XVIII

1.4K 154 6
                                    

Jika kau mencari keberadaan Yeji, ia masih demam. Ia masih mengingat masalah yang menimpanya dua hari yang lalu. Jika kalian berfikir Yeji kuat, itu tidak benar. Yeji mempunyai banyak trauma dalam hidupnya jika dibandingkan dengan saudara kembarnya, Hwang Hyunjin.

Untungnya, ada teman yang selalu menjenguknya, Nancy. Nancy selalu membantu Yeji jika ada perlu, begitupun sebaliknya.

Jika Hyunjin sedang keluar, pasti Nancy yang menyempatkan dirinya ke apartemen Yeji untuk menemaninya.

Walau akhir-akhir ini, Hyunjin juga sering pulang agak cepat, karena jelas Hyunjin juga khawatir dengan saudaranya, walau terkesan tsundere.

Untung sekarang Yeji sudah mulai membaik, sepertinya besok ia sudah dapat bersekolah kembali. Walaupun ia cerdas, tapi ia tak ingin ketinggalan banyak materi dan berakhir menyalin banyak.

Apartemen disitu terlihat sepi malam ini. Entah kenapa begitu sepi. Biasanya jika jam begini, masih ada yang berjalan diluar apartemen. Tapi malam ini begitu hening.

Mungkin berita tentang dua perempuan yang dibunuh di apartemen sebelah itu yang mengakibatkan banyak yang berdiam diri tak ingin keluar, walau beda gedung, tapi semuanya terlihat was-was.

"Besok kau sudah sekolah kan?" tanya Hyunjin yang sibuk dengan ponselnya.

"Iya. Aku sudah bisa bersekolah. Berada di dalam kamar ini, agak begitu bosan." jawab Yeji yang sudah akan tidur.

Hyunjin mengangguk-angguk tanda mengerti dan terfokus ke ponselnya kembali. Yeji yang penasaran kesibukan saudaranya itu, akhirnya beranjak dari tidurnya, dan menuju Hyunjin.

"Kau sedang apa?" tanya Yeji.

"Ini urusanku dengan Felix." jawab Hyunjin sekenanya.

"Kelihatannya sangat serius." Ucap yeji penasaran.

"Ah yah. Aku belum mengatakannya padamu. Ada keanehan dikelas. Yah ini hanya pendapatku sih. Jika hal ini aneh." ungkap Hyunjin.

"Memangnya ada apa?" tanya ayeji.

"Kau tau kan sifat Jinyoung, Seungmin serta si kembar Lee?" ujar Hyunjin yang diangguki oleh Yeji, "Nah. Mereka melakukan kerja sama." lanjutnya.

"Eoh? Kerja sama? Jangan bercanda, mereka berbincang saja tidak pernah." sanggah Yeji.

"Hal itulah yang kupikirkan sekarang. Kejanggalan itu bukan hanya aku yang merasakannya. Ternyata Felix juga. Maka dari itu kami ingin mencari tau. Karena jika kuperhatikan, mereka memiliki rahasia besar." ucap Hyunjin lagi.

"Jadi kau ingin ikut campur? Begitu?"

"Yah. Bisa dikatakan begitu. Tekadku sudah bulat, begitupun Felix."

"Ck. Jika berbahaya bagaimana? Kau tidak begitu mengenal mereka. Aku merasa mereka memiliki niat terselubung."

"Tidak mungkin mereka melukai teman sekelasnya kan? Sudahlah Yeji. Ini sudah kupikirkan dari kemarin-kemarin. Jadi aku tidak bisa mundur begitu saja."

Kalau sudah begini, Yeji sudah tidak bisa menyangkalnya. Mereka berdua itu keras kepala jadi bagaimanapun harus ada pihak yang mengalah.

"Yasudah. Asal kau baik-baik saja." tukas Yeji akhirnya memilih mengalah.

Hyunjin tersenyum kemenangan. Akhirnya ia bisa menang dari Yeji. Jika ia ingat-ingat, baru kali ini Yeji mengalah.

 Jika ia ingat-ingat, baru kali ini Yeji mengalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang