23

2.6K 337 11
                                    



Sudah dua hari lama nya Arin ada di desa kecil dipinggiran Seoul. Di sebuah panti asuhan yang dulu sering Ia datangin.

Arin berusaha menata ulang hidupnya. Sulit sekali berjauhan dengan Mark Lee, Ia sudah terbiasa dengan lelaki itu, sangat terbiasa

"Arin bisa bantu membeli bahan makanan?"pinta nyonya kim— Ibu pengurus panti.

"Tentu. Apa saja yang harus kubeli?"tanya Arin.

Nyonya kim memberinya uang dan sebuah kertas berisi hal yang perlu dibeli.

"Aku pergi dulu"ucap Arin sambil mengayuh sepeda panti.

Tubuhnya dibalut sweater rajut berwarna putih tulang dan rok tulle midi berwarna cream, kedua nya baju nyonya kim semasa muda karena Arin hanya membawa apa yang Ia pakai dihari Ia meninggalkan Mark.

Arin berusaha tampak biasa saja, Ia tersenyum, menyapa para warga desa dan penjual dipasar, meminta diskon, hingga mencicipi berbagai makanan.

Tapi yang sebenarnya Arin inginkan hanya menangis. Arin merindukan Mark.

Selepas dari pasar, ditaruhnya belanjaan miliknya di keranjang sepeda.

Grepp

Seseorang memegang pergelangan tangan Arin.

"Nona Arin"kata nya.

Arin menarik tangannya dan bergerak mundur. "Siapa?"

Pria berbalut sweater hitam itu tersenyum. Tampan tapi menyeramkan.

"Perkenalkan saya Xiao dejun, anda bisa memanggil saya Xiaojun, nona"ucapnya.

"Saya tak mengenal anda"kata Arin, lantas bersiap pergi.

"Saya yang berada di depan rumah anda minggu lalu"

Arin berhenti. "Kau apa?"

"Bisa kita bicara terlebih dahulu?"pinta Xiaojun.



ㅡㅡㅡㅡ

Dejun ganteng kesayangan akuuu

Perfect | Mark Lee, Choi ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang