XIV

1.3K 166 2
                                    

Apartemen yang ditempati Jeno dan Eric sangat ramai dengan perbincangan soal misteri hilangnya adik kelas mereka.

Sungguh keduanya merasa terasa terusik dengan kebisingan diluar sana.

"Ck. Dasar detektif bodoh! Begitu saja tidak bisa memecahkan siapa dibalik itu semua." umpat Jeno.

"Yahh.. Padahal sangat mudah mengetahuinya. Ck. Ternyata keduanya lebih licik dari kita." sahut Eric setengah tak percaya.

"Yahhh... Sepertinya seru jika bekerja sama dengan mereka." ujar Jeno dengan smirk andalannya.

"Ide yang bagus. Semua akan lebih mudah sepertinya." setuju Eric.

"Baiklah. Sepertinya kita harus mencari latar belakang keduanya. Aku sudah penasaran dengan keduanya yang misterius saat melihatnya pertama kali di kelas." ujar Jeno yang sibuk dengan komputer didepannya sesekali meminum sojunya.

Eric mengangguk setuju. Iapun sangat penasaran akan Jinyoung serta Seungmin, yang mengaku murid beasiswa. Tentu saja dirinya tidak percaya. Karena dari segi penampilan serta perawakannya, tidak menunjukkan jika keduanya murid beasiswa, jika kau memerhatikannya dengan serius.

"Aku sudah mencari sebagian info dari mereka. Sungguh keduanya sangat cerdik menutupi asal usul mereka. Ck. Ternyata mereka anak profesor." ujar Jeno yang mendapat secuil informasi tentang Seungmin serta Jinyoung.

"Wow. Pantas mereka begitu cerdik. Itu sepertinya bagus dijadikan senjata untuk kita menjalin kerja sama." ungkap Eric yang juga kini fokus pada komputernya. Dan kembali berucap, "oh yah. Aku teringat akan si murid dari China. Aku sempat mencari data ketiganya. Dan kau tahu?"

"Apa?" ujar Jeno singkat karena masih fokus pada komputer didepannya.

"Ternyata mereka si penipu yang sempat menjadi berita panas disekolah. Sangat tidak kusangka, dikelas banyak sekali kejutan tidak terduga." sahut Eric dengan senyum penuh arti.

Jeno kini akhirnya memalingkan wajahnya menghadap saudaranya itu. Sungguh berita yang di ucapkan saudaranya membuat dirinya kini bersemangat.

Difikirannya kini, ia ingin mencari lebih dalam semua latar belakang teman sekelasnya yang penuh rahasia.

'Sepertinya, kedepannya akan lebih menarik.' - batin Jeno kembali menyeringai, seraya menatap saudaranya penuh arti, yang ditatap pastinya mengerti akan tatapan itu.

---LIFE---

"Sial! Ada yang meretas info kita Kim. Si pemilik akun Dark Lee ini sangat cepat. Hingga aku tidak bisa meretas akunnya kembali." Emosi Jinyoung yang kecolongan dari akun Dark Lee.

Seungmin yang mendengar itu hanya bersandar dengan santai dengan kaki diatas meja.

Jinyoung yang melihat itu, mendengus lelah. Tidak bisakah Seungmin memberikan reaksi yang lebih baik. Sungguh, Jinyoung sangat ingin menikam sepupunya itu saja jika begini.

Seungmin sadar, ia telah membuat sepupunya itu dalam mood buruk. Akhirnya ia menyengir dan berucap.

"Tenanglah Young. Sepertinya kau butuh bir. Tidak perlu khawatir, aku tahu akun si Dark Lee itu." ujar Seungmin menghampiri Jinyoung memberi sekaleng bir dan duduk dimeja sebelah komputer Jinyoung.

"Kau serius? Sejak kapan kau tahu? Kau tak memberitahuku sialan." emosi Jinyoung kembali.

"Hei. Calm down Bae. Aku baru tahu kemarin. Tapi hanya secuil saja. Hanya sebatas nama mereka tidak ada yang lain. Mereka sangat menutupi semuanya dengan rapat." ujar Seungmin dengan santai.

"ck. Bisakah kau memanggilku Jin atau Young saja? Kau memanggilku Bae rasanya begitu menggelikan dipendengaranku." ungkap Jinyoung sambil membuka kaleng birnya.

"Ck. Kau selalu saja begitu." sahut Seungmin tidak lupa menggeplak jidat Jinyoung, ia sedikit kesal dengan sepupunya yang menyebalkan.

Jinyoung hanya bisa meringis mendapat geplakan. Ia ingin membalas tapi Seungmin sudah  pergi kembali pada tempatnya. Oh yah, kali ini mereka berada di markas keduanya, lebih tepatnya diruang bawah tanah yang mengubungkan rumah keduanya.

---LIFE---

"Eric Lee, saudara Jeno Lee. Mengakses akun ku. Waahhh... Dia begitu hebat. Berhasil meretas akunku." ujar si pria bergingsul itu.

"Ck. Kau senang akunmu diakses? Itu artinya informasi tentang kita diketahuinya bodoh." ujar lelaki putih, bermata sipit .

"Tenang lah Hee. Kau tidak perlu cemas. Si kembar Lee itu bukanlah tipe orang yang mengurusi masalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan mereka." ungkap si gigi bergingsul itu santai.

Yang dipanggil Hee itu. Menyipitkan mata curiga.

"Kau.... Tau dari mana?"

"Kau lupa? Aku kan bisa membaca watak seseorang hanya dengan melihatnya!" kesal Renjun pada temannya itu padahalkan sudah satu tahun hidup bersama.

Yonghee hanya menyengir, "sorry bro."

Renjun melihat temannya yang begitu bodoh sekarang, hanya merolingkan matanya dan kembali fokus dengan kegiatannya.

TBC

Huhuhuhu.. Pendek kan? Maaf maaf.. Masih blank. Aku usahain update sih hari ini. Karena kalau terlalu lama malah aku lupa jalan ceritanya😂😂

Itu aja dulu yahh.. Masih memikirkan jalan selanjutnya😅

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang