Doyoung mengajak Wonyoung ke sebuah tempat. Sebelumnya Doyoung udah sempat memberi kabar dan Wonyoung menyetujuinya.
Wonyoung sempat kaget setelah tau Doyoung mengajaknya kemari. Karena sebelumnya, ia meminta Wonyoung untuk menemaninya ke perpustakaan dan membuat tugas bersama.
"Lo ingat sesuatu?" Tanya Doyoung sambil mendekat kearah Wonyoung dan hanya menerima gelengan kepala dari Wonyoung.
Doyoung menghela nafasnya, kemudian mengedarkan pandangannya pada tempat ini.
"Mungkin gue harus sering-sering ngajak lo ke tempat ini, supaya otak lo bisa ingat memori masa lalu lo"
Doyoung mengajak Wonyoung ke sebuah taman. Taman ini dihiasi banyak bunga yamg cantik, pepohonan yang rindang, dan air mancur di tengahnya membuat taman ini menjadi asri dan sejuk.
"Ikut gue" ajak Doyoung lalu mendahului Wonyoung.
Wonyoung mengalihkan pandangannya, mengekori kemana Doyoung pergi.
Doyoung tepat berhenti di salah satu ayunan di taman ini. Pandangan Wonyoung terpaku saat melihat ayunan itu. Ia teringat kembali pada masa kecilnya.
Seketika bayangan dua anak kecil terlintas di benaknya, yang sedang bermain ayunan. Anak kecil ini perempuan, dan yang satunya lagi laki-laki.
Namun, Wonyoung tidak tahu siapa mereka.
Melihat reaksi Wonyoung yang gelisah, Doyoung menghampirinya dengan sedikit berlari.
"Apa lo inget sesuatu?"
Wonyoung masih menunduk, lalu mendongak menatap Doyoung yang sedang menatapnya khawatir.
"Gue ngeliat sesuatu, Doy" jawabnya dengan alis yang masih tertaut.
Doyoung masih terdiam, memberi kesempatan Wonyoung untuk melanjutkan kata-katanya.
"Tapi gue gak tau mereka siapa, yang gue liat ada dua anak kecil main ayunan yang mirip kayak ayunan yang lo tunjuk tadi"
Setelah menjelaskan sedikit, Wonyoung merasa pusing. Karena memaksa otaknya untuk bekerja ekstra mengingat kejadian itu.
"Trus, apa lagi yang lo liat?" Tanya Doyoung menegaskan.
Wonyoung menggeleng pelan "Gue gak tau, gue cuma bisa liat itu dan dengar ketawa kecil mereka"
Wonyoung menatap Doyoung dengan mata yang berbinar, "Apa anak laki-laki itu, lo, Doy?"
Doyoung tertegun, dan menelan ludahnya. Rasanya sangat tercekat. Rencananya untuk memulihkan ingatan Wonyoung gagal.
"Anak laki-laki itu mirip lo" tegasnya lagi namun tidak ada respon dari Doyoung.
Wonyoung mengalami amnesia setelah mengalami kecelakaan tunggal saat pulang dari sekolah. Ia melupakan banyak hal, kecuali keluarganya.
"Ayo kita pulang, keadaan lo gak lagi gak baik" Doyoung mengalihkan pembicaraan dengan mengajaknya pulang, lalu menuntun Wonyoung kembali ke mobil.
"Lo mau makan dulu gak?" Tanya Doyoung setelah mengotak-atikkan sesuatu pada ponselnya dan menyalakan mesin mobil.
Wonyoung sedikit ragu, tentu masih merasa canggung.
"Muka lo pucet, makan aja dulu. Daripada sakit?"
Akhirnya Wonyoung mengangguk.
Doyoung melajukan mobilnya pelan menuju tempat makan yang tak jauh dari rumah kontrakan Wonyoung. Agar nanti setelah makan, perjalanan pulang tidak ditempuh sangat jauh, karena Wonyoung butuh istirahat.
Notifikasi masuk pada ponsel seseorang, dan dirinya sangat antusias saat tau siapa pengirimnya. Saat melihat isinya, raut wajah orang ini yang awalnya tersenyum cerah menjadi redup.
Ia mengunci ponselnya kembali.
Semua butuh proses. Cepat atau lambat, kamu akan tau semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATANABE HARUTO [END]
FanfictionWonyoung melihat sebuah kartu yang jatuh tepat dihadapannya. Wonyoung beranjak dari duduknya, lalu memungut kartu itu dan melihat... "Watanabe Haruto?" Saat bertemu dengan Haruto, Wonyoung menemukan banyak sekali keganjalan-keganjalan dan pertanyaan...