XII

1.3K 159 2
                                    

Kembali pada kembar Kim yang sedang dirumah sakit. Felix terlihat masih menunggu didepan ruang periksa Chaewon. Ia begitu frustasi, Felix tahu arti bunga yang ia lihat beberapa jam yang lalu, dan parahnya Chaewon melihat itu pertama.

'Argghh.. Siapa yang tega begitu pada Chaewonku.' batin Felix dengan mengacak-ngacak rambutnya.

'Apa harus bertindak lagi. Tapi aku tidak mau itu kembali padaku.' batin ia lagi.

'Tapi ini demi Chaewon. Maafkan aku Chae, sepertinya aku harus bertindak.' batinnya lagi penuh tekat ia harus kembali lagi.

Setelah memikirkan dengan matang, ia akan kembali lagi menjadi dirinya yang dulu, tapi tanpa sepengetahuan Chaewon.

Ia harus segera mencarinya, bagaimanapun caranya, ia harus mencari orang yang sudah tega melukai wanita satu-satunya yang ia sayangi.

---LIFE---

Apartemen...

Terlihat Hyunjin memasuki kawasan apartemennya, dengan langkah santai serta tangan dimasukkan ke kantong celana. Sungguh tampan dengan stylenya itu.

Bruk

Sesorang menabraknya. Padahal ia sedang menikmati alunan musik di aerpods-nya.

"Aishh.. Kau menganggu ketenanganku." ujar Hyunjin memegang lengannya yang sakit akibat ditabrak dengan kencang oleh orang didepannya yang memakai jaket hitam dan memakai topi.

Wajah orang itu tidak terlihat, akibat topi yang ia kenakan begitu dibawah menutupi matanya. Hanya bibirnya yang terlihat.

"Kau penghuni baru apartemen disini?" tanya Hyunjin, karena memang baru melihat orang yang didepannya ini di sekitaran apartemen.

Walau Hyunjin sibuk, ia juga sering melihat orang-orang yang berlalu lalang di depan apartemen dan ia hafal wajah-wajah penghuni apartemen ini.

"Ahh.. Tidak. Aku hanya habis berkunjung ke apartemen temanku. Kebetulan ia diapartemen ini juga." ungkap si jaket hitam itu penuh hati-hati.

"Heh? Sepertinya aku mengenalmu? Kau tidak asing? Kenapa menutupi wajahmu seperti itu?" ungkap Hyunjin yang membuat orang didepannya uring-uringan.

"Sepertinya kau salah orang. Aku tidak mengenalmu. Maaf aku buru-buru. Hyungku sudah menelponku." dusta si jaket hitam dan berjalan cepat keluar.

"Aneh." gumam Hyunjin dan mengedikkan bahunya tanda tidaak peduli dan kembali berjalan menuju apartemennya.

Saat sampai didepan apartemen, ia mencium bau amis darah, tapi tidak menemukan darah darimana itu. Tidak memikirkannya lama, ia memasuki apartemennya yang dihuninya berdua dengan Yeji.

Tapi, ruangan apartemennya kosong. Ia mengerutkan keningnya, ia tahu Yeji sudah pulang sejak tadi dari sekolah. Karena ia tadi berbincang di mobil dan mengantarkan Yeji ke apartemen terlebih dulu, sebelum ia pergi latihan kembali.

"Yeji! Anak itu kemana?" sahut Hyunjin mencari diseluruh ruangan, tapi tidak menemukan Yeji. Jadi ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon Yeji.

Tidak berapa lama, akhirnya teleponnya diangakat.

"Halo. Ji Kau dimana? Kenapa tidak memberiku kabar jika kau keluar hah!" sahut Hyunjin bertubi-tubi.

"Maaf. Ini aku Nancy teman Yeji. Yeji ada di apartemenku. Ia sedang tidur, suhu tubuhnya begitu panas."

"Hah? Nomor apartemenmu berapa?" tanya Hyunjin dengan suara cemas.

"Nomor 12 disebelah apartemenmu."

Pip

Setelah tau apartemen si Nancy itu, ia bergegas kesana.

Tidak butuh waktu lama, karena apartemen mereka dekat. Hyunjin sudah ada disana melihat Yeji yang pucat.

Hyunjin tidak tega melihat itu. Walau sering bertengkar, tidak dipungkiri kalau ia sangat menyayangi kembarannya.

"Kenapa ia bisa seperti ini?" tanya Hyunjin pada Nancy.

"Yeji tadi mendapatkan kotak hadiah yang didalamnya itu bangkai kelinci. Itu sangat mengerikan ditambah sticky note bertuliskan 'you die'. Yeji begitu shock, akhirnya aku membawanya ke apartemenku saja." jelas Nancy.

"Aishh.. Siapa yang bisa mengetahui kelemahan Yeji! Baiklah. Aku sangat berterima kasih Nancy. Kau Sudah menjaga Yeji dengan baik. Sebaiknya aku ke aprtemenku saja merawat Yeji." sahut Hyunjin .

"Baiklah. Jika butuh sesuatu, aku siap membantu." sahut Nancy tulus.

Hyunjin mengangguk dan tersenyum sedikit. Iapun mengangkat ala bridle style Yeji menuju apartemennya.

Sungguh. Hyunjin tidak bisa berfikir jernih. Ia memikirkan siapa yang tahu tentang kelemahan Yeji ini. Yang tahu kelemahan Yeji hanya dirinya. Ia yakin setelah Yeji terbangun, ia akan di curigai oleh saudarinya itu.

"Hufftt.. Siapa yang tega denganmu? Sampai kau jadi down begini." sahut Hyunjin pada dirinya sendiri.

Kembar Hwang sudah di dalam apartemen, memasuki kamar Hyunjin segera menidurkan Yeji dengan pelan.

"Apakah aku harus menjadi diriku yang dulu agar bisa menjagamu dengan baik?" ujar Hyunjin menatap kosong Yeji yang masih tertidur lelap.

---LIFE---

Dilain tempat..

Orang yang ditabarak Hyunjin tadi, akhirnya memasuki markas teman-temannya yang lain.

"Sial! Aku sedikit ketahuan oleh Hyunjin!" ujar pria jaket hitam itu melepas topinya.

"Kau sangat ceroboh! Untung saja Hyunjin begitu cuek. Jika ia kepo seperti Haechan atau Jaemin. Kau sudah tamat." ujar si pemimpin.

"Ck. Gara-gara kau! Kau tahukan aku sedikit akrab dengannya! Untung aku punya alasan untuk kabur darinya." kesal si pria jaket hitam itu lagi.

"Baiklah. Ini hanya sekali, aku tidak akan mengulanginya lagi!" ujar pemimpin akhirnya dan kembali meneguk soju. Padahal ia masih dibawah umur.

"Ck. Aku mau menenangkan pikiran dulu. Ada yang mau ikut keatas markas?" ujar si jaket hitam itu beranjak dari sana, diikuti dua teman lainnya.

TBC

cihuy..
Pendek sangat:) yah gimana yah.. ini hanya Untuk kembar kim sama kembar hwang^^ mangkanya begitu Short:)

LIFE [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang