02

3.1K 366 14
                                    

"Setelah ini berbahagialah, Arin"ucap sang Paman.

Arin mengangguk ragu.

Tepat setelah itu pintu gereja terbuka, pandangan Arin sudah terpaku pada seorang laki-laki yang berdiri disebelah pastor diatas altar sana.

Rambutnya hitam legam, ditata dengan bagian depan nya keatas, kulitnya putih pucat, wajahnya tampan tapi terasa dingin dengan tatapan yang datar, rahangnya tegas, dengan tubuh berbalut tuxedo putih yang dibagian saku terdapat bunga kecil.

Arin sedikit tersipu saat lelaki yang Ia tau bernama Mark itu terus menatapnya lekat.

"Tolong jaga Arin kami"kata paman Arin sembari menaruh tangan Arin diatas tangan Mark.

"Ya"sahut Mark datar.

Dari sini Arin jadi mengerti apa yang Yoona maksud 'penyakit' Mark.

Mereka mengucap janji lalu saling memasang cincin.

Dan saat tibanya Mark untuk mencium Arin, Mark membuka pelan tudung yang melapisi kepala Arin, tangannya yang dingin terangkat, menangkup pipi Arin.

Arin menutup matanya kala merasakan sensasi dingin tangan Mark dan saat Mark mendekatkan wajahnya sorakan tamu undangan terdengar keras.

"Cantik"bisik Mark.

Lantas Mark mencium kening Arin dengan hati-hati.

"Hyung!!! Tidak seru!!"

"Jisung!!"

Perfect | Mark Lee, Choi ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang