30. Sunset (Last)

2.5K 224 5
                                    

"Haru apakabar?" Tanya Wonyoung saat pelukannya telah terurai.

"Aku baik saja! Wonny!!!! Aku rindu" teriaknya begitu antusias

Wonyoung tertawa lepas melihat tingkah konyol sahabatnya ini. Sudah lama tak merasakan moment seperti ini.

"Maafin aku, mungkin bikin kamu kecewa saat dibandara berbulan-bulan lalu" ucap Wonyoung lirih.

"Semua kesalahanmu, sudah aku maafkan" ucap Haruto dengan senyum manisnya.

Sadar satu hal, Yuri masih mematung disebrang. "Kak Yuri, pulang aja duluan!" Teriak Haruto.

"Loh, kok gitu, Haru? Protes Wonyoung.

"Gak papa nih aku tinggal?" Jawab Yuri dengan sedikit teriak.

Haruto mengangguk, lalu menatap Wonyoung "Wonny, ikut aku yuk?"

"Kemana? Bukannya kamu lagi sibuk?"

"Aku lagi break dan masih lama, jadi ikut aja yuk?" Ajak Haruto lembut.

"Kak Yuri, Wonyoung aku yang tanggung!" Teriak Haruto kepada kak Yuri yang disambut cubitan kecil dari Wonyoung.

"Apaan sih, beb, sakit" ringis Haruto.

"Hah, apa?" Wonyoung semakin memperkeras cubitannya.

"Sakit, Wonny, jangan" Haruto terus meringis kesakitan.

"Makanya jangan genit!"

"Hehe iya maaf, ayo ah ikut aku"

"Kemana?"

Haruto berjalan ke belakang Wonyoung dan menutup kedua mata Wonyoung dengan tangannya. "Aku tuntun dari belakang, kamu jangan banyak protes"

Wonyoung tak banyak protes, dia diam mengikuti instruksi Haruto.

Haruto membawa Wonyoung ke sebuah tempat yang dimana akan membuat Wonyoung begitu menyukai tempat ini.

Perlahan, Haruto melepaskan tangannya dari wajah Wonyoung.

"Wonny, sekarang boleh buka mata"

Wonyoung perlahan membuka matanya dan tepat didepannya, terlihat matahari yang sedang tenggelam, pamit untuk pulang setelah selesai bekerja menerangi bumi.

"Waaahh"

Hal kecil inilah yang selalu disukai Haruto. Melihat wajah cerah Wonyoung saat menonton sunset.

"Suka?"

Wonyoung mengangguk.

"Karna momentnya pas, aku mau ngomong sesuatu" ucap Haruto pelan dan memegang kedua tangan Wonyoung

Perhatian Wonyoung teralihkan, kini menatap Haruto dengan lekat.

"Aku gak tau mau ngomong apa, yang jelas aku bersyukur karna aku udah nemuin Wonnyku lagi.

Yang jelas selama aku tau kamu kehilangan ingatan, semua memori yang kita rangkai hilang di memori otak kamu.

Aku sedih saat tau kamu kehilangan ingatan, aku baru sampai Korea. Rasanya aku pengen pulang, pengen ketemu kamu, pengen meluk kamu. Aku udah gak peduli mau karir aku gimana waktu itu, yang penting aku ada disisi kamu.

Saat aku tau kamu lupa sama aku, aku bener-bener sedih. Terutama saat kita ketemu di hotel. Aku kira soal kamu hilang ingatan itu cuma boongan belaka. Ternyata? Kamu bener-bener lupa sama aku.

Aku mencoba buat gak memaksa keadaan, aku ikuti semuanya demi kamu. Dan sekarang, kamu disini. Ingatan kamu mulai pulih. Aku yakin, karna aku udah nyiapin semuanya. Kalo kamu udah berhasil mengembalikan ingatan kamu, maka kamu akan kesini, susul aku.

Aku percaya sepenuhnya dengan doa-doa yang selalu aku lontarkan. Dan lihat? Orang yang aku sayang sekarang ada dihadapanku.

Mulai sekarang, aku ingin meyakinkan semuanya. Perasaan tidak bisa dibohongi lagi. Selama ini aku menahan semua beban yang ada dihati. Aku akan mengungkapkan semuanya sama kamu, Won.

Aku tau, selama ini kita hanya sekedar sahabat atau teman dekat atau teman main. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa sayang yang hanya biasa saja sekarang berubah menjadi rasa sayang yang begitu special. Apalagi saat ini, jantung aku berdebar sepuluh kali lebih cepat dari biasanya.

Aku sayang sama kamu, Won. Lebih sayang daripada kita masih bayi, masih kecil, dan masih kekanakan kayak dulu.

Jadi, kamu mau kan, jadi pendamping hidup aku untuk selamanya?"

Wonyoung tak bisa berkutik selain matanya yang berbicara, disetiap kata Haruto, air matanya meluncur ke bawah, hatinya menghangat mendengar semua ucapan yang telah dilontarkan.

Tanpa banyak tingkah, apalagi lidah Wonyoung kini mendadak kaku, tempo jantung yang semakin cepat, Wonyoung mengangguk tanda mengiyakan permintaan Haruto.

Haruto tersenyum lebar dengan respon yang diberikan Wonyoung. Lalu Haruto kembali menarik Wonyoung ke dalam dekapannya.

"Makasih Wonny, makasih banyak"

Wonyoung hanya mengangguk, merasakan hangatnya pelukan Haruto. Ia sangat merindukan semua ini.

Dengan indahnya pemandangan sunset, yang menjadi saksi bisu kedua setelah gedung agensi. Dua sejoli yang sedang merayakan kebahagiaan yang selama ini hanya diselimuti kerinduan.

TAMAT

WATANABE HARUTO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang