Siapa kira Arin bisa menikah dengan seorang Mark Lee??
Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualisasi, atau hal-hal lain. cerita ini pure dari otak saya. 🙏🙏
Di hari kelima itu Arin sibuk membuat berbagai macam cookies, untuk Mark dan mungkin untuk tamu yang datang ke rumah.
Hingga keesokan harinya, Arin bangun pagi, memakai baju nya yang paling cantik untuk Mark. Wajahnya dipoles Make up tipis. Rambutnya dibiarkan tergerai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arin pergi ke bandara pada pukul 11, Mark bilang kemungkinan pukul 1 dia sudah sampai.
Arin menghentikan taxi yang melewati halaman depan rumahnya.
"Bandara, paman"ucap Arin.
Si supir dengan ramah mengajak Arin mengobrol.
"Apa kau akan menjemput kekasihmu? Kau tampak cantik"puji si supir.
Arin tersipu. "Sebenarnya aku menjemput suamiku"
"Ahh kau sudah menikah? Berapa umurmu? Apa tidak terlalu muda?"
"23, paman. Tidak apa, aku mencintai suami ku kok"jelas Arin.
Supir tersebut tersenyum.
"Suami mu pasti beruntung sekali"
"Tidak, aku yang beruntung paman"
Sang supir tertawa pelan.
Ya, Arin selalu merasa beruntung karena menikah dengan Mark.