XXXI

1.1K 110 11
                                    

Yeji memasuki kelas dengan wajah datarnya menuju tempat miliknya.

"Dimana air mineral yang kau beli?" tanya hyunjin karena tadi saudaranya itu izin ke kantin membeli air.

Yeji menoleh kearah hyunjin "Tidak jadi beli. Aku malah menghajar orang" ucapnya tenang tak memperhatikan wajah blank hyunjin

"Apa?! Kau mengahajar orang! Oh god yeji! Aku sudah melarangmu berbuat onar!" pekik hyunjin membuat seluruh atensi kelas menuju kearahnya

"Kau berisik sekali! Mereka yang menyebalkan! Mengejek kelas unggulan. Kelas kita lemah kata mereka! Aku tak terima. Jadi kuberi tamparan saja dan jambakan. Seri kan" baru kali ini yeji berbicara panjang lebar dan itulah yeji jika sedang kesal

"wahh! Aku dukung yeji! Bagus! Biarkan mereka rasakan kemarahan kelas kita" ucap antusias Jaemin memberikan dua jempol kearah yeji, ia juga sering mendengar hal-hal yang mengatakan kelas unggulan merupakan kelas lemah fisik.

Ditengah perbincangan, soobin dan felix masuk bersama dengan felix dengan wajah kentara masih kesal.

"sial sial sial!" umpatnya hingga ketempatnya dan meminum air yang ia beli tadi untuk meredakan kekesalannya.

"Eh? Kau kenapa lix?" tanya jisung yang melihat jelas kekesalan felix.

"Ada yang mencari masalah tadi di kantin! Tapi tenang saja sudah beres" ucap tenang felix memberi tanda tangan berbentuk ok.

"Apa kantin yang sama dengan yeji? Apa kau melihatnya menampar dan menjambak murid disana?" tanya beruntun haechan

"yah aku melihatnya. Dia menampar dan menjambak dua siswi sekaligus" ujar felix

"wahh.. Strong women hwang yeji" ucap jisung, haechan dan jaemin bersamaan membuat yeji yang mendengarnya mendelik kearah ketiganya.

"Apa kantin kacau bin?" tanya sanha kepada soobin yang baru sampai ditempatnya

"Bisa dibilang seperti itu? Aku menghajar dua siswa. Hufftt.. Aku kelepasan" ucap soobin diakhiri gumaman walau masih bisa didengar oleh sanha.

"Kau menghajarnya? Pastikan itu tak sampai ketelinga orang rumah, kita memang tak tinggal disana sekarang tapi kau tau kan bagaimana ayah dan kakek" ujar sanha dengan suara pelan kearah soobin

"aku harap tak sampai kesana" ucap soobin akhirnya dan meminum airnya.

Hening sejenak kelas itu, soobin mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas, mengabsen dengan tatapan seluruh teman kelasnya dan berhenti dipojok kiri, dua bangku disana kosong, tempat Sunwoo dan Hwall.

"Kenapa mereka tak datang?" gumam soobin dengan kening mengernyit, karena sepengetahuan soobin, hwall dan sunwoo sudah tak pernah bolos kelas duabelas ini.

🏡🏡

Dilain tempat.. Dikediaman Heo..

Plak

"Anak tak tau diri! Aku menyekolahkanmu bukan untuk menjadi penguasa! Aku tak menyangka kau menindas murid beasiswa! dan kau ikut balapan liar dan sering ke club malam! Kenapa kau begini! Kau dengar aku Heo Hyunjoon!"

Pria paruh baya yang sedang murka itu adalah ayah hwall, ayah hwall sudah tau seluruh kelakuan anaknya, memang dulu ia tak memperhatikan kelakuan anaknya, namun setelah ia memberi tugas kepada pengawalnya untuk memata-matai kegiatan hwall dan ia mengetahui semuanya dan murka seperti sekarang, menampar anaknya karena kecewa dengan anak satu-satunya itu.

Hwall memang tak kesekolah hari ini karena ayahnya menahannya dan berakhir diruang kerja ayahnya dimansion keluarga heo.

Ibunya hanya bisa menatap iba anaknya, ia tak bisa melawan suaminya karena hwall juga salah.

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang