02. Instruktur Senam

87.3K 7K 983
                                    

Mengerjapkan mata berkali-kali, akhirnya Keira bisa tersadar sepenuhnya dari lamunan. Ia segera membuka bukunya dan mencoba mengerjakan PR Matematika tentang limit.

Berulang kali ia menghitung menggunakan rumus yang ada, namun nihil, ia tak mendapatkan hasil yang ada dalam pilihan.

Rasanya sangat menyebalkan. Akhirnya Keira pun memutuskan untuk mencari seseorang di kelasnya yang ahli dalam bidang Matematika.

Keira menghampiri Jeno yang tengah bermain game online di ponselnya. “Jen, lo liat Renjun gak?”

Bukannya menjawab pertanyaan Keira, Jeno lelaki mancung berwajah bak dewa Yunani itu malah mengumpati ponselnya.

“Ah njir jadi diserang woi itu benteng pertahanan gue njir!!”

Keira berdecak malas lantas ia mencari rekan berbicara lain untuk menanyakan dimana keberadaan Renjun sekarang.

Kedua mata indahnya berbinar saat melihat Haechan, lelaki berwajah manis yang tengah bermain gitar sendirian di atas mejanya. “Chan, lo liat Renjun gak?”

Haechan menunjuk keberadaan Renjun dengan dagunya.”Tuh, dia lagi di pojok.”

Keira tersenyum lebar setelah itu ia mengucapkan terima kasih kepada lelaki berwajah manis itu. Sekarang Keira berderap ke tempat dimana Renjun berada. Dia melangkah dengan pelan, niatnya ingin mengagetkan Renjun dari belakang. Tapi yang di dapat malah Keira yang kaget setengah mati. Matanya membelalak sempurna melihat sebuah tayangan pada ponsel Renjun.

“WAH GILA JUN LO NONTON APAAN—“ jeritan Keira terpotong karena dengan gerakan cepat Renjun mendaratkan tangannya untuk membekap mulut Keira.

Sontak para siswa-siswi yang tengah berada di kelas pun mengalihkan atensinya kepada Keira dan Renjun.

Dengan cekatan Renjun membawa Keira ke luar dari kelas, ia membawa sepupunya itu menuju kebun yang ada di samping kelasnya. Karena disana tidak akan ada yang mendengar percakapan mereka berdua. Hanya ada bunga-bunga dan serangga beserta hewan lainnya.

Wajah Renjun memerah, cowok itu terlihat gusar. Sedangkan Keira tengah menahan tawanya sekuat tenaga. Ia tidak menyangka kalau sepupunya itu suka dengan film yang tidak boleh ditonton.

“Wah Jun, gue gak nyangka sumpah deh.” Keira masih menahan tawanya saat melihat wajah polos Renjun yang masih merah.

“Berisik lo, jangan bilang sama siapa-siapa!” bentak Renjun.

“Aw, gue takut banget ferguso!” Keira masih memasang wajah menjengkelkannya.

Sementara Renjun sudah tak enak dengan posisi duduknya, lantas ia pun berdiri.

“Jangan bilangin ke siapa-siapa, terutama ke orang tua gue…” kali ini nada suara Renjun tidak setinggi tadi, ia mencoba lebih lembut berbicara kepada sepupunya yang menyebalkan itu.

Keira masih saja tertawa sembari memegangi perutnya. Ia bisa membayangkan jika kabar ini sampai pada Om Kyungsoo—Ayahnya Renjun, bisa-bisa sepupunya itu diceramahi habis-habisan, karena omongan Om Kyungsoo itu sangat pedas bahkan mengalahkan bubuk cabe level maksimal.

“Please, Kei ..” Renjun memohon lagi. Keira berusaha menghentikan gelak tawanya. “Oke, gak bakalan gue bilangin, rahasia lo bakal aman, tapi ada syaratnya.”

MTMH | JAEHYUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang