Sepanjang siang itu Arin habiskan dikamar, sedangkan Mark bersama dengan Mina diruang tamu.
Arin tidak mau meninggalkan mereka berdua begitu saja, tapi rasanya tidak enak ada disana begitu saja. Memang siapa dia?
Arin menyibukkan diri dengan menggambar di buku sketsa nya sampai akhirnya tanpa sadar Ia tertidur.
"Oh Mark sudah pukul 5, yaampun waktu cepat sekali. Aku harus pulang, Arin dimana?"ucap Mina.
Mark berjalan menuju kamar dan mendapati Arin tertidur di sofa kamar.
"Tidur"sahut Mark.
"Oh baiklah. Aku pulang dulu ya?"pamit Mina. Mark mengantar gadis itu sampai gerbang rumahnya.
Lantas kembali ke kamarnya dan Arin. Mark mengambil buku sketsa Arin, sketsa disana sudah selesai setengah nya, Mark menutup buku itu, merapihkan alat-alat gambar Arin dan mengangkat Arin ke kasur.
Mark kemudian menidurkan dirinya disebelah Arin, Ia lapar tapi rasa nya tidak tega membangunkan Arin, akhirnya Mark ikut tidur.
Sedangkan Arin terbangun saat pukul 7 malam, Ia sendiri kaget mengapa tidur selama itu.
"Mark?"ucap Arin.
"Mark?"panggil Arin lagi, dengan ragu tangannya terjulur untuk menyentuh pipi Mark.
"Oh astaga, Mark!"kata Arin panik. Ia beringsut mendekat kearah Mark.
Tangannya menyapu poni Mark dan menyentuh dahi pria itu yang terasa hangat. Mark demam.
"Mark, bangun"ucap Arin selembut mungkin.
Mark membuka mata nya pelan, kepala nya terasa sakit. Mark mengambil tangan Arin dan menggenggam nya erat.
"Jangan pergi, Arin"gumam nya.
Pipi Arin merona merah dibuatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect | Mark Lee, Choi Arin
Short StorySiapa kira Arin bisa menikah dengan seorang Mark Lee?? Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualisasi, atau hal-hal lain. cerita ini pure dari otak saya. 🙏🙏