WATANABE HARUTO [END]

2. Privasi

Wonyoung sedang asik menscroll timeline twitter. Barang kali ia menemukan sebuah petunjuk disana mengenai artis yang kemarin malam datang ke wilayahnya.

Padahal besok ia akan menjalani ujian akhir sekolah, yang dimana dirinya sebentar lagi akan check out dari sekolahnya.

"Main hp mulu, gak belajar?" ucap Yuri yang baru saja masuk ke kamar Wonyoung.

"Bentar" jawabnya singkat.

"Ngapain?" lanjut Yuri, lalu ikut bergabung diatas ranjang bersama Wonyoung.

Wonyoung masih sibuk mencari2 informasi tentang Watanabe Haruto. Setidaknya sedikit saja, agar ia mudah untuk menemui sang pemilik kartu identitasnya.

Saat Yuri mengetahui apa yang dilakukan oleh adiknya Wonyoung, ia hanya ber-oh ria. Lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

Wonyoung gemas sendiri, ia tidak mendapatkan informasi sedikitpun. Yang ia lihat hanya foto2 mereka saat di bandara. Tak sedikit pula yang memposting video kericuhan kemarin malam.

"SIAALL!!!!" teriak Wonyoung yang sontak membuat Yuri kaget dan jatuh dari ranjang.

Yuri bangun dari posisinya, dan meraih bantal yang ada didekatnya. Lalu memukul Wonyoung bertubi2 "Kampret lu, gue bisa budeg lama2 serumah sama lu!!"

Wonyoung semakin teriak "Berenti dong kak, aduh!!!"

Yuri menghentikan aksinya lalu berkata "Trus kenapa lu teriak?!" Bentak Yuri sambil meletakkan bantal ditempat semula.

Wonyoung menunjukkan ponselnya "Ini loh kak, aku dari tadi cari2 informasi biar tau dimana lokasi artis yang punya kartu ini. Tapi malah gak nemu" ujarnya dengan penuh emosi.

Yuri mengambil ponselnya. Hanya melihat sekilas, lalu ia kembalikan dan menoyor kepala Wonyoung hingga ia terjatuh di ranjangnya.

"Ya iyalah gak bakal ada, namanya juga privasi"

Wonyoung mengusap keningnya, menatap tajam kakaknya itu "Gausah main toyor2an kali kak"

"Makanya, goblok jangan dipelihara" sahut Yuri lalu meninggalkan adiknya yang bodoh ini.

Wonyoung melihat ponselnya sekali lagi, niatnya ingin mencari2 lagi namun hasilnya nihil. Hanya ada foto2 mereka yang sedang di bandara saja yang beredar.

"YA TUHAN CAPEK BANGET NGURUS GINI DOANG!!!"