5. Surat

2.3K 353 0
                                    

"Gimana nih? Udah berapa hotel kita cari gak ketemu juga" ucap Yuri sambil menatap jalanan yang ada didepannya.

Wonyoung masih menscroll ponselnya. "Coba kesini deh kak, feeling aku sih kesini. Soalnya hotelnya deket sama pantai. Kali aja nemu"

Yuri mengangguk.

Wonyoung mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya lalu menuliskan sesuatu.

"Ngapain?" Tanya Yuri sekilas menoleh Wonyoung lalu kembali melihat jalan.

"Biar gampang" lalu Wonyoung merobek kertas itu.

Lampu lalu lintas berubah merah. Yuri melihat secarik kertas yang Wonyoung tulis.

'Aku membawa kartu identitasmu. Jika kau ingin menemuiku, hubungi aku: 08xxxxxxxxxx'

Yuri tertawa pecah. Wonyoung melihatnya heran "Kenapa kak?"

"Ngapain lu bocah?" Ucapnya ketika tawanya mereda.

"Ya kan jaga2 siapa tau securitynya gak ngijinin masuk"

Yuri mengacak kepalanya sedikit kasar, namun pandangannya tidak pernah putus dari jalanan. "Tumben lu pinter"

Wonyoung kembali merapikan rambutnya yang diacak kakaknya.

🌻🌻🌻

"Permisi pak, mau tanya" ucap Wonyoung saat dirinya sudah sampai di hotel bintang lima, lalu menghampiri post satpam.

"Iya ada apa dek?" Tanya security itu sopan.

"Apa benar, disini ada artis dari luar menginap disini?" Lanjut Wonyoung.

"Memangnya ada perlu apa?" Tiba2 nada bicara security ini berubah menjadi mengintrogasi.

"Ini pak, saya ada perlu sedikit sama artisnya. Apa saya boleh masuk?"

Security mendorong Wonyoung untuk pergi menjauhi hotel ini "Disini tidak ada artis yang kamu cari, sana pergi!"

Wonyoung memberontak tak ingin pergi dari tempat ini "Tapi pak, saya—"

"Sudah pulang!"

Wonyoung semakin curiga, jika securitynya seperti ini, berarti dugaan Wonyoung benar?

Setelah memasuki mobil, Wonyoung menceritakan kejadiannya kepada Yuri.

Ide cemerlang Yuri terbesit. Ia menyuruh Wonyoung untuk masuk melalui pantainya. Sungguh luar biasa ide kakak perempuannya satu ini.

Sesampainya di pantai, Wonyoung terkejut karena pantai yang ia kunjungi ini mirip seperti pantai yang ada di foto kemarin.

Wonyoung melihat seorang pria dengan mengenakan seragam. Sepertinya seragam hotel. Lalu ia menghampirinya.

"Permisi mas, saya mau tanya sebentar."

"Iya dek, ada apa ya?" Tanyanya.

"Mas pegawai hotel ini?" Dibalas anggukan oleh orang tersebut.

"Saya mau tanya, bukan bermaksud apa2 karena disini ada hal penting yang harus saya bicarakan."

"Hal apa dek?" Tanyanya lagi.

"Saya mau tanya dulu, apa disini ada artis dari luar yang menginap? Artis itu datang kesini sekitar tiga hari yang lalu." Jelas Wonyoung.

Pegawai itu seperti berpikir sejenak lalu ia mengangguk mantap. "Ya memang mereka datang kesini tiga hari yang lalu."

Wonyoung kaget lalu melanjutkan "Apa saya bisa bertemu dengan mereka?"

Pegawai itu menghela napasnya "Maaf ya dek, demi keamanan mereka saya tidak menginjinkan siapapun menemui mereka tanpa kecuali. Karena sudah banyak yang berkunjung kesini untuk bertemu mereka, takutnya bikin ulah" jelasnya.

"Maksud tujuan saya kesini bukan buat ulah, mas. Tapi ada hal penting yang harus saya urus" jawab Wonyoung kemudian merogoh totebagnya dan membuka dompetnya.

Sesuatu yang Wonyoung cari di dalam dompetnya tiba2 menghilang. Ya kartu itu, Wonyoung lupa membawanya. 'Dasar bodoh' umpatnya dalam hati.

"Urusan apa dek?" Tanya pegawai itu memastikan.

"Jadi gini mas, saya tiga hari yang lalu ada dibandara jemput kakak saya. Lalu—" Wonyoung menjelaskan kejadian yang dimana ia menemukan kartu identitas Watanabe Haruto.

Wonyoung menyerahkan surat yang sebelumnya ia tulis dari saku celananya. "Saya mohon sama mas, tolong kasih surat ini kepada orang yang bernama Watanabe Haruto. Karena kartu identitasnya bener2 ada disaya, cuman kartunya ketinggalan. Terserah deh masnya mau percaya apa enggak, tapi masa iya saya bohong? Saya mohon ya mas, nanti anak orang gak bisa balik ke rumahnya."

"Yaudah, nanti saya bantu adeknya." Ucap pegawai itu setelah menerima surat yang diberikan Wonyoung.

Senyum Wonyoung melebar seketika lalu ia menunduk berulang kali sambil mengatakan 'Terimakasih'.

Yuri bergidik ngeri melihat tingkah adiknya yang baru saja masuk mobil. "Ngapain lu senyum2 gak jelas?"

Wonyoung menatap kakaknya lalu teriak sekencang2nya. "Akhirnya masalah ini bakalan kelar!"

Yuri hanya menutup telinganya rapat2, takut gendang telinganya pecah.

"Oh ya, bagus. Sekarang beliin gue bensin dulu sebelum pulang"

WATANABE HARUTO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang