Pagi ini, Jaehyun dan Keira akan melaksanakan akad di dalam gedung yang sudah di dekor untuk resepsi.
Pukul 09.00 WIB-Keira menunggu di dalam ruangan rias, ia menggenggam erat baju pengantinnya. Di luar sana suara Jaehyun terdengar begitu jelas, pelafalan lelaki itu saat mengucap akad sangatlah jelas. Tidak ada kesalahan sama sekali.
"Saya terima nikahnya Keira Putri Kencana binti Chanyeol Bagaskara, dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."
"Sah..."
Keira masih diam membeku ditemani sang Mama yang kini tengah memegang tangannya, "Kei, tangan kamu, gemetar, mau minum teh manis dulu? Biar rileks?" Mama Rose memandang Keira redup.
Sementara Keira menggeleng, semua orang pasti akan mengira hari ini adalah pernikahan yang sempurna, apalagi dibarengi dengan pesta ulang tahun nanti malam.
Layaknya dongeng semesta yang manis, tapi kenyataannya hanyalah kisah nyata pahit yang tengah menjerit.
"Kei ...?"
Bukan suara Mamanya, melainkan Tante Wendy yang tengah membukakan pintu kamar rias yang dipenuhi semerbak bunga sedap malam yang menenangkan.
"Barusan Mc-nya manggil mempelai wanita, enggak kedengaran, ya?" Tercetak raut bingung di paras cantik Tante Wendy.
Mama Rose menatap Keira khawatir. Air mata perlahan berlinang di pelupuk netra indahnya. Lalu wanita itu meraih tubuh Keira ke dalam pelukan hangatnya, "Kei... Mama ngerti semua ini sulit buat kamu, tapi Mama yakin semua ini yang terbaik buat kamu, kalau waktunya udah tepat, nanti kamu bakal ngerti seberapa sayangnya Mama sama Papa memilih keputusan ini buat kamu."
Keira mengurai pelukannya dari tubuh Mama, seketika, ia merasa hampa yang nyata. Tak tergenggam dan kelam, rasanya akan menghampiri dirinya dalam waktu yang dekat.
Pernikahan atas dasar skenario semata.
Jika dipikir-pikir lagi, Keira merasa semua ini tak adil. Keluarganya menyelamatkan keluarga Jaehyun dari rasa malu karena anak sulungnya itu ditinggal oleh mempelai wanita saat h-2 pernikahan akan diselenggarakan.
Lantas, keluarganya mendapat profit apa? Tidak ada. Malah, Keira merasa dirugikan karena masa remajanya harus direlakan separuhnya untuk menikah dengan Jaehyun.
Keira tidak habis pikir, sebenarnya alasan apa yang mendasari pernikahannya, sehingga kedua orang tuanya begitu yakin memilih Jaehyun sebagai pendamping hidupnya?
Jika memikirkan hal itu, rasanya kepala Keira akan meledak. Semua itu terlalu rumit. Keira tak bisa berkelit.
"Baca bismillah dulu, Kei." lirih Mama.
Keira menganggukan kepala, lantas ia meraih tangan Mama, kehangatan tangan Mamanya bercampur dengan tangannya yang berkeringat dingin.
Mama Rose dan Tante Wendy menggandeng lengan Keira, perempuan cantik itu tampak mengagumkan dengan balutan gaun pengantin yang elegan.
Rambutnya dihiasi mahkota berlian putih yang membuatnya seperti putri kerajaan yang menawan. Sementara paras cantiknya tampak memukau karena pipinya yang putih berseri itu, kini sedikit bersemu merah, lalu bibir mungil yang dihiasi lipstick merah muda lembut.
Saat Keira keluar dari ruangan rias, sontak semua orang memusatkan atensi kepadanya.
"Benar-benar maha karya Tuhan yang sangat indah." sahut seorang wanita cantik, yang tak lain adalah Bunda Irene-yang detik ini resmi menjadi Ibu mertuanya Keira.
Beberapa orang gadis berbisik-bisik, mata mereka sarat akan rasa kagum melihat kecantikan Keira, namun bibir mereka berkata lain, "gue yakin dia oplas, cantik banget soalnya. Gak mungkin ada orang secantik itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | JAEHYUN
FanfictionSUDAH DITERBITKAN Jaehyun berusaha supaya Keira tidak mengetahui atau mengingat memori apapun dari masa lalu. (Banyak roman, sedikit misteri) Jaemicchan 2019 ©All Rights Reserved