12

2.5K 340 10
                                    



Satu bulan pernikahan tidak ada yang berubah.

"Besok aku ke Jepang"ucap Mark

Arin yang tengah mencuci piring terlonjak kaget. "Kenapa mendadak?"

"Tidak mendadak"sahut Mark.

Dalam hati Arin mencibir. Apa nya yang tidak mendadak.

"Sebentar ya. Oppa berapa lama disana?"tanya Arin sambil mencuci tangannya.

"5 hari"jawab Mark.

"Hah? 5 hari?"ulang Arin.

Lama sekali keluhnya dalam hati. Arin sudah terbiasa bangun dan tidur dengan melihat Mark.

Akhirnya walaupun Arin sangat berat hati, Ia tetap merapihkan barang-barang Mark untuk dibawa pria itu.

"Makanlah dengan teratur"kata Arin

"Hmm"

"Jangan melupakan sarapanmu dan langsung minum kopi"titah Arin lagi.

Mark yang terduduk diatas kasur sembari memperhatikan Arin yang melipat satu persatu pakaian nya itu mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Nah sudah. Oppa tinggal berangkat"ucap Arin sambil mendorong koper Mark ke sisi lain kamar.

Mark sendiri menghampiri Arin, menarik gadis itu menuju kasur.

"Aku rasa ini terlalu awal untuk tidur?"kata Arin.

Mark hanya diam sembari menatap Arin yang berbaring disebelahnya.

"Berhenti menatapku"pinta Arin malu.

"Boleh aku memelukmu?"tanya Mark.

"Apa?" Arin tersentak. Apa Mark baru saja meminta izin untuk memeluk istri nya??

Tapi Mark tidak menjawab, wajahnya masih datar dengan pandangan lurus menatap Arin.

Arin menjadi salah tingkah. "Tentu saja boleh, kenapa izin dahulu?"

Mark tanpa bicara beringsut mendekat, menarik Arin kedalam dekapannya.

Arin sendiri menghirup aroma Mark yang menguar didekatnya.

"Aku akan merindukan Oppa"bisik Arin.

"Hmm"

Perfect | Mark Lee, Choi ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang