Seneng banget liat kalian dapet feel dicerita ini 😭ㅡㅡㅡㅡㅡ
Arin berjalan dalam diam bersama Mark di taman dekat rumah makan mereka sebelumnya. Arin yang mengajak agar kemari.
"Apa yang mau dibicarakan?"tanya Mark setelah mereka saling berdiam selama 20 menit.
Arin memang bilang ingin mengatakan sesuatu.
"Ayo duduk dulu"pinta Arin sambil menarik tangan Mark menuju kursi taman. Dan Mark mengikuti nya.
"Oppa, aku ingin eskrim itu. Mau membelikannya tidak?"ucap Arin sambil menunjuk kios es krim diseberang jalan.
"Ingin rasa apa?"tanya Mark.
"Strawberry dan cotton candy!"jawab Arin semangat.
Mark bangkit dari kursi dan berjalan menuju kios tersebut sedang Arin senyumannya luntur saat melihat punggung Mark yang menjauh.
Arin meremas tas nya kuat-kuat sejak di rumah makan. Mina terus menceritakan tentang Mark semasa kuliah, dan Mark sesekali menyauti nya tanpa melibatkan Arin.
Hati nya sakit sekali, rasa nya Ia tidak bisa melanjutkan ini lagi. Pernikahan nya sia-sia jika hanya dirinya yang berjuang.
Mungkin memang saatnya menyerah. Arin tidak sekuat itu untuk terus bertahan.
"Ini"ucap Mark sambil menyodorkan satu cup eskrim yang Arin minta.
Arin tersenyum. "Terimakasih"
Arin memakan eskrim nya sesekali menyuapi Mark yang tidak menolak Ia suapi itu.
"Apa Oppa masih sibuk dikantor?"tanya Arin disuapan terakhirnya.
"Ya"jawab Mark.
Arin tersenyum. "Oppa, aku rasa kita— bagaimana aku harus mengatakannya? Aku rasa kita tidak akan berhasil. Oppa, aku lelah, aku sangat lelah disini. Rasanya hanya aku yang berusaha mempertahankan pernikahan ini, aku— rasanya sakit sekali melihat oppa dengan Mina eonni, bahkan jika kalian benar-benar hanya berteman pun rasa nya sulit untukku karna oppa jauh lebih terbuka pada nya ketimbang pada diriku"
"Tapi saat melihat oppa menghargai masakanku, saat melihat oppa membutuhkanku ketika sakit, saat oppa membantuku dengan perkerjaan rumah hatiku sangat tersentuh. 'Oh oppa perhatian sekali' 'oppa juga mencintaiku' berkali-kali kukatakan itu untuk diriku sendiri tapi hati kecilku berkata lain, oppa bahagia dengan Mina eonni meskipun samar"lanjut Arin sembari menatap Mark, berusaha melihat reaksi lelaki itu.
Tapi Mark hanya diam menatap Arin dengan datar.
"Oppa, mari hentikan pernikahan ini. Maaf aku tak memiliki hadiah apapun dihari ulangtahunmu"ucap Arin akhirnya.
Lantas Arin pergi meninggalkan Mark yang hanya membisu.
ㅡㅡㅡㅡ
Maaf ya:(
Bukan salah Mark, Arin, atau Mina.
Salah aku semua gaes :(

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect | Mark Lee, Choi Arin
NouvellesSiapa kira Arin bisa menikah dengan seorang Mark Lee?? Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualisasi, atau hal-hal lain. cerita ini pure dari otak saya. 🙏🙏