Setelah apa yang Wonyoung alami akhir-akhir ini sukses membuatnya tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu. Pikirannya selalu tertuju pada orang yang ia duga itu Haruto.Hari ini kampusnya mengadakan sebuah kegiatan sosial, yang dimana terjun ke sebuah desa dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat disana.
Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Bagi Wonyoung, ini adalah kesempatan yang bagus untuk meyakinkan bahwa yang ia lihat tempo hari adalah Haruto.
Wonyoung melangkahkan kakinya, menghampiri tumpukan sampah yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung.
Cuaca hari ini cukup terik. Wonyoung harus segera bergegas untuk menyelesaikan pekerjaannya ini.
"Kenapa sendirian?" Ucap seseorang dengan suara yang kurang jelas karena tertutup masker.
Wonyoung mendongak, namun ia tidak dapat melihat wajah orang itu. Wajahnya tertutup masker dan topinya. Orang itu juga sedikit menunduk.
"Maaf, siapa ya?"
Orang itu terdiam.
"Oh maaf kalo gue lancang. Gue bermaksud bantuin lo. Kasihan sendirian" jawabnya.
Wonyoung tak menjawab. Ia memperhatikan setiap gerakan demi gerakan yang dilakukannya. Serta menerawang suara orang ini mirip seseorang yang amat ia rindukan.
Orang itu telah selesai memungut sampah, lalu ia bangkit dari posisinya.
Wonyoung justru gemas dengan kelakuan orang ini yang membuatnya begitu risih. Dengan secepat kilat, tanpa perijinan dari orang itu, Wonyoung melepas topi yang digunakannya.
Sontak Wonyoung kaget. Dari sorot mata orang itu sudah jelas.
Orang ini adalah...
"Haruto?" Wonyoung mengucapkannya dengan sangat berat dan terbata-bata. Matanya masih melihat orang yang ada di depannya.
Orang itu terdiam. Penyamarannya telah gagal.
Akhirnya, ia membuka masker yang menutupi mulut hingga hidungnya secara perlahan.
"Haruto? Ini gue, Doyoung hehe" jawabnya dengan sedikit terkekeh.
Ada sedikit kekecewaan di hati Wonyoung. Tapi mengapa bisa Doyoung mirip dengan Haruto? Wonyoung merasa telah menciptakan suatu halusinasi di otaknya yang membuat Doyoung ini mirip dengan Haruto. Padahal mereka sama sekali tidak mirip, dan juga suara mereka juga jelas berbeda.
"Tapi kenapa lo bisa kenal Haruto?"
Wonyoung mengalihkan pandangannya, kini menatap Doyoung dengan sorot mata yang berbinar.
"Lo kenal sama dia?" Kali ini Wonyoung yang melemparkan kembali pertanyaan kepada Doyoung.
Dan tentu saja, Doyoung mengangguk mantap.
"Lo bisa bantu gue?"
Doyoung menaikkan kedua alisnya. "Bantu buat apa?"
Wonyoung menghela nafasnya berat. "Bantu gue buat ketemu sama Haruto. Dia ada disini. Dan mungkin juga, dia sekampus sama kita"
Doyoung terlihat berpikir sejenak sebelum ia menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Wonyoung.
"Gue bakal bantu lo, tapi..."
"Apa?"
"Gue mesti nuntun lo dari awal dulu"
"Hah? Maksudnya?"
"Biar lo ngerti, Won"
"Tapi ini gue malah gak ngerti sama sekali, Doyoung"
"Makanya gue tuntun lo perlahan, supaya lo ngerti—"
Wonyoung masih terdiam.
"—karena, Haruto ada kaitannya sama lo di masa lalu" lanjut Doyoung dan membuat Wonyoung semakin bingung.
Teka teki apa lagi ini? Wonyoung hanya berniat untuk mencari Haruto, namun mengapa harus dipersulit seperti ini?
Hal apa lagi yang terkait dengannya dan Haruto di masa lalu?
Apa mereka pernah bertemu sebelumnya?
Sebelum mereka benar-benar bertemu di hotel akibat insiden kartu identitas Haruto terjatuh di bandara?
KAMU SEDANG MEMBACA
WATANABE HARUTO [END]
FanficWonyoung melihat sebuah kartu yang jatuh tepat dihadapannya. Wonyoung beranjak dari duduknya, lalu memungut kartu itu dan melihat... "Watanabe Haruto?" Saat bertemu dengan Haruto, Wonyoung menemukan banyak sekali keganjalan-keganjalan dan pertanyaan...