Kicauan burung beo sangat membuat telinga Keira sakit. Padahal niatnya ia ingin tidur lagi, namun hal itu sepertinya tak bisa dicapainya.
"Tok! Tok!"
Suara ketukan pintu itu semakin membuat Keira jengah dibuatnya.
"Udah bangun belum?"
Keira tak menyahut pertanyaan Jaehyun karena ia tengah berusaha menutupi mulutnya, masih menguap. Rahangnya agak pegal, karena ia terus menguap, lalu kedua matanya perih.
Capek dan mengantuk.
Kedua hal itu masih mendominasi Keira. Kemarin resepsi, dan malamnya party ulang tahun. Menyambut banyak tamu dan mengukir senyuman yang palsu.
Sangat melelahkan. Keira ingin hidupnya kembali seperti sedia kala.
Sebelum dirinya menikah dengan Jaehyun.
Mungkin pagi ini ia tengah ribut dengan Guanlin mempermasalahkan hal kecil. Atau menunggu Mamanya yang tengah memasak di dapur.
Atau, mengobrol dengan Papa seputar hal-hal yang mengundang tawa. Meski pun selera humornya tidak sama dengan sang Papa, terkadang Keira kebingungan mengapa Papanya tertawa seraya bertepuk tangan sampai terjatuh dari kursi, sedangkan Keira hanya tertawa biasa saja, sekarang ia sangat merindukan hal-hal kecil itu.
Nalarnya masih berkelana merengkuh suasana rumahnya yang hangat. Sedangkan di sini, ia merasa sendiri, dan sewaktu-waktu terasa sangat dingin.
Padahal ia baru tinggal beberapa jam di rumah ini, namun hatinya sudah menolak mentah-mentah.
Meski pun menurut keluarganya dan keluarga Jaehyun; Keira pasti betah dan dekat lagi dengan Jaehyun seperti dulu. Nyatanya pria itu seperti membangun tembok yang tinggi sebagai batas untuk dirinya mengenal pria yang bahkan sudah berstatus sebagai suaminya.
"Bodo amat deh, kenapa gue jadi baperan gini ya? Biasanya juga b aja." saat Jaehyun duduk di sampingnya, Keira menanamkan kalimat itu di dalam benaknya berkali-kali.
Kasurnya melesak saat Jaehyun memilih posisi duduk bersila di samping kanannya. "Ngelamun aja."
"Kenapa lo asal masuk ke kamar orang sih?!"
Kedua sudut bibir Jaehyun terangkat. Pria itu tersenyum manis. "Oh, jadi lo itu orang, ya?"
Mata Keira membelalak sempurna mendengar ucapan Jaehyun yang sarat akan nada menyebalkan."Bisa diem gak? Sekarang gue lagi pms, jadi jangan cari gara-gara."
"Pantes marah-marah terus."
Alis Keira terangkat, pikirnya ada yang aneh dengan Jaehyun. Tadi malam pria itu marah-marah tak keruan saat melihat kado dari seorang yang tidak dikenal.
Dan sekarang pria itu terasa sangat akrab kepadanya; dari nada bicaranya yang bersahabat, lalu sikapnya yang cukup hangat. Sebenarnya Jaehyun itu kenapa?
Rasanya kepala Keira akan mendidih jika memikirkan pria ini, sulit ditebak.
"Gue mau tanya."
Jaehyun menoleh seraya menghadap kepada Keira. "Tanya aja." kata Jaehyun lembut.
Belum juga Keira mengutarakan pertanyaannya, tapi rasanya lidahnya kelu saat melihat netra teduh yang dimiliki oleh Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | JAEHYUN
FanfictionSUDAH DITERBITKAN Jaehyun berusaha supaya Keira tidak mengetahui atau mengingat memori apapun dari masa lalu. (Banyak roman, sedikit misteri) Jaemicchan 2019 ©All Rights Reserved