XXII

1.1K 116 8
                                    

~~Felix yang melihat kekacauan hanya bisa menenangkan saudaranya Chaewon, sangat takut jika sakit diderita saudaranya kembali kumat, terlebih saat melihat Chaewon yang meremat bagian jantungnya menahan sakit.

"Kita keluar Chae. Tenang! Hei hei.. Chae. Aish sialan." gerutu Felix panik, melihat tiba-tiba Chaewon melemas dipelukannya dan merasakan beban berat, makin panik saat melihat hidung Chaewon mengeluarkan darah segar, tak pikir panjang, ia langsung menggendong Chaewon dan berlari kesetanan menuju parkiran sekolah.~~

______________

Felix telah menunggu sejak setengah jam yang lalu, dia berada di loby rumah sakit tengah menunggu Chaewon yang sekarang diperiksa oleh dokter kepercayaannya.

Tadi saat sampai, ia langsung menuju ke UGD agar segera ditindak lanjuti. Menaiki taksi menuju rumah sakit, meninggalkan motornya diparkiran sekolah. Tapi memang ia tak memikirkan hal itu, yang terpenting sekarang adalah keselamatan saudarinya.


Sampai di rumah sakit, langsung saja Chaewon diperiksa. Mungkin setelah ini akan di rawat kembali di ICU, Seperti beberapa hari yang lalu.

Menunggu dengan tenang walau dalam hati begitu gusar mencemaskan saudarinya.

Masih belum ada tanda-tanda dokter yang menghampirinya, makin membuatnya cemas.

'Ya tuhan. Semoga tak terjadi apa-apa dengan Chaewonku.' Do'a nya dalam hati.

"Felix!" Teriakan itu membuatnya menoleh, melihat siapa gerangan yang memanggilnya dengan suara yang begitu besar.

Setelah dilihat ternyata wanita yang sering ia lihat bersama Chaewon di restoran tempat saudaranya itu bekerja, ia Heejin.

Berusaha tersenyum agar terlihat baik-baik saja didepan sahabat saudarainya itu agar tak membuat Heejin ikut cemas.

"Bagaimana keadaan Chae? Dia baik-baik saja kan?" pertanyaan beruntun ia dapatkan dari Heejin.

Bagaimana Heejin tau? Tentu saja Heejin melihatnya sendiri tadi saat disekolah, dimana Felix mengangkat Chaewon ala bridle style dengan wajah panik keluar pagar sekolah setelah dibukakan pagar oleh satpam.

"Aku belum tau. Dokter yang menangani Chaewon belum keluar sejak tadi." jelas Felix.

Heejin mengangguk mengerti dan duduk disebelah Felix, terlihat jelas raut khawatir Heejin, ia memang tak tahu sakit apa yang diderita sahabatnya itu sampai masuk ICU, pernah ia tanyakan pada Chaewon sendiri, saat sahabatnya itu kesakitan di kepalanya hingga pingsan dan musti di tidurkan di kamar tersedia di restoran tempatnya bekerja. Jawaban Chaewon waktu itu ia percayai, kalau Chaewon hanya kecapekan sehabis bekerja pulang sekolah.

Saat keduanya termenung, dokter keluar dari dalam ruangan, menghampiri Felix dengan raut wajah tak terbaca.

"Bagaimana dok?" tanya Felix berusaha tenang.

Terdengar helaan nafas dokter, membuat Felix serta Heejin harap-harap cemas.

"Sepertinya Chaewon harus dirawat dan menjalankan operasi untuk pengangkatan tumor di jantungnya." jelas dokter.

Felix serta Heejin terkejut akan fakta itu, walau Felix memang sudah tau. Tapi saat pertama periksa, dokter mengatakan kalau Chaewon 'berkemungkinan', hanya mungkin terjadi, tapi ternyata sekarang memang ada.

Masih tak ada yang berbicara, akhirnya dokter melanjutkan, "Apakah dikeluargamu dulu ada yang memeliki tumor jantung juga Felix?"

Felix tersadar dari lamunannya dan mengangguk mengiyakan. Memang dikeluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit itu.

"Iya dok. Ibuku dulu juga memilikinya, tapi tak ada yang tau hingga tumor itu menjadi ganas dan beliau tidak dapat diselamatkan." jelas Felix denga suara tercekat, ia tak ingin hal itu kembali terjadi pada Chaewon.

Heejin hanya bisa diam dengan tangisnya yang sudah tak dapat ia bendung, kenapa nasib sahabat baiknya itu sangat memilukan. Ia tak sanggup. Walau hidupnya juga hampir tak jauh beda dari keduanya tapi ia bersyukur masih sehat seperti sekarang ini.

"Kau harus sabar Lix. Chaewon akan sembuh. Aku jamin." sahut dokter menepuk pundak Felix bermaksud menenangkan pria delapan belas tahun itu.

"Thanks Brother. Aku harap kau bisa membuat Chaewon sembuh." ucap Felix penuh harap pada dokter yang ia panggil brother itu, memang didepannya ini ada hubungan baik yang cukup dekat, pernah tinggal bersebelahan di australia dulu, dokter dengan nametag Christoper Bang, dengan nama panggilan korea Bangchan.

"Baiklah. Kau hanya perlu menandatangani surat persetujuan operasi, dan besok akan segera dilakukan operasi." ucap Bangchan selaku dokter kardiologi-dokter sepesialis jantung-.

Felix serta Heejin mengangguk mengerti. Setelahnya dokter Bang pergi dari sana karena masih ada yang perlu ia lakukan.

"Aku tak menyangka Chaewon bisa punya penyakit itu." ucap lirih Heejin dan terduduk kembali dengan isakan yang kembali keluar.

Felix tak dapat apa-apa, ia tak bisa menenangkan orang lain jika dirinya sendiri harus ditenangkan juga, ingin rasanya ia menggantikan saudarinya didalam sana, ia tidak sanggup melihat Chaewon terbaring lemah seperti sekarang ini.

"Kau harus kuat Chae." ucapnya saat melihat Chaewon dari balik kaca yang terlihat begitu tak berdaya, berbaring dengan berbagai macam alat di sekitarnya serta alat bantu oksigen menempel di sekitar mulut dan hidungnya, melihat itu ia hanya bisa mengepalkan tangan menahan tangisannya.

" ucapnya saat melihat Chaewon dari balik kaca yang terlihat begitu tak berdaya, berbaring dengan berbagai macam alat di sekitarnya serta alat bantu oksigen menempel di sekitar mulut dan hidungnya, melihat itu ia hanya bisa mengepalkan tangan mena...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Maapeun gegara pendek...
Hanya itu yang bisa ku buat untuk saat ini

Chapter Ini kepaksa banget gak sih? Hhuhu... Maaplaahh><

Btw.. Chap berikutnya itu.. Yang hwang ama empat sekawan aneh^^

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang