06. Sandiwara

53.8K 5.1K 547
                                    

Selang beberapa menit kemudian datanglah sosok pria paruh baya yang berwajah jenaka, ia memakai ikat berwarna coklat di kepalanya. Wajahnya berseri-seri saat matanya menatap seluruh siswa SMA Angkasa.

.

.

.

"EKHEM!" suara cempreng Pak Cahyono mengintrupsi semua siswa. Banyak sekali macam responsnya, dimulai ada yang hormat, tak peduli bahkan memaki dalam hati.

Tak terkecuali Jaemin yang masih saja menggerutu teringat pujaan hatinya di kelas-yaitu kopi. Jaemin dan kopi adalah pasangan sejati. Tidak bisa dikhianati, bahkan dipindahkan ke lain hati. Tapi Jaemin masih lebih sayang Selena-motor racing yang telah di modif olehnya. Intinya, Selena dulu, baru kopi.

Keira mendengus pelan saat manik matanya mendapati Jaemin yang tengah memandangi layar ponsel-menampilkan foto Selena. "Jaem, lama-lama gue kawinin deh lo sama Selena." Hanya itu kalimat yang terucap karena Keira sudah tidak paham lagi dengan kebucinan Jaemin terhadap motornya.

"Mengingat bahwa tenaga pengajar di SMA Angkasa banyak yang purna bhakti, maka dari itu kami dengan sengaja memperkenalkan guru-guru baru yang akan mengajar kalian, anak-anak."
Reaksi para siswi yang ada di lapangan sangat heboh seperti tengah berada di acara konser musik. Ada kabar burung, bahwa guru-guru baru itu pria semuanya. Mereka langsung bersiap-siap maju ke barisan paling depan, hal itu membuat beberapa siswa berdecak pelan.

"Dasar cewek, di mana-mana pasti aja ricuh." Gumam Jeno sambil memerhatikan keadaan lapangan yang mulai tidak kondusif.

Pak Cahyono mengambil alih mikrofon dari tangan seorang Guru baru yang tengah tersenyum kepada para siswi. "Harap tenang anak-anakku sekalian, kalian ini sangat berisik, terutama kalian-" Pak Cahyono menggantung ucapannya lalu ia menajamkan pupil matanya. "TERUTAMA KALIAN, PARA SISWI! SEPERTI TIDAK PERNAH MELIHAT LELAKI TAMPAN SAJA."

"Memang iya Pak." Jawab salah seorang siswi.

Pupil mata Pak Cahyono melebar lagi. "KALIAN MELUPAKAN SAYA?!"

Hening terjadi beberapa saat membuat atmosfir di lapangan yang tadinya ramai kini menjadi sepi.

Pak Cahyono mengernyitkan dahi, menggaruk kepalanya beberapa saat lalu ia segera memberikan mikrofon itu kepada salah seorang Guru baru. "Ekhem," Dia berdeham sembari menatap Guru baru itu.

"Silahkan perkenalkan diri Anda pada siswa-siswi." Guru baru itu tersenyum penuh hormat lalu menatap rekan-rekannya yang lain. Kaki jenjangnya mulai melangkah ke depan supaya mudah menyimpan mikrofon pada stand-nya.

Lelaki berwajah dingin dengan sudut rahang yang tajam itu menarik napas lalu berdeham guna menetralkan suara. Lalu ia memegang mikrofon dengan mantap. "Perkenalkan, nama Saya Taeyong Respati akan mengajar pelajaran Sejarah di kelas IPA dan IPS."

"AAW MULAI SEKARANG GUE SUKA PELAJARAN SEJARAH!"

"ASLI! GUE GAK AKAN KABUR LAGI."

Keira dan Gina tertawa mendengar pengakuan secara tidak sengaja dari bibir teman-temannya.

Selanjutnya ada lelaki berwajah jenaka dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Dia mengambil alih mikrofon dari rekannya.

"Perkenalkan anak-anak. Saya Taeil
Sutedjo akan mengajar olahraga."

Senyuman Keira berkembang saat seorang lelaki bertubuh tinggi, dengan wajah polos bagaikan bayi mengambil langkah untuk menjemput mikrofon.

MTMH | JAEHYUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang