VI

1.7K 180 6
                                    

Menjadi julukan misterius dan bahan penindasan karena dianggap anak dari panti asuhan merupakan sesuatu yang merepotkan. Ditambah karena sikap cuek keduanyalah yang menjadi bulanan setiap siswa penindas.

Ada rasa lelah memang menutupi jati diri yang sebenarnya dari keduanya, tapi apa boleh buat mereka hanya perlu tetap bersekolah.

Sebenarnya mereka bersekolah hanya untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Selain untuk mendapatkan predikat nomor satu, ada maksud lain yang terselubung dalam alasan yang pertama.

Mungkin jika mereka mengumbar akan jati diri keduanya, mungkin tidak akan ada yang percaya, dikarenakan keduanya sudah sangat dikenal dengan kemisteriusannya.

Tapi yah begitulah, mereka dari kelas sepuluh sudah menjadi siswa terbaik dan jelas kesayangan para guru.

Kemampuan berfikir cepat. Seperti pelajaran yang dihafal diluar kepala. Karena memang dari kecil mereka telah diajarkan pelajaran untuk pelajar diperkuliahan.

Maka tidak mengherankan jika keduanya begitu dengan mudah tanggap dengan seluruh materi.

Jati diri keduanya bukanlah si yatim piayu dari panti asuhan, nyatanya mereka orang berada, sangat berada malah.

Tinggal dilingkungan Elit nan megah.

Keduanya tinggal berdampingan, hanya sektar tembok yang membatasi Mansion keduanya.

Oke lupakan. Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh keduanya.

"Kau tidak ingin bekerja lagi Young?" ujar Seungmin pada Jinyoung.

"Kerja yang mana kau maksud? Yang nonton atau yang gadis?" tanya Jinyoung.

Mereka berdua kali ini sedang berada di perpustakaan milik Jinyoung. Dengan laptop di depan mereka. Tengah menjelajahi suatu Web rahasia.

"Yah. Terserahmu. Aku akan ikut. Kali ini kau yang pilih." ujar Seungmin.

Terlihat Jinyoung berfikir.

"Kalau nonton, kita berakhir diranjang berdua. Gadis saja? Sudah lama tidak keluar malam-malam." pilih Jinyoung dengan alis dinaik turunkan serta senyum yang err.. lebih kearah smirk.

Seungmin yang mendengar itu ikutan bersmirk.

"Ide bagus. Sudah lama juga tidak bermain."

Setelahnya, mereka menutup laptop masing-masing dan bergegas berganti pakaian. Seungmin tidak perlu pulang kerumah, dirumah Jinyoung telah ia sediakan pakaiannya, begitupun sebaliknya.

Begitulah kedekatan keduanya. Tidak ada rasa sungkan serta canggung jika mereka hanya berdua. Tidak pernah ada rahasia antar keduanya, saling terbuka. Itulah mengapa mereka begitu klop di dalam segala hal, apapun.

---LIFE---

Seungmin serta Jinyoung berada didalam mobil sekarang, dengan Seungmin yang menyetir dan Jinyoung tepat disebelahnya. Kali ini mereka menuju sebuah tempat lebih tepatnya rumah seseorang yang menjadi target.

Mereka bisa saja mendapat target di club. Tetapi pasti disana tidak akan ada yang perawan, akhirnya ia memilih seseorang yang sekarang terlihat berjalan menuju rumahnya.

Keduanya telah sampai di tempat target, tetapi masih berdiam diri didalam mobil tidak lupa mematikan mesin mobil agar targetnya mengira tidak ada seseorang didalam mobil tersebut.

"Kau sudah dapat semua informasi tentangnya Young?" tanya Seungmin dan melihat Jinyoung yang berkutat lagi dengan laptop.

"Yahh.. Seperti yang diharapkan. Dia pelajar dan dia sekolah di sekolah yang sama dengan kita, tapi lebih muda dua tahun dari kita, berarti kelas sepuluh. Pantas wajahnya asing, aku belum mengambil data-data semua kelas sepuluh. Aku hanya punya kelas sebelas yang 80% banyak yang sudah tidak perawan. Ck ck ck.. Perusak masa depan." Jelas Jinyoung panjang lebar.

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang