10. Pertemuan

2.3K 347 6
                                    

Wonyoung sedang duduk disebuah bangku cafe yang ada di hotel itu. Bagaimana lagi kalau bukan menunggu sosok Haruto?

10 menit berlalu, ia berharap untuk hari ini usahanya tidak gagal lagi. Masalahnya ini adalah kartu identitas, yang harus dibawa Haruto saat pulang.

"Permisi?" Ucap seseorang di belakang Wonyoung.

Ia menoleh, dan tatapannya terpaku pada sosok tersebut. "Wa-watanabe Haruto?"

Orang itu tersenyum lantas mengangguk membenarkan. "Ya, ini saya."

Haruto berjalan mendekati kursi kosong di hadapan Wonyoung, lalu mendaratkan bokongnya disana.

Wonyoung merasa canggung dengan situasi seperti ini, bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya dia bertemu dengan seseorang yang tak ia kenali sebelumnya, lalu dia adalah seorang laki2, dan tak lupa juga bahwa fakta mengatakan dia seorang artis.

"Oh ya, kita belum kenalan kan ya?" Tanya Haruto memecah keheningan. Disusul dengan tangan Haruto yang melayang di udara, mengisyaratkan untuk berjabat tangan lalu berkenalan. "Saya Watanabe Haruto, panggil Haruto atau Haru, bebas, hehe". Ucapnya sambil memamerkan deretan giginya.

Wonyoung membalas jabatan tangannya. "Jang Wonyoung, panggil Wonyoung aja." Balasnnya.

Ia merasa canggung dengan apa yang dikatakan Haruto, karena merasa terlalu formal.

"Udah santai aja sama gue, gak usah terlalu formal hehe" ucapnya sedikit canggung.

Haruto mengangguk mengerti, "Oh ya, ka— eh maksudnya lo mau minum?" tawarnya.

Wonyoung mengangguk, "Boleh"

Haruto memanggil seorang pelayan yang ada di ujung cafe ini. Lalu mereka memesan hot chocolate, karena hari ini cuacanya lumayan menusuk kulit.

Tanpa basa basi, Wonyoung langsung merogoh totebag dan membuka dompetnya. "Haruto, ini kartu lo." Wonyoung langsung menyerahkan kartu tersebut kepada pemiliknya.

Seketika mata Haruto membulat lebar, tak percaya bahwa apa yang ia lihat ini benar2 kartu identitas miliknya.

Haruto meraih kartu tersebut, memastikan agar kartunya tetap utuh. Dan ya, sudah pasti kartunya dalam kondisi baik2 saja karena berkat Wonyoung. Tatapannya teralih, kini ia menatap Wonyoung dengan penuh terimakasih, "Terimakasih ya, Wonyoung. Kalau bukan lo yang nemuin, mungkin gue bakal hidup melarat disini"

Wonyoung tertawa pelan, "Iya sama2, Haru"

"Terimakasih banyak, gue gak tau harus bilang apa lagi selain makasih. Gue harus membayar semuanya. Em.. gimana kalo hari ini gue traktir makan? Atau yang lainnya?" Gelagat Haruto ini seperti orang yang sedang panik atau semacamnya yang membuat Wonyoung tidak berhenti tertawa.

"Udah gak usah, gue bantu lo ikhlas kok" balas Wonyoung ketika tawanya sudah reda.

"Ayolah, Won, hari ini aja. Karena besok gue udah balik pulang. Gue traktir lo makan aja langsung disini ya? Kalo ke tempat lain takutnya ketauan fans" Haruto memohon2 agar permintaannya ini diterima.

Wonyoung mengangguk "Yaudah kalo ini kemauan lo"

Mata Haruto membulat lebar, sangat antusias dengan jawaban yang diutarakan oleh Wonyoung.

Tak lama pesanan hot chocolate mereka datang, dan sekaligus Haruto memesan makanan untuk mereka berdua dengan pelayan tersebut.

"Oh ya, tujuan kamu kesini untuk apa sih?" Kali ini Wonyoung yang membuka pembicaraan.

Haruto menyesap hot chocolate miliknya, lalu meneguk perlahan dan menyimpan cangkirnya di atas meja. "Keperluan shooting, semacam project gitu"

Wonyoung mengangguk paham "Selama itu? Gue baca di twitter, rumornya lo 6 hari disini?" Lanjutnya lagi.

"Bukan rumor lagi kalo besok gue emang pulang, iya kan?"

Wonyoung terkekeh, perkataan Haruto ada benarnya juga.

"Oh ya, btw tolong rahasiakan soal ini ya. Soal lo yang nemu kartu gue, pertemuan kita hari ini, kepulangan gue, dan tentunya nomor gue—tolong disimpan di kontak lo." Permintaan Haruto yang disertai senyuman manis terukir diwajahnya.

Wonyoung mengangguk lalu tersenyum "Pasti!"

Tak lama pesanan telah datang. Mereka berdua menikmati makanan tersebut disertai dengan pemandangan pantai di malam hari yang tembus dari jendela besar cafe ini yang dihiasi oleh lampu2 dari jalan tol yang melintang di atas laut. Sungguh cantik.

Keduanya tenggelam dalam obrolan hangat, mendekatkan satu sama lain. Haruto adalah sosok yang asyik untuk diajak mengobrol, tak ragu Wonyoung sempat bercerita tentang kepribadiannya. Tak lupa juga ia menceritakan bagaimana kartu identitas Haruto yang ia temukan tergeletak begitu saja di atas lantai bandara.

Semuanya terasa begitu singkat. Malam semakin larut, sampai cafe yang mereka tempati ini tutup.

Akhirnya Wonyoung pamit pulang dengan Haruto dan menyampaikan salam perpisahannya.

"Wonyoung!!!" Teriak Haruto ketika Wonyoung hendak keluar dari hotel ini.

Wonyoung menoleh, dan menaikkan kedua alisnya seolah berkata "kenapa?"

"Besok, gue tunggu kedatangan lo di bandara. Berjanjilah!" ucap Haruto lalu tersenyum dan berjalan menuju hotel meninggalkan Wonyoung sendirian disana.

Wonyoung tak berucap, hanya mengembangkan senyumnya di wajah cantik itu.

WATANABE HARUTO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang