X

1.4K 183 8
                                    

Masih disekolah dihari senin. Kelas unggulan disana terlihat hanya terdapat ada tiga siswa, dia Junkyu, Seungmin dan Jinyoung, kalau Junkyu memang ia sudah bawa bekal, ia sudah diajak oleh ketiga sahabatnya, tapi memang ia yang tidk mau karena sudah bawa bekal.

Sedangkan Seungmin maupun Jinyoung, memang tidak suka keramaian di kantin ia lebih memilih berada dikelas, tidak menghiraukan perut mereka yang memang tahan akan lapar.

Kali ini memang sedang istirahat jadi semua menuju kantin. Siapa bilang kelas unggulan seperti mereka tidak menginjakkan kakinya di kantin? Merekapun manusia yang butuh asupan makanan.

Walau memang kekantinnya berpisah-pisah. Seperti kembar Lee hanya berdua, kembar Hwang juga terlihat berpisah dengan yang lainnya, Hwall Sunwoo terlihat berbaur bersama gengnya yang beda kelas, walau begitu sepertinya sudah ada yang terlihat bersama seperti kembar Choi, kembar kim, Jaemin, Haechan, Jisung dan ketiga anak China, Yonghee Renjun dan Yangyang, kini bersama disatu meja.

Saat kedatangan mereka, kantin begitu ricuh, dikarenakan fans-fans diantara mereka yang banyak. Seperti fans Lee twins, dan Hwang twins, kedua twins itulah yang paling banyak dan sangat berisik tapi tidak dihiraukan oleh si kelas unggulan.

Brak

Terdengar gebrakan meja dari satu tempat disana. Gebrakan yang berasal dari meja geng Hwall dan gebrakan itu berasal dari Hwall sendiri.

Ia marah bukan tanpa alasan, didepannya ada pria cupu yang tidak sengaja tersandung, pria itu membawa minuman dan mengenai sepatu Hwall.

Sebenarnya itu juga ulah kaki teman Hwall sendiri si Jongho yang dengan sengaja menyandung si pria cupu.

Hwall kini beranjak dari duduknya, menghampiri si cupu yang terduduk dilantai kantin, ia berjongkok melihat wajah si cupu.

"Jeongin." ujar Hwall dengan suara mengintimidasi.

Yang berada dikantin hanya dapat melihatnya, tidak dapat membantu Jeongin, karena jika ada yang berani mendekat, bisa jadi mereka juga akan kena getahnya.

Si korban hanya bisa menunduk takut tidak berani mendongak, tubuhnya bergetar saking takutnya dengan situasi sekarang.

Baru saja Hwall akan memegang kerah Jeongin, ada yang lebih dulu menarik lengan Jeongin, otomatis Jeongin sekarang sudah berdiri walau masih menunduk.

"Tidak usah kekanakan Hwall. Bukan dia yang salah. Tapi teman segengmu yang menyandung kakinya." celetuk orang yang menolong Jeongin, dia wanita dengan mata sipit dan tubuh tinggi.

"Ck. Kau selalu saja mengganggu kesenanganku Yeji." Ujar Hwall berdiri dari jongkoknya melihat Yeji, yang mengganggu aktivitasnya.

"Aku tidak mengganggu. Kau yang mengganggu ketenangan kantin." ujar Yeji dengan wajah datarnya.

"Kau!" Hwall begitu kesal, sampai-sampai ia menunjuk Yeji.

"Wow. Santai anak pemilik sekolah. Dia wanita. Kau tidak mau di sebut banci karena bertengkar dengan wanita kan?!" kali ini Hyunjin yang berbicara, berjalan santai dan berhenti disebelah Yeji.

"Ck. Geng cabut. Tunggu saja kau Hyunjin sialan." ancam Hwall dan beranjak dari sana.

Kepergian Hwall, semua berjalan kembali normal. Yeji kali ini beralih pada pria disebelahnya, adik kelas.

"Kau tidak apa?" sahut Yeji pada Jeongin.

"Ah iya Sunbae. Tidak apa-apa. Hemm.. Te-terima kasih sudah menolongku." ujar Jeongin dengan senyum polos.

Yeji mengangguk dengan senyum tipis, sangat tipis hingga tidak ada yang menyadari jika Yeji tersenyum.

"Eh. Namamu siapa?" kali ini Hyunjin yang berbicara pada pria itu.

"Namaku Jeongin, Sunbaenim. Euumm.. Kalau begitu aku mohon undur diri, Sunbae. Terima kasih sekali lagi. Permisi." sahut si pria itu yang bernama Jeongin menunduk sopamln dan pergi dari sana setelah mendapat anggukan dari kembar Hwang.

"Kenapa aku suka melihatnya, serasa nyaman." Ujar Yeji tanpa sadar.

"Akupun begitu. Mau cari tau tentang dia?" sahut Hyunjin sambil berjalan kembali ditempatnya tadi duduk tidak lupa merangkul saudarinya itu.

"Boleh dicoba. Baru kali ini aku menolong orang yang dibully oleh Hwall, biasanya aku tak peduli. Tapi ini berbeda." ungkap Yeji duduk kembali pada kursi yang ditempatinya saat datang kekantin.

Hyunjin hanya mengangguk, dan akan mulai mencari informasi tentang si Jeongin, setelah pulang sekolah nanti.

---LIFE---

Beralih ke meja Jeno dan Eric. Mereka terlihat makan dengan tenang tidak ada pembicaraan saat makanan mereka tiba.

Mereka berbicara setelah makanan habis, itu sudah kebiasaan mereka memang, jadi tidak bisa diubah.

"Apa kita perlu beraksi sebentar atau besok saja?" ujar Eric tenang tidak peduli suaranya akan terdengar oleh orang lain. Pikirnya ini ramai dan tidak akan ada yang peduli dengan pembahasannya.

"Mungkin besok saja. Hari ini kita menuju markas dulu. Bomin meminta kita berkumpul." sahut Jeno bersandar santai di sandaran kursi, dan disetujui oleh Eric dengan anggukan kepala.

---LIFE---

Kita beralih pada meja yang ramai, ada sepuluh orang dimeja itu. Memang tempat itulah yang paling panjang. Muat lima orang di samping kanan dan kiri.

"Lihatlah si Hwall. Mentang-mentang anak pemilik sekolah ia begitu sangat sok berkuasa." Ujar Haechan yang gatal ingin bergosip.

"Itu sudah terjadi sejak dulu. Aku sangat tidak suka dengan sikapnya itu. Menindas yang lemah. Ck." ujar Jisung setuju.

"Aku dulu pernah sekelas dengannya. Sikapnya sangat tidak patut. Ia selalu memerintah sana sini pada teman sekelas. Untungnya aku tidak pernah menjadi sasarannya." sahut Jaemin yang memang pernah sekelas dengan Hwall sebelum berada dikelas unggulan.

"Kau tidak akan menjadi sasarannya. Kau terlihat termasuk badboy sih. Memakai percing. Ckckck." Sahut Renjun yang melihat penampilan Jaemin yang memakai percing ditelinga kanannya.

"Apalah diriku. Yang malah bertetangga dengannya." Ujar Chaewon yang tetangga dengan Hwall lebih tepatnya beda dua rumah dengan rumah Hwall.

"Aku sering melihatnya saat hendak pergi keluar. Ia sering membawa teman-temannya kerumahnya, dan kalian tau?" Ujar Felix

"Kenapa?" ucap Sanha, Yonghee, Jisung, Jaemin dan Haechan secara bersamaan karena kelewat penasaran.

"Ia membawa wanita seksi kerumahnya." ujar Felix.

"Wow. Ternyata ia begitu berengsek juga yah." Ungkap Yangyang yang dari tadi hanya menyimak.

"Aku pernah mendengar gosip, ia juga sering ke club dan balapan." Ujar Haechan yang memang penggosip handal.

"Yah. Aku tau itu. Aku sering melihatnya melewati tokoku. Karena kebetulan tiga puluh meter didekat tokoku ada club." Kali ini Soobin yang berbicara dan diangguki Sanha karena Ia juga pernah melihatnya.

"Sudah sudah. Kalian pria tapi gosipnya sudah mengalahkan gosip wanita saja. Sebaiknya segera kekelas, dua menit lagi masuk." sahut Chaewon yang satu-satunya wanita disana.

Yang lain hanya menyengir, dan akhirnya beranjak satu persatu dari sana menuju kelas mereka. Begitupun yang pergi terpisah. Mereka juga beranjak pergi. Kembar Lee sebenarnya sudah selesai daritadi tapi ia menunggu sampai ke sepuluh temannya yang duduk berkelompok itu duluan menuju kelas. Kalau kembar Hwang sudah pergi sejak tadi.

TBC

Ngebosenin yah? Hehehe.. Ini baru awal-awal, jadi belum ada konflik yang sangat-sangat bermasalah^^

Typo bertebaran again:)

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang