16. Hitam

1.9K 282 10
                                    

'Hai!'

'Lo masih inget gue kan?'

'Semoga lo masih inget'

'Oh ya, sampai jumpa di lain waktu!'

'Gue harap, secepatnya kita bertemu'

'See u soon 😉'

Seseorang sedang membaca pesan yang dikirimkan oleh orang yang tak dikenal ini merasa heran. Bagaimana bisa Wonyoung masih mengingat orang yang tidak jelas ini?

Wonyoung kembali menutup ponselnya, mengabaikan pesan yang sangat-sangat tidak jelas di akun instagramnya.

Kemudian dia melanjutkan kegiatannya untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

Tak butuh waktu lama, dari ruma sewaannya ke kampus membutuhkan waktu 10 menit. Jadi, Wonyoung berjalan kaki saja.

Kegiatan ospek telah berakhir, kini adalah perkuliahan perdana.

Wonyoung tengah sibuk dengan ponselnya sambil berjalan menyusuri koridor kampus.

BRUK

Tak sengaja dia menabrak seseorang di depannya, sampai barang bawaan Wonyoung dan orang itu ikut terjatuh.

Mereka berdua saat berjalan, pandangannya sama-sama melihat ponsel tanpa memperhatikan langkah mereka masing-masing.

Wonyoung menunduk berkali-kali sambil mengucapkan kata maaf disela-sela dia menunduk.

Lalu turun ke bawah untuk mengambil barang-barang miliknya.

Orang itu pun ikut berjongkok lalu mengambil barang miliknya.

"Gak masalah, ini salah gue juga" dia kemudian berdiri setelah membereskan yang berserakan di lantai dan disusul oleh Wonyoung.

Orang itu tersenyum manis, Wonyoung tidak berenak hati. Lagi-lagi kata maaf dilantunkan oleh Wonyoung.

Orang itu tertawa kecil, "Udah, santai aja kali gak papa"

Wonyoung tersenyum tipis dan mengangguk.

"Tunggu..."

Hendak berjalan, Wonyoung dihentikan oleh orang itu.

"Lo—Wonyoung kan?"

Wonyoung mengedipkan matanya berkali-kali tanda tak percaya. "Kok bisa tau gue?"

Orang itu terkekeh "Jelas tau, lo kan sebelahan sama regu gue sewaktu ospek"

Wonyoung ber-oh ria.

Orang itu menjulurkan tangannya "Kenalin, gue Doyoung.

Wonyoung membalas jabatan tangan Doyoung.

"Dapet kelas apa?" Tanyanya lagi.

"Kelas A, lo?"

"Wah sebelahan, gue kelas B hehe"

Wonyoung mengangguk. Rasanya masih canggung dengan orang yang baru ia kenali, apalagi dengan cowok.

"Mau ikut ke kantin gak?" Tawarnya.

"Emang lo gak ada kelas?"

"Ada sih, cuman sejam lagi"

Wonyoung mengangguk, "Duluan aja deh, gue masih belum nemu kelas gue"

"Oh yaudah deh gapapa, gue duluan ya?"

Wonyoung membalas dengan anggukan. Lalu Doyoung berjalan meninggalkan Wonyoung.

Baru hendak membalikkan badan, dan ingin berjalan selangkah, dirinya kembali menabrak seseorang.

Wonyoung menatapnya tajam. Seorang cowok. Namun anehnya, orang ini menggunakan pakaian serba hitam. Hoodie berwarna hitam, topi hitam, dan menggunakan masker berwarna hitam.

Orang itu berbalik, menghadap ke arah Wonyoung namun sedikit menunduk.

"Maaf, gue gak memperhatikan jalan" Suaranya samar-samar terdengar karena tertutup masker.

Lalu orang itu jalan meninggalkan Wonyoung yang sedang menatap aneh orang itu.

Wonyoung berbalik, namun satu hal yang ia rasa sangat menjanggal. Hingga enggan melanjutkan langkahnya.

Sepertinya, aku mengenali suara itu.

Seketika Wonyoung terperanjat, lalu membalikkan badan lagi untuk meyakinkan orang itu. Namun nihil. Cowok berhoodie dan bertopi hitam itu seketika hilang dari hadapan Wonyoung.

Mungkin hanya perasaanku.

Berniat untuk tidak peduli, namun rasa ingin tahu itu tetap ada.

Wonyoung ingin tahu, siapa cowok berhoodie hitam itu.

WATANABE HARUTO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang