bagian duadua

1.9K 241 27
                                    

off mengernyitkan keningnya sedikit, indra pendengarannya menangkap bunyi notifikasi yang muncul bertubi-tubi tanpa henti.

masih dengan mata yang terpejam karena membuka kelopak mata pun tak sanggup, tangannya meraba-raba nakas yang berada tepat di samping kasurnya.

setelah dirasanya ia mendapatkan benda persegi panjang itu, off menyalakan ponselnya membuat cahaya yang tercipta dari layar ponsel pintarnya itu membuatnya berkedip-kedip untuk membiasakan cahaya yang masuk.

"bajingan, bukan hape gue yang bunyi. ngapain gue bangun, anjing." gerutu off sambil mengacak rambutnya frustasi setelah ia menarik panel notifikasinya dan ternyata ia sama sekali tidak menerima pesan apapun.

"woy, tuyul! hape lo bunyi, tuh! yayang-lo nggak bisa tidur apa, ya? berisik banget."

off yang masih setengah bangun itu kembali menidurkan badannya di atas kasur. tapi ketika selama beberapa detik tidak mendapat balasan, off akhirnya melempar guling yang sedang dipeluknya ke lantai. ia terkikik kecil begitu ia mendengar suara rintihan pelan di bawahnya, kemudian ia melanjutkan tidur-nya dengan nyenyak.

bright menguap lebar-lebar, ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum melempar kembali guling off kepada pemiliknya. membuat off melenguh sebentar, kemudian kembali memeluk guling penuh iler itu dengan nyaman.

suara notifikasi pesan line dari ponsel ber-casing hitam polos itu masih saja berbunyi berkali-kali.

lelaki dengan celana pendek tanpa baju itu menggaruk-garuk kepalanya heran sembari menatap ponselnya yang tak jauh dari tempatnya duduk sekarang. matanya kemudian memicing pada jam beker diatas meja nakas milik off yang tepat berada di atasnya.

"jam tiga pagi gini siapa yang nge-line coba. ngantuk banget gue, gilaa!" pekik bright kesal, lelaki itu cepat mengambil ponselnya hendak memarahi siapa saja si pengirim pesan itu.

bright menghela napasnya ke langit-langit kamar off.

sudah beberapa hari ini dia nginep di kondo off. dia dapet sms dari bude, kalau bunda lagi suka ngamuk-ngamuk, makannya bright disuruh jangan pulang ke rumah dulu.

bright mah nolak, mau ke rumah aja, jagain bude. tapi bude malah marah-marah. padahal dia nggak biasa marah. bude bilang bright jangan deket-deket rumah dulu sebelum bude sms lagi. ya udah, bright nurut.

lelaki itu buru-buru menggelengkan kepalanya, kemudian fokusnya kembali teralih pada room chat-nya dengan win.

si pengirim pesan jam tiga pagi.

bright ngehela napas begitu sadar kalau win nyepam dia pagi-pagi gini cuma karena mau tanya pelajaran doang.

makin pengen marah, tapi dia inget, ini win. jadi nggak tega marahinnya.

jemari bright mulai mengetikkan beberapa huruf hingga membentuk sebuah kalimat untuk dikirim pada win, menjawab rasa penasaran win tentang materi yang dia bingungkan. tentunya setelah mengamati apa yang win tanyakan kepadanya.

dan tak menunggu waktu lama, pesannya dibalas oleh win. berterimakasih.

seharusnya percakapan mereka berhenti sampai disitu, tapi win malah membuka topik baru hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk saling berkirim pesan hingga matahari mulai memunculkan sinarnya dari arah timur.

win menyudahi obrolan mereka, mengatakan bahwa ia harus segera mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. bright menyetujuinya. kemudian lelaki itu beranjak dari lantai karpet off dan beralih tidur di samping off.

"op, hari ini sekolah. upacara. lo mau bangun, nggak? kalau enggak, gue doain cepet mati, deh."

off membuka kelopak matanya perlahan, diliriknya bright yang kini tengah tidur telentang sambil menatap kagum langit-langit kamar off yang sesungguhnya tidak ada apa-apanya itu.

adore you • brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang