalo mau makan ambil aja." kata win, menunjuk sebuah piring berisi donat di nakas sebelahnya, tenpat ia menaruh ponsel tadi.

bright tersenyum sumringah. badannya bergerak di atas win yang masih memunggunginya, mencoba mengambil salah satu donat yang mau ia makan.

sementara win, yang tadinya sedang asyik mencoba memejamkan matanya jadi melotot kaget. jantungnya berdetak gila begitu ia merasakan dada bright di lengannya.

bright belum juga beranjak dari atas win ketika win mendorong tubuh bright kembali ke kasur dan buru-buru mengambil sepiring donat untuk di serahkan pada bright dengan wajah dan telinga yang sepenuhnya memerah.

bright menatap aneh win yang sudah kembali menidurkan dirinya memunggungi bright. "lo ngape, win?"

"ck. berisik! udah makan aja!" seru win hampir berteriak. membuat bright mengelus dadanya sabar.

setelah puas memakan donat pemberian mama win dan menaruhnya di meja belajar win yang agak jauh dari kasur, bright kemudian mulai memasukkan dirinya di balik selimut win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah puas memakan donat pemberian mama win dan menaruhnya di meja belajar win yang agak jauh dari kasur, bright kemudian mulai memasukkan dirinya di balik selimut win. bergerak-gerak mencari posisi yang nyaman di sana.

"bang?" win memanggilnya, bright hanya menggumam menjawab panggilannya itu.

sempat hening sejenak. win terlihat ragu untuk melanjutkan obrolan ini dengan bright. sementara bright sendiri sudah memposisikan dirinya untuk mendengarkan win yang memunggunginya itu.

"bang?" lagi win memanggilnya. bright yang tidurnya menyamping menatap punggung win itu menggerakan tangannya untuk memukul punggung lebar lelaki di depannya. membuat win merintih dan mengintip bright dari balik bahunya.

tapi begitu mata win bersitatap dengan pupil mata kecoklatan milik bright, win langsung memutus kontak mata itu dan kembali tidur memunggungi bright.

"apa, awin kesayangan mama?" ledek bright dengan nada yang dibuat semanis mungkin.

win tidak menghiraukan ledekan itu. saat ini dipikirannya hanya ada gejolak yang membuatnya berpikir haruskah ia menyampaikan ini atau tidak.

"bang, gue bisexual."















(simulasi bright sama win lagi makan donat)

(simulasi bright sama win lagi makan donat)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
adore you • brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang