27

2.9K 350 10
                                    


Arin membuka pintu kamar Mark dengan ragu.

Ada Mark yang tengah tertidur dengan infus disebelahnya. Wajahnya pucat dan tampak berkeringat dingin.

Arin menggigit bibirnya, rasa nya ingin menangis lagi.

Dengan perlahan Arin menaiki kasur Mark, memeluk pria itu dari samping dengan erat. Tubuh Mark terasa panas karena demam, dan ada plester luka didahinya.

"Dasar bodoh"caci Arin pelan.

Suami nya ini bodoh sekali.

Mark memiringkan tubuhnya, balas memeluk Arin. "Arin jangan pergi"

"Aku tidak pergi"balas Arin pelan.

"Mimpiku Indah sekali, kau ada disini sekarang"ucap Mark.

Dahi Arin mengerut, pria ini menganggap dirinya mimpi eh?

"Ini bukan mimpi"kata Arin.

"Ini mimpi. Nyata nya kau meninggalkan aku, Arin" dan detik itu Arin merasakan Mark menangis.

Seorang Mark Lee menangis hanya karena Arin.

Arin melepas pelukan nya dan menangkup kedua pipi Mark yang sudahh basah berurai airmata.

"Aku melepasmu agar kau bahagia, Oppa. Kenapa sekarang malah begini??"tanya Arin frustasi.

"Aku tidak bahagia!"Mark menggelengkan kepalanya. "Bahagiaku kau, Arin. Hanya Arin"

Arin kembali tertegun.

"Jangan pergi, kumohon"gumam Mark sebelum kembali tertidur

Perfect | Mark Lee, Choi ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang