Rose menghela napasnya berkali-kali, wanita beranak dua itu tengah mengendalikan emosinya. Pasalnya Keira-anak sulungnya itu belum juga keluar dari kamar. Padahal ia sudah berpesan kepada Keira, supaya tidak lelet.
Lihat, bahkan sekarang sudah satu jam Rose menunggu tapi anak sulungnya itu belum muncul juga.
"Pa! Liat tuh anak kamu belum keluar juga! Tiap mau kemana-mana pasti ngaret." Decak Rose, Chanyeol yang sedari tadi tertawa melihat video lucu itu tidak menghiraukan ucapan istrinya.
Rose sangat kesal melihat selera humor suaminya yang tiarap itu. "Argghhh! Pa! cepet panggilin Keira!" bentak Rose kesal.
Chanyeol terguling dari sofa berwarna merah maroon, ia sangat kaget. Perutnya sakit karena terlalu lama tertawa. "Kenapa, Ma?" tanya Chanyeol kebingungan karena Rose tampak kesal.
"NGGAK JADI!" balas Rose tak keruan. Keterlaluan suaminya itu, jadi dari tadi ia mengomel sebanyak itu tak di dengar sedikit pun? Rose semakin kesal dibuatnya.
Lantas ia berjalan menuju tangga, dari bawah tangga ia berteriak supaya Keira yang kamarnya di lantai dua itu bisa mendengarnya. "KEI...! CEPET!!"
"Iya Maaaa bentar, ini Kei baru beres mandi!" Bohong, padahal Keira baru saja beres rebahan sambil main pou, Dia belum mandi sama sekali, ia terlalu malas menghadiri acara pertemuan keluarga yang disebutkan oleh Mamanya.
Pikir Keira hal itu terlalu kolot, dia tidak bodoh untuk tidak mengerti kalau di balik acara itu ada maksud tertentu, tadi malam Mamanya berkata kalau seorang wanita bernama Irene itu memberikannya kado begitu banyak, dan Irene itu adalah calon mertuanya. Keira hapal betul bagaimana keseriusan Mamanya.
Hal itu bukan guyonan semata. Jika hal itu keluar dari mulut Papanya, mungkin Keira juga bisa tenang. Tapi, sekali lagi, sang Mama telah mendeklarasikan kalau ia akan punya calon mertua dalam waktu dekat.
BIG NO! Keira tidak mau hal itu terjadi, mana ada perjodohan di jaman milenial seperti ini? Kesannya ia seperti tidak laku saja. Keira adalah perempuan yang benci dengan film, cerita, atau apa pun itu yang bertema perjodohan. Dan sekarang ia harus merasakan hal itu? HAHAHA! Lebih baik ia minggat saja dari rumah kalau dipaksa seperti itu.
Pernikahan itu bukan ajang untuk bercanda, ia harus memilih pria yang dicintai dan mencintainya. Bayangkan saja, bagaimana nantinya kalau hidup dengan orang asing yang tidak kita cintai, rasanya gersang seperti di padang pasir. Pikir Keira.
Lagi pula dia masih 17 tahun, sebentar lagi akan 18 tahun. Dia masih remaja, hei! Untuk apa melaksanakan pernikahan di umur semuda itu? Ah tidak! Keira tidak mau hal itu terjadi. Masih memakai piyama berwarna pink, ia menggigit jarinya, dia harus kabur dari rumah. Ia tidak mau mengikuti acara perjodohan sialan itu.
Keira mulai melangkah menuju balkon, ia melihat ke bawah, lantas pundaknya bergetar, bulu kuduknya berdiri. "Sial! Tinggi banget, badan gue bakalan remuk kali ya kalau lompat?" ia bermonolog.
"Tok! Tok! Tok!" Suara ketukan pintu itu semakin menyadarkan Keira, kalau ia tidak punya waktu lagi. Dia mengambil seprai kasurnya lalu ia menyambungnya dengan gorden kamar yang sengaja ia buka. "Keiiii cepet buka pintunyaaaa!" Suara Mamanya terdengar jelas di balik pintu.
Dengan tangan yang agak gemetaran, Keira menjatuhkan kain sambungan yang sangat panjang itu ke bawah tanah. "Errr...tinggi banget! Semoga pas gue turun gue nggak mati." gumam Keira seraya menenggak ludahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTMH | JAEHYUN
FanfictionSUDAH DITERBITKAN Jaehyun berusaha supaya Keira tidak mengetahui atau mengingat memori apapun dari masa lalu. (Banyak roman, sedikit misteri) Jaemicchan 2019 ©All Rights Reserved