XXI

1.2K 142 5
                                    

Hening. Kelas itu hening. Kelas yang jika sudah bel berbunyi tanda jam pertama, akan begitu sepi dan mereka hanya berkutat dengan buku-buku pelajaran serta buku-buku ujian, karena ujian segera dilaksanakan empat bulan lagi, itulah mengapa anak unggulan seperti mereka lebih berkutat dengan apa yang didepan mejanya daripada sekitar.

Tapi kali ini empat orang belum memasuki kelas sejak bel berbunyi, hanya ada tas yang bertengger di tempat duduk masing-masing, Hwall, Sunwoo, Soobin dan Sanha.

"Akan ada bencana." ucap spontan Junkyu dengan suara yang agak besar jadi seluruh siswa didalam ruangan itu mendengarnya.

Tapi tak banyak yang peduli, hanya murid yang memang sedikit kepo dengan hal-hal yang misterius seperti ucapan spontan Junkyu, Haechan menoleh dengan kening berkerut.

"Bencana?" ucap Haechan yang menoleh kebelakang meminta penjelasan Junkyu, walau Junkyu tidak menatapnya malah menatap ke depan dengan tatapan kosong

"Hei!" sahut Renjun menyenggol lengan Junkyu disebelahnya juga meminta penjelasan.

Akibat senggolan dilengannya, Junkyu tersadar dan menoleh melihat siapa yang menyenggolnya.

Junkyu membulatkan matanya. Lupa jika disebelahnya itu Renjun, dan agak segera bergeser sedikit menjauhi Renjun yang menatapnya penuh tanda tanya.

"Ada apa Kyu? Kau tak apa?" ucap Jaemin khawatir dengan sikap teman kecilnya itu. segera beranjak mencoba menenangkan Junkyu yang sedang ketakutan?

"Mereka datang!" teriak Junkyu dan setelahnya terdengar pintu ditendang dari luar.

Brak!

Pintu menghantam dinding dibelakangnya cukup kuat hingga Hyunjin yang tertidur terlonjak kaget dengan suara keras itu, hampir saja ia mengumpat namun tak jadi saat melihat orang dipintu itu menahan emosi, berjalan kearah belakang dengan tangan mengepal.

Junkyu bergetar melihat orang itu yang sangat marah dan makin menunduk saat orang itu berjalan melewatinya.

Jaemin yang sejak tadi berdiri mengusap punggung temannya itu ikut terperanjak merasa lengannya disenggol dan melewatinya begitu saja.

Belum sempat ada yang protes, terlebih Jeno yang sudah ingin melayangkan kepalan tangannya diwajah sombong itu di tahan oleh Eric, saking muaknya dengan pria itu namun harus terhenti saat-

Bugh

Pria itu memukul telak pria lain yang duduk dibelakang sana hingga tersungkur dengan bibir yang sepertinya sobek.

"Yak!" Teriak Yeji spontan. Kaget dengan apa yang dilihatnya.

Brug

Terdengar seseorang terjatuh di lain tempat, itu Jisung. Jisung yang menutup kedua telinganya dengan mata terpejam, dibelakang Jisung ada Haechan yang juga tertunduk ditampatnya dengan tangan memegang erat helaian rambutnya, seperti menjambak dan tengah menahan sakit.

"Mark hyung. Shhh.. Ber-hen-ti." racau Haechan masih dengan meremas rambutnya yang sudah acak-acakan menahan sakit yang tiba-tiba menyerangnya.

Kacau. Kelas itu kacau sekarang. Hanya saja yang lain yang tak mengerti begitu tertegun melihat kekacauan didepannya.

Tapi itu tak berlaku bagi Jeno serta Eric. Sudah terbiasa dengan segala kekacaun, terlebih jika hanya kekacauan seperti ini itu masih dianggap masih batas aman bagi mereka, karena, mereka sudah sering melihat yang lebih parah dari ini, mungkin seperti masa lalunya.

"Kalian tiga pria sialan!" teriak Hwall selaku penendang pintu tadi dan yang melayangkan tinju pada satu orang yang dianggap pemimpinnya.

"Apa masalahmu! Tiba-tiba datang memukul temanku." Teriak Renjun tidak terima, selaku teman Yangyang, yang terkena pukulan telak dari Hwall.

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang