25

2.6K 326 3
                                    

Arin mulai tidak fokus sekembalinya Ia dari pasar.

Ucapan Xiaojun terngiang-ngiang dikepalanya. Tapi Mark tampak tidak mungkin melakukan itu.

"Arin, aku tau aku tidak berhak ikut campur, tapi kau dan suamimu sama-sama sudah dewasa selesaikan lah masalah ini dengan baik"ucapan nyonya kim tadi juga kembali terngiang dikepala Arin.

Ditatapnya ponsel ditangannya, ponselnya Ia matikan sejak dua hari lalu. Arin kemudian menekan tombol power di ponsel nya.

Berbagai pesan dan panggilan tak terjawab memenuhi ponselnya, paling banyak dari Yoona, ada Jeno yang menanyakan keberadaan nya, Jisung yang terus mengiriminya 'P', tapi tidak ada Mark.

Arin membuka pesan dari Yoona.






Ibu

|Arin..
|Mark tidak masuk kerja, apa Ia sakit?
|Arin, apa sesuatu terjadi? Kenapa tidak mengangkat telfon Ibu?

Itu pesan kemarin.


|Arin, Ibu tidak tahu masalah kalian apa. Pagi ini Ibu menemukan Mark demam tinggi tanpa ada dirimu, apa sesuatu yang buruk terjadi?
|Arin, angkat telfon Ibu. Ibu sangat khawatir denganmu.
|Arin, Mark menghilang..

Itu pesan hari ini.

Arin mengernyit, Ia membuka pesan Jeno.







JenoLee

|Nuna, apa sesuatu terjadi? Ibu membawa Mark hyung ke rumah.
|Demam Mark hyung tinggi, dokter bilang Ia harus dirawat, tapi dia tidak mau.
|Nuna angkat telfonku.
|Nuna, pulang lah. Mark hyung tadi menghilang, kami semua mencari nya, tapi Hyung ternyata mencari Nuna, ia hampir tertabrak tadi.

Lantas ponsel Arin terjatuh setelah membaca pesan Jeno.







ㅡㅡㅡㅡ

Maap aku lupa...

Perfect | Mark Lee, Choi ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang