Tubuh Keira terbaring lemah di atas kasur. Kedua kelopak matanya berkedut pelan. Tangan mungilnya mulai bergerak untuk memijat pelipisnya sendiri.
Rasa pusing dan perut mual adalah kombinasi penderitaan Keira saat ini. Dengan tatapan yang masih berkunang-kunang Keira mulai mengamati sekitar.
Ruangan yang tak terlalu luas, cat cream, dan ada sebuah nakas yang berwarna coklat di samping tempat tidurnya. Ada bermacam-macam obat disini, dan Keira dapat menyimpulkan bahwa ia tengah berada di ruang UKS.
Tiba-tiba ingatannya terbawa pada saat dirinya terkunci dengan Jaehyun di Ruang Olahraga. Rasanya mengerikan dan menyebalkan. Lantas ia segera mengusir ingatan-ingatan itu.
Namun derap langkah yang berat menyadarkan Keira dari kesendiriannya. Ia memilih posisi siap siaga untuk berjaga-jaga jika oknum tersebut adalah Jaehyun.
“TETEH LO GAK KENAPA-KENAPA ‘KAN?”Betapa leganya hati Keira saat melihat adik satu-satunya yang tampan dan menyebalkan itu.
“Kepala gue pusing banget dek. Abis itu perut gue mual.” Keluh Keira sambil memegangi pelipisnya.
“Kenapa lo pake pingsan segala sih, ngerepotin tau!” Ucap Guanlin sambil mengerucutkan bibir. Keira mendelikan matanya. Baru saja ia merasa bersyukur akan kekhawatiran Guanlin terhadap dirinya. Tapi nyatanya hal itu tak berlangsung lama, karena Guanlin mode nyebelin sudah kembali.
“YA NAMANYA JUGA PINGSAN MAMANG, MANA GUE TAU LAH! GUE JUGA OGAH NGEREPOTIN LO!” Setelah membentak Guanlin, Keira pun berusaha keras menetralkan deru napasnya.
“Dih lagi sakit juga lo masih nyebelin, teh!” Guanlin berdecak tak keruan, tangannya menjulur untuk mengambil beberapa biskuit rasa stroberi yang ada di atas nakas. Lalu ia pun duduk menyandar pada kursi dan mulai mengemil biskuit itu.
“Lo yang bawa gue kesini?” Guanlin mendongak saat mendengar pertanyaan kakaknya. “Bukan, yang bawa lo Pak Jaehyun.” Ucap Guanlin.
Satu pukulan bantal tepat mengenai dahi Guanlin. “Yang bener anjir?!!” Wajah Keira pucat pasi. Berani-beraninya Jaehyun raja kelabang itu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Keira masih bergeming di atas brankar. Tak lama kemudian ia menatap Guanlin lagi.
“Guan, Jaehyun bawa guenya kayak gimana???” Keira mulai cemas. Habisnya kesan yang diberikan Jaehyun saat di ruang olahraga tadi sangat menyebalkan dan mencurigakan.
Guanlin berdecak pelan sambil mengunyah biskuit. “Ya di gendong lah teh, masa di gusur paksa, emangnya lo waria.” Keira meninju kasur yang di dudukinya tanpa ampun. Orang bernama Jaehyun itu sudah menyulut amarahnya.
“JAEHYUN SIALAN!!!”
Guanlin menimpuk kepala kakaknya dengan guling. “Woi teh, dari tadi lo manggil Jaehyun-Jaehyun mulu, yang sopan lah dia itu lebih tua dari lo.”
***
Setibanya Keira dikelas, ia langsung disuguhi oleh raut wajah khawatir dari Gina. “Kei lo masih pusing?” Sahabatnya itu menempelkan tangannya di dahi Keira.Keira hanya menggeleng lemah karena ia masih merasa pusing dan tak mau membuat Gina khawatir.
Sementara itu, Jaemin yang menyadari bahwa sahabatnya sedang merasakan sakit hanya menatap wajah Keira berulang kali. Tatapannya begitu teduh. Bahkan lelaki berjaket denim itu tengah menyodorkan semangkuk bubur ayam untuk Keira. “Nih makan, lo sih kalo istirahat itu beli makanan berat kek, ini malah beli cireng, jadinya maag lo kambuh ‘kan?”
Keira hanya diam saat mendengar ceramah dari Jaemin. Tak lama kemudian tibalah Jeno menunjukan batang hidung mancungnya. Di tangannya ada segelas teh manis hangat untuk Keira. Tanpa ada basa-basi terlebih dahulu, Jeno langsung mengarahkan sedotan teh manis hangat itu ke mulut Keira. “Masih pusing, gak Kei?”
“Perlu gue ambilin air anget lagi?” Jeno kembali bertanya saat dirinya tak mendapat jawaban dari Keira yang tengah memejamkan mata. Selang beberapa detik kemudian Keira langsung menggeleng.
“Gak usah Jen, ini juga cukup kok.” Lirihnya sambil tersenyum tipis.
Gina memegangi dahi Keira lagi, kemudian gadis berambut bob itu mulai memijat pelipis Keira.
Jaemin masih memandangi Keira sambil menyuapi bubur ayam ke mulut sahabatnya itu. Sementara Jeno hanya diam, tapi sesekali ia menyodorkan gelas teh manis hangat jika Keira ingin minum. Beberapa menit telah berlalu, mereka berempat sekarang mulai membuka pembicaraan karena Keira sudah mulai pulih dari rasa pusingnya.
“Gue jadi kangen Bu Dewi ih, jarang masuk, jarang ngasih tugas lagi.” keluh Gina. Sementara Jaemin dan Jeno mengangguk setuju akan ucapan sahabatnya itu.
“Pak Jaehyun ganteng sih, bisa cuci mata tapi tugasnya seabregan.” Imbuh Gina. Tak lama kemudian Jeno terkekeh geli. “KITA DISURUH NGERJAIN SEPULUH HALAMAN DALAM SEHARI DONG!”
Keira tertawa saat mendengar teriakan Jeno. Tapi ada yang janggal dengan pola pikirnya sekarang saat mendengar nama Jaehyun.
Lantas ia pun memutar ingatan saat dirinya terkunci di ruang olahraga bersama pria tampan tapi menyebalkan itu. “Gin, tadi lo bilang Pak Jaehyun, gue gak salah denger ‘kan??!”
Jaemin terkekeh geli dengan wajah kebingungan Keira. “Ya bener lah Kei, meskipun kuping lo terkadang budek tapi yang lo denger tadi bener Pak Jaehyun.”
Sontak Keira tergelak namun beberapa saat kemudian ia merasa cemas. Keira berharap yang menjadi guru baru di kelasnya bukanlah Jaehyun yang tadi. Bahaya. Pikir Keira.
“Woi kenapa lo bengong gitu?” tanya Jeno. Keira menggelengkan kepalanya. “Kagak kagak, santai aja.”
Keira kembali memusatkan atensinya kepada Gina. “Gin, Pak Jaehyun yang ganteng, tinggi, terus punya dua lesung pipi, bukan?”
“Iya, Pak Jaehyun yang itu.” Jawab Gina. Refleks Keira berteriak dan hal itu membuat Jeno, Jaemin dan Gina saling tatap karena merasa heran dengan tingkah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | JAEHYUN
FanfictionSUDAH DITERBITKAN Jaehyun berusaha supaya Keira tidak mengetahui atau mengingat memori apapun dari masa lalu. (Banyak roman, sedikit misteri) Jaemicchan 2019 ©All Rights Reserved